Sedangkan menurut pasal 1 ayat 1 UU 431999 pegawai negeri sipil adalah setiap warga Negara RI yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku. Pegawai negeri sipil sipil terdiri dari atas:
1. Pegawai negeri sipil pusat PNS Pusat, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang gajinya
dibebankan pada APBN, dan bekerja pada departemen, lembaga non departemen, kesekertariatan Negara, lembaga
– lembaga tinggi Negara, instansi vertical di daerah
– daerah, serta kepaniteraan di pengadilan. 2.
Pegawai Negeri Sipil Daerah PNS Daerah, yaitu pegawai negeri sipil yang bekerja di pemerintah daerah dan gajinya dibebankan pada APBD. PNS Daerah
terdiri dari PNS Daerah Provinsi dan PNS Daerah KabupatenKota.
1.5.3. Pengaruh Budaya Organisasi dengan Produktivitas
Sumber daya manusia organisasi yang produktif merupakan aspek penting dalam setiap perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi. Tuntutan pelayanan
yang lebih baik pada organisasi menjadi salah satu pendorong perlunya upaya untuk mempersiapkan elemen penting organisasi sebagai penggerak setiap roda kegiatan
yakni sumber daya manusia agar lebih siap dan produktif dalam kerjanya. Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu berupaya agar
para anggota atau pekerja yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat
Universitas Sumatera Utara
memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya pegawai yang memiliki keterampilan dan keahlian bekerja, karena apabila pegawai tidak memiliki keahlian
dan keterampilan akan berakibat menurunnya produktivitas dan merugikan organisasi.
Pada kondisi saat ini, sejak di berlakukannya Otonomi Daerah, hampir di semua sektor mengalami perubahan yang signifikan. Peningkatan sumber daya
manusia, sarana prasarana, efisiensi dan efektivitas organisasi telah dilakukan. Sehingga budaya organisasi yang ada dapat menentukan optimalisasi pelaksanaan
pekerjaan dalam mencapai produktivitas pegawai yang tinggi. Budaya organisasi yang kondusif antara lain ditunjukkan oleh sikap pegawai yang mampu beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan baik eksternal maupun internal dan dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman, sehingga produktivitas pegawainya juga
tinggi. Apabila budaya organisasinya tinggi maka produktivitas pegawainya juga tinggi. Secara keseluruhan baik budaya organisasi maupun produktivitas pegawai
hasilnya adalah tinggi. Dengan kata lain, budaya organisasi menjadi pengarah perilaku pegawai untuk
mencapai tujuan organisasi. Selain itu, budaya organisasi dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, lebih memahami makna hidup, dan pengabdian
sebagai aparatur negara dengan cara bekerja sebaik –baiknya dan berprestasi dalam
lingkungan tugas kerjainstansinya. Hal ini perlu untuk menilai apakah kegiatan telah
Universitas Sumatera Utara
sesuai seperti yang diharapkan atau untuk menilai apakah produktivitas kerja meningkat.
Hal tersebut dipertegas Siagian 2000, Yang mengatakan bahwa
perusahaanorganisasi yang memilki budaya yang kuat mampu meningkatkan produktivitasnya, menumbuh suburkan semangat kebersamaan dikalangan para
anggotannya, meningkatkan rasa “sense belonging” terhadap perusahaanorganisasi, serta mampu memperbesar keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, budya dalam
suatu organisasi merupakan pengikat bagi semua karyawan secara bersama dan sekaligus sebagi pemberi arti dari maksud keterlibatan karyawan dari proses
produksi. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja yang
meningkat menunjukkan kekuatan budaya dalam mempengaruhi perilaku pegawai untuk mencapai tujuan, sebaliknya produktivitas yang rendah menunjukkan
lemahnya budaya mempengaruhi perilaku pegawai untuk mencapai tujuan.
1.6 Hipotesis