Perempuan Perbandingan laki-laki dan perempuan dalam menurunkan kadar gula darah

commit to user 49 49 Aktifitas fisik yang berlebihan akan mengaktifasi saraf adrenergik dan dapat menekan sekresi insulin melalui perangsangan reseptor a2 adrenergik pada sel-sel langerhan b pankreas sehingga dapat menyembabkan kenaikan kadar gula darah. Suhardi Suherman, 2007.

b. Perempuan

Pada perempuan ovarium memproduksi hormon steroid endogen estrogen dan progesteron, kedua hormon dan derivat sintetiknya mempunya peranan penting pada perempuan antara lain mempengaruhi pertumbuhan alat-alat reproduksi perempuan. Selain itu juga mempengaruhi proses metabolisme lipid, karbohidrat, lemak dan mineral Suharti Suherman, 2007 Aktivitas fisik tidak sebanyak pada laki-laki sehingga kemungkinan stres fisik pada perempuan tidak setinggi pada laki-laki, aktivasi hormon adrenalin maupun hormon glukokortikoit tidak setinggi pada laki-laki. Jadi kemungkinan ada perbedaan penurunan kadar gula darah pada laki-laki dan perempuan.

c. Perbandingan laki-laki dan perempuan dalam menurunkan kadar gula darah

. Pada laki-laki hormon androgen lebih berperan pada metabolisme protein, pada perempuan hormon estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat sehingga bisa dikatakan penurunan kadar gula darah prediabetes laki- laki dan perempuan akan berbeda. Pada laki-laki aktivitas fisik lebih tinggi dibanding perempuan, sehingga bisa dikatakan kemungkinan penurunan kadar gula darah pada laki-laki dibanding dengan perempuan, karena pada laki-laki lebih banyak mengalami stres fisik dibanding dengan perempuan. commit to user 50 50 B . Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dari Supriyadi Sudirman Baequny Ahmad dengan judul ”Pengaruh senam Diabetes mellitus terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita Diabetes mellitus”. Hasil penelitian terhadap 67 responden didapatkan bahwa kadar gula darah sebelum senam yang paling banyak adalah = 180 mgdl sebanyak 25 orang 37,3 dan nilai kadar gula darah sebelum senam yang paling sedikit adalah 100-144 mgdl sebanyak 18 orang 26,9. Nilai kadar gula darah sesudah senam yang paling banyak adalah = 180 mgdl sebanyak 37 orang 53,2 dan nilai kadar gula darah sesudah senam yang paling sedikit adalah 100-144 mgdl sebanyak 13 orang 19,4. Disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh senam diabetes inilitus terhadap penurunan kadar gula darah dimana didapatkan nilai t hitung sebesar 3.986 1ebih kecil dari t table 1,67 dengan tarafsignifikan a = 5 dengan nilai p p value adalah 0,000, dimana nilai tersebut p 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, perubahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan kenaikan kadar gula darah karena pengambilan gula darah dilakukan 30 menit dimana waktu tersebut terjadi peningkatan proses metabolisme. Penelitian lain dari Yola Pratiwi dengan judul ”Hubungan Diet, Olahraga, Kepatuhan Berobat, dan Penyuluhan Kesehatan Dengan Komplikasi Kronis Diabetes Melitus Studi Pada Poli Interne RSUP Dr. Soedono Kota Madiun dengan hasil dari penelitian ini didapat dua faktor yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi kronis diabetes melitus, antara lain diet dengan nilai OR = 2.493 1.144-5.435 dan kepatuhan berobat dengan nilai OR 2.774 1.206-6.379. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan terjadinya komplikasi kronis commit to user 51 51 diabetes melitus antara lain umur dengan nilai OR = 1.469 0.541-3.989, jenis kelamin dengan nilai OR = 1.253 0.585-2.684, pendapatan dengan nilai OR = 1.167 0.392-3.476, Olahraga dengan nilai OR = 1.446 0.680-3.078, dan penyuluhan kesehatan dengan nilai OR = 1.340 0.632-2.838. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada faktor yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi kronis diabetes melitus dan disarankan untuk mencegah terjadinya komplikasi dengan diet dan patuh untuk berobat kepelayanan kesehatan. Penelitian lain dengan judul “Motivasi Penderita Diabetes Mellitus Tipe Ii Dalammengikuti Kegiatan Olahraga Pada Anggota Persatuan Diabetes Indonesia Persadia Cabang Pekalongan” oleh Yulia Fitrianti menunjukkan bahwa rata-rata tingkat motivasi instrinsik dalam mendorong penderita Diabetes Mellitus Tipe II dalam mengikuti kegiatan olahraga mencapai 74,00 yang termasuk dalam kategori tinggi. Adapun beberapa alasan penderita Diabetes Mellitus Tipe II dalam mengikuti kgiatan olahraga ditinjau dari motivasi intrinsik tersebut antara lain untuk : 1 menurunkan kadar glukosa dalam darah, 2 menurunkan berat badan, 3 menjaga tubuh bugar, 4 menjaga kondisi tubuh agar normal, 5 mencapai kondisi fisik yang lebih baik, 6 menstabilkan berat badan, 7 menyalurkan kesenangan, 8 menghilangkan kejenuhan, 9 karena menyukai olahraga tersebut, 10 karena hobi olahraga, 11 untuk memenuhi kebutuhan, 12 karena kurangnya melakukan aktivitas fisik, 13 berolahraga hanya sejak terkena Diabetes Mellitus, 14 agar terlihat menonjol dalam kelompok, 15 untuk mendalami olahraga yang dilakukan, 16 hanya bertujuan untuk sembuh, 17 untuk mendapatkan perhatian, karena merasa mampu melakukan olahraga yang disukai, 18 untuk mendapatkan perhatian. Rata-rata tingkat motivasi ekstrinsik commit to user 52 52 yang mendorong penderita Diabetes mellitus Tipe II dalam melakukan kegiatan olahraga mencapai 74,38 yang termasuk dalam kategori tinggi. Adapun beberapa alasan ekstrinsik yang memotivasi penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti kegiatan olahraga, antara lain: 1 karena adanya dorongan dari keluarga, 2 karena banyak teman yang juga mengikuti kegiatan olahraga, 3 menambah pertemanan, 4 memupuk tali persaudaraan, 5 menjalin kerjasama antar penderita, 6 memperoleh simpati, 7 adanya dorongan dari dokter, 8 karena keluarga juga menyukai olahraga, 9 agar keluarga tidak khawatir dengan kesehatan penderita, 10 karena tuntutan pekerjaan yang membutuhkan kondisi fisik yang baik, 11 untuk kebutuhan pekerjaan, 12 untuk meningkatkan kuantitas waktu dalam bekerja, 13 untuk menambah pengalaman, 14 untuk menambah wawasan, 15 dapat mengunjungi tempat baru, 16 karena olahraga yang dilakukan menyenangkan, 17 karena mudah dilakukan, 18 karena instruktur olahraga yang baik, 19 karena pembina olahraga yang baik, 20 karena akrab dengan pembina olahraga, 21 untuk mendapatkan rasa aman selama melakukan olahraga, 22 untuk mendapatkan keteraturan dalam melakukan olahraga. Beberapa saran berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain : 1 mempertahankan motivasi yang sudah tinggi, dan memberikan motivasi bagi penderita Diabetes Mellitus tipe II yang belum aktif dapat berupa penambahan pengetahuan tentang pentingnya kegiatan olahraga bagi penderita Diabetes Mellitus, sehingga dengan inisiatif sendiri mau melakukan kegiatan olahraga secara berkelanjutan baik dilakukan bersama kelompok sesama penderita maupun individu, 2 Untuk suatu organisasi atau perkumpulan yang bergerak dibidang kesehatan pada umumnya dan bagi PERSADIA pada khususnya hendaknya commit to user 53 53 mampu memberikan modifikasi dalam hal pemberian metode yang berhubungan dengan kegiatan olahraga, baik dalam hal jenis olahraga, tempat dan lain sebagainya untuk mengantisipasi timbulnya kebosanan penderita dalam melakukan olahraga.

C. Kerangka Berpikir

1. Latihan Interval Latihan interval merupakan medium utama untuk menunjukan efek-efek pelatihan yang spesifik sehingga diharapkan pelatihan ini akan memberikan pengaruh terhadap kadar gula darah. 2. Latihan Interval Anaerob Terdiri dari a. Work: latihan dengan intensitas tinggi, proses metabolisme karbohidrat anaerob terjadi pada ekstra mitokondrial tanpa memerlukan oksigen b. Rest:Latihan dengan intensitas sedang dengan proses metabolisme karbohidrat aerob terjadi pada intra mitokondrial dengan memerlukan oksigen Bender david Mayes Peter, 2009 3. Latihan Interval Aerob Terdiri dari a. Work: latihan dengan intensitas sedang, proses metabolisme karbohidrat aerob terjadi intra mitokondrial dengan memerlukan oksigen