Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus adalah suatu sindrom yang ditandai hiperglikemi kronis dengan gangguan metabolisme karbohidrat protein dan lemak yang disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi insulin dan atau kerja insulin Kurniati 2004 Dari berbagai penelitian di Indonesia didapatkan prevalensi diabetes melitus sebesar 1,5 - 2,3 pada penduduk usia lebih dari 15 tahun, bahkan pada penelitian epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi diabetes melitus 6,1. Penelitian yang dilakukan di Jakarta juga menunjukan adanya kenaikan orevalensi Ardyanto 2002 Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Selain itu komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah kerusakan pada pembuluh darah di retina mata retinopati diabetikum yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan, kelainan pada fungsi ginjal yang bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah hemodialisa dan kerusakan pada saraf yang menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera. Selain itu lukainfeksi pada penderita diabetes biasanya berjalan lambat penyembuhannya karena kadar gula yang tinggi dalam darah menyebabkan bakteri dapat tumbuh dengan subur, akibatnya pada beberapa kasus terkadang amputasi mejadi salah satu pilihan untuk menghentikan penyebaran infeksi. commit to user 2 2 Prediabetes merupakan kondisi individu dengan kadar glukosa darah lebih tinggi dari rentang normal tetapi belum mancapai kondisi diabetik yaitu individu dengan toleransi glukosa terganggu atau disebut dengan TGT atau glukosa darah puasa terganggu GDPT tanpa adanya keluhan maupun gejala apapun American Diabetes Association 2002. Sebagian besar individu prediabetes akan didapatkan resiko percepatan timbulnya arterio sclerosis yang selanjutnya terjadi penyakit kardiovaskuler Hayden Tyagi 2002. Sebagian besar prediabetes dalam kurun waktu 10 tahun akan berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2. Prevalensi sindroma metabolic pada penderita prediabetes lebih besar dibanding populasi normal, sehingga diperlukan upaya pencegahan agar individu prediabetes tidak berkembang menjadi diabets tipe 2 atupun tidak masuk dalam sindrom metabolic maupun tidak menderita penyakit kardiovaskuler Joko Hardiman 2009. Pencegahan itu antara lain dengan melakukan pola hidup yang kurang aktivitasnya dengan latiahn jasmani yang terukur dan terprogram disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Latihan jasmani diusahakan sesuai konsep CRIPE Continous, Rhytmitical, Interval, Progresive and Endurance training dengan latihan jasmani aerobik seperti jalan kaki atau joging maupun senam atau renang diusahakan mencapai zona sasaran yakni frekuensi denyut nadi maksimal ¾ kali 220 – umur. Latihan jasmani dibagi menjadi 3-4 X tiap minggu selama 30 sampai 45 menit. Dengan latihan jasmani yang terprogram dapat menurunkan kadar gula darah memperbaiki kepekaan dan menambah jumlah reseptor insulin, dapat menurunkan resistensi insulin. Dengan hasil akhir dapat commit to user 3 3 mencegah atau memperlambat perkembangan prediabetes kearah timbulnya DM tipe 2 dan timbulnya penyakit kardiovaskuler. Djoko Hardiman 2009 Olahraga yang teratur dapat mengendalikan resiko diabetes antara lain dengan mengurangi stres yang sering menjadi pemicu kenaikan kadar gula darah, dianjurkan berolahraga dengan gembira dan untuk meningkatkan dan mempertahankan motivasi berolahraga, dianjurkan untuk bergabung dengan klub – klub olahraga yang ada. Persadia, 2008 Stres akan memacu hipotalamus untuk mengeluarkan corticotropin releasing hormon CRH. Peningkatan CRH memacu hipofisis anterior mengeluarkan hormon perangsang kortek adrenal yaitu Adeno Corticotropic Hormon ACTH. ACTH akan memacu kortek adrenal untuk mengeluarkan kortisol atau glukokortikoid Sherwood 2001 Hormon Kortikosteroid akan menyebabkan glukoneogenesis dijaringan perifer dan di hepar sehingga dapat meningkatkan kadar glukosa darah Suharti K Suherman Purwantyastuti Ascobat, 2007 Secara umum setiap keadaan yang mengaktivasi saraf adrenergik seperti strees, operasi dll, akan menekan sekresi insulin melalui perangsangan reseptor alpha 2 adrenergic pada sel-sel langerhans pankreas Suharti K suherman 2007 Latihan Interval aerobic adalah latihan selang-seling aerobic dan fase istirahat yang keduanya membutuhkan O2 untuk metabolismenya, dan latihan aerobic dalam penelitian telah terbukti menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes. Ilyas, 2005 commit to user 4 4 Pada penderita laki-laki dimana hormon androgen memberikan efek anabolik protein menyebabkan imbangan nitrogen posiitif, retensi natrium, kalium klorida dan penambahan berat badan Purwantyastuti Askobat, 2007 sedangkan pada perempuan pengaruh estrogen dan progesteron dapat mengalami gangguan test toleransi glukosa Suharti Suherman, 2007 Latihan interval anaerobic adalah latihan selang-seling anaerobic yang tidak membutuhkan O2 dan fase istirahat yang membutuhkan O2 untuk proses metabolismenya Efek latihan fisik anaerobic pada otot meningkatkan aktivitas enzim glukolitik sehingga terjadi peningkatan pemecahan glikogen otot. Pengurasan glikogen otot akn diimbangi pemasukan glukosa plasma kedalam sel yang berakibat menurunnya kadar glukosa plasma Tuo Mileh, 2001 Latihan fisik anaerob teratur akan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin dan meningkatnya Glu T4 Glucose Transporter pada permukaan membran sel, sehingga terjadi peningkatan pemasukan glukose kedalam sel dan berakibat menurunkan kadar glukosa plasma Tuo Mileh, 2001., Laughlin 2004 Berdasarkan beberapa kajian ilmiah yang telah diungkapakan tersebut maka dalam penelitian ini akan mengkaji perbedaan pengaruh metode latiahn interval aerob dan anaerob terhadap kadar gula darah penderita diabetes laki-laki dan wanita. Penelitian dilakukan pada peserta senam jantung sehat Manahan mengingat para peserta senam jantung sehat sebagian besar mempunyai resiko terjadinya sindroma metabolic maupun penyakit-penyakit kardiovaskuler. commit to user 5 5

B. Identifikasi Masalah