Gonore HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gonore juga berada pada urutan keempat Choudry et al., 2010. Sementara itu, di Pakistan, infeksi Gonore juga berada pada urutan kedua Maan, et al., 2011.
Masih tingginya angka kejadian gonore ini diduga karena adanya resistensi terhadap N. gonorrhoeae akibat penggunaan antibiotik terus menerus Choudry,
et al. , 2010.
IMS pada urutan ketiga adalah infeksi Kandidiasis vuvovaginalis 11.9 dan HIV 11.9. Hasil ini berbeda dengan penelitian Purba 2009 yang
menyatakan Kandidiasis vulvovaginalis berada pada urutan kedua sedangkan penelitian Devi, et al. 2009 menyatakan berada pada urutan keempat. Sementara
menurut Choudry, et al. 2010, HIV berada pada urutan keenam. Adanya pe- ningkatan kasus HIV ini erat kaitannya dengan peningkatan kasus IMS.
Infeksi lainnya yang jumlahnya lebih sedikit antara lain Sifilis 8, Herpes genitalis 8, UNSIGNS 5.9, dan Ulkus mole 0.7. Sedangkan infeksi
Moloskum kontangiosum, Limfogranuloma venerum, dan Granuloma inguinale tidak lagi dijumpai pada lima tahun terakhir ini.
Selain itu, berdasarkan etiologinya tabel di lampiran 3, jenis IMS yang disebabkan oleh virus 55.6 lebih banyak dari IMS bakterial 26.6 dan IMS
jamur 17.8. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jain, et al. 2008 di India dan Karn, et al. 2011 di Nepal yang juga mendapati bahwa virus
penyebab tersering IMS. Menurut Devi, et al. 2009, pada beberapa dekade belakangan, jumlah kasus IMS yang disebabkan bakteri sudah mengalami
penurunan karena pasien lebih banyak membeli antibiotik spektrum luas untuk mengatasi sendiri gejalanya dan tidak ke dokter. Sementara untuk IMS yang
disebabkan oleh virus cenderung menetap atau kambuh sehingga memerlukan konsultasi berulang ke dokter.
Dengan melakukan tabulasi silang antara jenis IMS dengan jenis kelamin, kelompok usia, status perkawinan, pekerjaan, tingkat pendidikan terakhir, dan
tempat tinggal tabel terdapat di lampiran 3, maka didapatkan gambaran pola masing -masing jenis IMS sebagai berikut :