menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.
d. Agency Theory
Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Antara
pemegang saham dengan manager juga akan mengalami konflik kepentingan. Jika hutang mencapai jumlah yang signifikan dibandingkan
dengan saham, maka pemegang saham akan tergoda melakukan subtitusi asset, dalam hal ini pemegang saham akan beroperasi dengan
meningkatkan resiko perusahaan. Resiko perusahaan yang meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena kemungkinan
memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin besar.
2.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal.
1. Struktur Aktiva
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap , akan mengutamakan pemenuhan
modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya
terdiri dari aktiva lancer akan cenderung mengutamakan pemenuhan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.
2. Growth Opportunity
Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang
negative antara Growth Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan
dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan. 3.
Profitabilitas Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai
internal funding. Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan
profitalitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang relative kecil Bringham
Houston, 2001. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana
yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin
tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang. 4.
Stabilitas Penjualan
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan dengan penjualan relatif stabil dapat lebih aman memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya
stabil, secara historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada perusahaan industri.
5. Leverage Operasi
Jika hal-hal lain tetap sama konstan, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar
leverage keuangan karena perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil.
6. Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan
yang terkena tarif pajak. Oleh karena itu semakin tinggi tarif pajak, semakin besar manfaat penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan.
7. Pengendalian
Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur pendanaan. Apabila manajemen saat ini
mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan mempunyai lebih dari 50 persen tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk
membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin memutuskan
Universitas Sumatera Utara
untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang dapat membawa perusahaan pada
risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan jatuh bangkrut, para manajer tersebut akan kehilangan pekerjaan. Tetapi, jika utangnya
terlalu kecil, manajemen menghadapi risiko pengambilalihan. Jadi, pertimbangan pengendalian tidak selalu mengkehendaki penggunaan
utang atau ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi manajemen bervariasi dari suatu kondisi ke kondisi yang
lain. Bagaimanapun, jika posisi manajemen sangat rawan, situasi pengendalian perusahaan akan dipertimbangkan.
8. Sikap Manajemen
Sebagian manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen yang lain sehingga menggunakan hutang yang lebih kecil daripada
rata-rata industri yang bersangkutan, sementara manajemen yang lain cenderung menggunakan banyak utang usaha dalam upaya mengejar
laba yang tinggi. 9.
Sikap Pemberi Pinjaman dan Penilai Peringkat Tanpa memperhatikan analisi para manajer atas faktor-faktor leverage
yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat rating agency seringkali mempengaruhi
keputusan struktur keuangan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur pendanaannya dengan pemberi pinjaman dan
Universitas Sumatera Utara
lembaga penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima.
10. Kondisi Pasar
Kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan dalam jangka panjang dan jangka pendek sangat berpengaruh terhadap
struktur modal perusahaan yang optimal. 11.
Kondisi Internal Perusahaan Dalam hal ini, kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap
kebijakan struktur modal. Jika kondisi internal perusahaan baik, maka kebijakan struktur modal juga akan meningkat.
12. Fleksibilitas Keuangan
Dengan fleksibilitas keuangan, maka akan sangat membantu perusahaan dalam bidang pendanaan karena melalui adanya
fleksibilitas keuangan maka kapasitas cadangan yang memadai dapat dipertahankan.
2.2. Rentabilitas