komposisi utangnya. Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan- urutan prefensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam Teori
Pecking Order adalah sebagai berikut : 1.
Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan
perusahaan. 2.
Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.
3. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi
keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan
lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain.
4. Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan
surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran
seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.
Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai
tingkat hutang yang lebih kecil.
c. Asymetric Information Model dan Signaling Theory
Universitas Sumatera Utara
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer yang memiliki informasi yang bagus tentang perusahaan akan menyampaikan kepaa
investor luar sehingga akan meningkatkan harga saham perusahaan. Akan tetapi dengan adanya masalah asymmetric information, maka
manajer tidak bisa hanya menyampaikan informasi yang bagus tersebut karena bisa saja manajer lain juga menyampaikan hal yang sama yang
dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan pada investor. Teori ini terdiri dari Teori :
1. Myers dan Majluf
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manager dengan pihak luar. Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap
mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar. 2.
Signaling Mengembangkan model dimana struktur modal penggunaan hutang
merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa
menggunakan hutang lebih banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa
dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan
Universitas Sumatera Utara
menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.
d. Agency Theory
Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Antara
pemegang saham dengan manager juga akan mengalami konflik kepentingan. Jika hutang mencapai jumlah yang signifikan dibandingkan
dengan saham, maka pemegang saham akan tergoda melakukan subtitusi asset, dalam hal ini pemegang saham akan beroperasi dengan
meningkatkan resiko perusahaan. Resiko perusahaan yang meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena kemungkinan
memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin besar.
2.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal.
1. Struktur Aktiva
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap , akan mengutamakan pemenuhan
modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya
terdiri dari aktiva lancer akan cenderung mengutamakan pemenuhan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.
2. Growth Opportunity
Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang
negative antara Growth Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan
dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan. 3.
Profitabilitas Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai
internal funding. Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan
profitalitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang relative kecil Bringham
Houston, 2001. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana
yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin
tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang. 4.
Stabilitas Penjualan
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan dengan penjualan relatif stabil dapat lebih aman memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya
stabil, secara historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada perusahaan industri.
5. Leverage Operasi
Jika hal-hal lain tetap sama konstan, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar
leverage keuangan karena perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil.
6. Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan
yang terkena tarif pajak. Oleh karena itu semakin tinggi tarif pajak, semakin besar manfaat penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan.
7. Pengendalian
Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur pendanaan. Apabila manajemen saat ini
mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan mempunyai lebih dari 50 persen tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk
membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin memutuskan
Universitas Sumatera Utara
untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang dapat membawa perusahaan pada
risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan jatuh bangkrut, para manajer tersebut akan kehilangan pekerjaan. Tetapi, jika utangnya
terlalu kecil, manajemen menghadapi risiko pengambilalihan. Jadi, pertimbangan pengendalian tidak selalu mengkehendaki penggunaan
utang atau ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi manajemen bervariasi dari suatu kondisi ke kondisi yang
lain. Bagaimanapun, jika posisi manajemen sangat rawan, situasi pengendalian perusahaan akan dipertimbangkan.
8. Sikap Manajemen
Sebagian manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen yang lain sehingga menggunakan hutang yang lebih kecil daripada
rata-rata industri yang bersangkutan, sementara manajemen yang lain cenderung menggunakan banyak utang usaha dalam upaya mengejar
laba yang tinggi. 9.
Sikap Pemberi Pinjaman dan Penilai Peringkat Tanpa memperhatikan analisi para manajer atas faktor-faktor leverage
yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat rating agency seringkali mempengaruhi
keputusan struktur keuangan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur pendanaannya dengan pemberi pinjaman dan
Universitas Sumatera Utara
lembaga penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima.
10. Kondisi Pasar
Kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan dalam jangka panjang dan jangka pendek sangat berpengaruh terhadap
struktur modal perusahaan yang optimal. 11.
Kondisi Internal Perusahaan Dalam hal ini, kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap
kebijakan struktur modal. Jika kondisi internal perusahaan baik, maka kebijakan struktur modal juga akan meningkat.
12. Fleksibilitas Keuangan
Dengan fleksibilitas keuangan, maka akan sangat membantu perusahaan dalam bidang pendanaan karena melalui adanya
fleksibilitas keuangan maka kapasitas cadangan yang memadai dapat dipertahankan.
2.2. Rentabilitas
Pada umunya perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang telah direncanakan. Untuk memperoleh laba tersebut, dalam menjalankan
operasinya perusahaan memerlukan sumber daya berupa aktiva maupun
Universitas Sumatera Utara
modal. Semua modal yang bekerja di dalam perusahaan adalah modal sendiri dan modal asing. Rentabilitas menunjukkan perbandingan perbandingan
antara laba dengan modal atau aktiva yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut. Menurut Martono 2001 : 18, “Rentabilitas
adalah ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”.
Sedangkan menurut Harahap 2004 : 395,”Rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan melalui
semua kemampuan dan sumber daya yang ada”. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-
macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu
laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau laba neto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan
keseluruhan aktiva ”tangible”, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.
Dengan adanya bermacam-macam cara dalam penilaian rentabilitas suatu perusahaan, maka tidak mengherankan jika ada beberapa perusahaan yang
berbeda-beda dalam cara menghitung rentabilitasnya. Yang penting ialah rentabilitas mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi
penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan.
2.3. Rentabilitas Modal Sendiri