Teknik Pengumpulan Data Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

Sampel adalah sebagian dari unit populasi yang diperoleh melalui sampling tertentu Rochaety, 2007:64. Metode sampling yang dilakukan adalah purposive sampling. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Adapun kriteria sample yang akan dipilih adalah perusahaan tersebut harus memiliki : 1. Perusahaan sampel adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan ICMD Indonesian Capital Market Directory selama tahun 2008-2012 2. Perusahaan sampel menerbitkan laporan keuangan yang selama periode penelitian yaitu tahun 2008-2012 3. Perusahaan yang diteliti tersebut tidak mengalami delisting selama periode penelitian yaitu tahun 2008-2012 Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas maka diperoleh perusahaan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 12 perusahaan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis data sekunder berupa dokumen- Universitas Sumatera Utara dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik, catatan- catatan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis diurai, dibandingkan dan dipadukan sintesis membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data melalui internet dengan mengambil data dari situs www.idx.co.id sesuai periode pengamatan.

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen bebas dan satu variabel dependen terikat. 1. Variabel Bebas Independent Variable Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur modal dan Return on Asset. a. Struktur Modal Struktur modal dapat dihitung dengan menggunakan Longterm Dept to Equity Ratio LDER. Longterm dept LDER = Stockholder’s equity b. Return on Asset ROA Return on Asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Profit after taxes ROA = Total Assets 2. Variabel Terikat Dependent Variable Variabel dependen atau variabel terikat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variaabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen. Erlina, 2008:42. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Equity ROE. Profit after taxes ROE = Stockholder’s equity Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Pengukuran Skala Universitas Sumatera Utara

3.6. Metode Analisis Data

Metode Analisis data terlebih dahulu menggunakan uji asumsi klasik yang dilanjutkan dengan pengujian atas hipotesis. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Tujuan utama dari analisis data adalah meringkas data dalam bentuk yang Variabel Independen Longterm Dept to Equity Ratio LDER Return on Asset ROA Mengukur tingkat struktur modal yang ada di perusahaan dengan membandingkan hutang jangka panjang dengan ekuitas pemegang saham. Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Longterm debt Stockoholder’s equity Net Income Total Asset Rasio Rasio Variabbel Dependen Rentabilitas Modal Sendiri ROE Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan bagi pemegang saham Profit after taxes Stockholder’s Equity Rasio Universitas Sumatera Utara mudah dipahami dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan antara problem penelitian dapat dipelajari dan diuji.

3.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan, mengklasifikasi dan menginterpretasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan perusahaan yang sedang diteliti.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Menurut Erlina dan Mulyani 2007:103, ”Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal”. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu dapat juga digunakan uji statistik non- parametrik Kolmogorov Smirnov K-S. Cara pengambilan keputusannya adalah : Ho : Data residual berdistribusi normal Universitas Sumatera Utara Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Jika signifikan pada nilai Kolmogorov Smirnov 0.05 maka Ho ditolak , jadi data residual berdistribusi tidak normal. Jika signifikan pada nilai K-S 0.05, maka Ho diterima, jadi data residual berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunkan grafik histogram, normal probability plot, dan uji Kolmogorov-Smirnov. b. Uji Multikolinearitas Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana terjadinya satu atau lebih variabel independen berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel independen lainnya. Konsekuensinya adalah pada koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2005:91. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinieritas bias dilihat dari variance inflation factor VIF dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dan juga nilai Toleransinya. Jika suatu model regresi mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai angka Tolerance lebih besar Universitas Sumatera Utara dari 0,1 maka model regresi tersebut tidak mengandung gangguan multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model-model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter-Plot. Dasar analisis menurut Ghozali, 2005:105 adalah: 1. Jika pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya Universitas Sumatera Utara Ghozali, 2005:95. Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya, atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data time series dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi. Adanya autokorelasi bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linier berganda “yang tidak ada korelasi antara anggota sampel”. Konsekuensi dari adanya gejala autokorelasi ini adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Untuk mendeteksi adanya problem autokorelasi dengan penggunaan program SPSS adalah dengan melihat besaran Durbin- Watson yaitu panduan mengenai angka D-W pada table D-X. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative Autokorelasi dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan transformasi data dan menambah data observasi. Pengujian Hipotesis Penelitian Universitas Sumatera Utara Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi tidak terkontrol. Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebapkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas a. Analisis regresi berganda yang sudah ditentukan sebelumnya. Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui kelinieritas variabel terikat dengan varibel bebasnya, selain itu juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya data yang outlier atau data yang ekstrim. Hipotesis diuji dengan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap dependen. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t t-test dan uji F F-test. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana: Y = Rentabilitas Modal Sendiri a = Konstanta X1 = Return on Asset X2 = Struktur Modal b1, b2 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel Universitas Sumatera Utara e = Error Besarnya konstanta dalam a, dan besarnya koefisien regresi masing-masing variabel independen yang ditunjukkan pada X1 dan X2. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variable dependennya. b. Uji signifikan parsial Uji t Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali 2005:84, “uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Bentuk pengujian : H H : b1 : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari LDER dan ROA terhadap variabel ROE. a Pada penelitian ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikan α = 5, dimana : : b1 : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari LDER dan ROA terhadap variabel ROE. H H diterima jika : signifikan 0,05 Kriteria pengambilan keputusan pada uji t ini adalah : ditolak jika : signifikan ≤ 0,05 - Jika Thitung Ttabel pada α 0.05, maka H a - Jika Thitung Ttabel pada α 0.05, maka H ditolak dan a diterima Universitas Sumatera Utara c. Uji signifikan Simultan Uji F Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali 2005:84, “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenterikat”. Bentuk Pengujian : H H : b1 : b2 = 0, artinya variabel LDER dan ROA yang terdapat pada model ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE a Pada penelitian ini nilai FHitung akan dibandingkan dengan FTabel pada tingkat signifikan α = 5, dimana: : b1 : b2 ≠ 0, artinya variabel LDER dan ROA yang terdapat pada model ini berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE H H diterima jika : signifikan 0.05 Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini adalah : ditolak jika : signifikan ≤ 0.05 - Jika FHitung FTabel pada α 0.05, maka H a - Jika FHitung FTabel pada α 0.05, maka H ditolak dan a diterima Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL ANALISI DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemilihan sample dengan teknik purposive sampling diperoleh 18 perusahaan dari 36 perusahaan- perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan time series selama 5 tahun pengamatan pada periode 2008 – 2012. Universitas Sumatera Utara Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata serta standar deviasi dari variabel independen dan variabel dependen. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LDER 60 .005 9.177 .80285 1.347410 ROA 60 -.168 .460 .10512 .123065 ROE 60 -1.400 .685 .15395 .307674 Valid N listwise 60 Sumber : Output SPSS, 2013 Pada table 4.1 di atas menunjukkan bahwa variabel LDER memiliki nilai minimum dan maksimum positif, sedangkan pada variabel ROA dan ROE memiliki nilai minimum negative, maksimum positif dan rata-rata positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah : a. Variabel LDER memiliki nilai minimum 0,05 dan maksimum 9,177 dengan rata-rata 0,80285 dan standar deviasi sebesar 1,347410 dengan jumlah sampel sebanyak 60. b. Variabel ROA memiliki nilai minimum -0,168 dan maksimum 0,460 dengan rata-rata 0,10512 dan standar deviasi sebesar 0,123065 dengan jumlah sampel sebanyak 60. Universitas Sumatera Utara c. Variabel ROE memiliki nilai minimum -1,400 dan maksimum 0,685 dengan rata-rata 0,307674 dan standar deviasi sebesar 1,347410 dengan jumlah sampel sebanyak 60.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

4.1.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis : H H : Data residual berdistribusi normal a Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H : Data residua l tidak berdistribusi normal diterima dan sebaliknya, bila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H Gambar 4.1 Grafik Histogram ditolak. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik histogram sebagaimana terlihat dalam gambar 4.1 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Sumber : Output SPSS, 2013 Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa bentuk cenderung di tengah dan mendekati normal, akan tetapi kesimpulan normal tidak dapat ditarik hanya dengan melihat grafik histogram. Kesimpulan normal dapat dilihat dengan menggunakan metode lain. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat Normal Probability Plot dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Universitas Sumatera Utara Sumber : Output SPSS, 2013 Grafik probabilitas pada gambar 4.2 data menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi tidak normal. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov – Smirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05 Ghozali, 2009:165. Hasil pengujian normalitas terhadap 60 data terlihat dalam Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .15216663 Most Extreme Differences Absolute .210 Positive .140 Negative -.210 Kolmogorov-Smirnov Z 1.627 Asymp. Sig. 2-tailed .010 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS, 2013 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data belum terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,627 dengan nilai signifikan 0,010 atau nilai signifikan 0.05 yaitu 0.010. Hal ini menunjukkan bahwa data belum terdistribusi normal. Untuk memperoleh hasil terbaik maka dilakukan transformasi normal agar data menjadi lebih normal dengan menggunakan natural logaritma Ln. Hasil pengujian normalitas yang kedua tampak dalam Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Transformasi Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 52 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .27467352 Most Extreme Differences Absolute .102 Positive .102 Negative -.094 Kolmogorov-Smirnov Z .736 Asymp. Sig. 2-tailed .651 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS, 2013 Universitas Sumatera Utara Dari pengujian kedua nilai Kolmogororov-Smirnov adalah 0,736 dan nilai signifikansi signifikansi yaitu sebesar 0.651 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hasil terakhir di atas juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu grafik histogram maupun grafik Normal Probability Plot. Seperti gambar 4.3 dan 4.4 dibawah ini: Gambar 4.3 Grafik Histogram Setelah Transformasi Ln Sumber: Output SPSS, 2013 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik Normal P – P Plot Setelah Transformasi Ln Sumber : Output SPSS Berdasarkan grafik histogram di atas, dapat dilihat bahwa kurva menyerupai bentuk lonceng yang hampir sempurna dengan kemiringan yang cenderung seimbang baik dari sisi kiri maupun dari sisi kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Pada gambar 4.3, terlihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik scatterplot Universitas Sumatera Utara variabel dependen, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusannya adalah: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik Scatterplot ditunjukkan pada Gambar 4.5 dibawah ini: Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Sumber : Output SPSS, 2013 Universitas Sumatera Utara Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Berikut ini merupakan hasil uji Durbin-Watson yang digunakan. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .974 a .948 .946 .28022 .985 a. Predictors: Constant, LN_LDER, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_ROE Sumber : Output SPSS, 2013 Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji autokorelasi Durbin – Watson maka diperoleh nilai DW sebesar 0,985. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi .

4.1.2.5 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dalam penelitian ini digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. apabila nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,1 maka terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,1 maka tidak terajadi multikolineraritas. Hasil uji mutikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .998 .126 7.908 .000 LN_ROA .976 .035 1.111 28.184 .000 .682 1.466 LN_LDER .261 .034 .300 7.609 .000 .682 1.466 a. Dependent Variable: LN_ROE Sumber : Output SPSS, 2013 Universitas Sumatera Utara Dari table 4.5 diatas, terlihat bahwa variabel independen yang ada mempunyai angka Variance Inflation Faktor VIF di bawah angka 10. Hal ini berarti regresi yang dipakai untuk ke dua variabel independen diatas tidak terdapat persoalan multikolinieritas. 4.1.3 Pengujian Hipotesis 4.1.3.1 Analisis Regresi Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi menggunakan program SPSS 17 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .998 .126 7.908 .000 LN_ROA .976 .035 1.111 28.184 .000 LN_LDER .261 .034 .300 7.609 .000 a. Dependent Variable: LN_ROE Sumber : Output SPSS,2013 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.6 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0,998 + 0.261X1 + 0,976X2 + e Keterangan : a. Konstanta sebesar 0,998 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen LDER dan ROA = 0 maka Renatabilitas Modal Sendiri sebesar 0,998 b. Koefisien regresi LDER b1 sebesar 0,261 menyatakan bahwa setiap penambahan LDER sebesar 1 maka akan meningkatkan Renatabilitas Modal Sendiri sebesar 0,261 dengan asumsi variabel lain tetap. c. Koefisien regresi ROA b2 sebesar 0,976 menyatakan bahwa setiap penambahan ROA sebesar 1 maka akan meningkatkan Renatabilitas Modal Sendiri sebesar 0,976 dengan asumsi variabel lain tetap.

4.1.3.2 Uji t Uji Parsial

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 17, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .998 .126 7.908 .000 Universitas Sumatera Utara LN_ROA .976 .035 1.111 28.184 .000 LN_LDER .261 .034 .300 7.609 .000 a. Dependent Variable: LN_ROE Sumber : Output SPSS, 2013 Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial sebagai berikut: a. Pengaruh ROA terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Besarnya t hitung untuk variabel ROA adalah sebesar 28,184 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan t tabel adalah 2,008 sehingga t hitung t tabel 28,184 2,008, ROA secara individual mempengaruhi Rentabilitas Modal Sendiri. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,000 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri. b. Pengaruh LDER terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Besarnya t hitung untuk variabel LDER adalah sebesar 7,609 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan t tabel adalah 2,008 sehingga t hitung t tabel 7,609 2,008, LDER secara individual mempengaruhi Rentabilitas Modal Sendiri. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,000 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya LDER berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.3 Uji F Uji Simultan

Uji statistik F atau Analysis Of Variance ANOVA pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 70.270 2 35.135 447.440 .000 a Residual 3.848 49 .079 Total 74.118 51 a. Predictors: Constant, LN_LDER, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_ROE Sumber: Output SPSS, 2013 Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 447,440, sedangkan nilai F tabel 3,19. Hal ini berarti F hitung lebih besar dari F tabel 447,440 3,19 dengan signifikan yang lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel LDER dan ROA secara simultan mempengaruhi ROE.

4.1.4 Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square R 2 adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square R 2 Nilai R Square R semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. 2 memiliki kelemahan yaitu nilai R Square R 2 Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam kenyataannya nilai adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R Square negatif, maka nilai adjusted R Square dianggap Nol. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .974 a .948 .946 .28022 a. Predictors: Constant, LN_LDER, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_ROE Sumber: Output SPSS, 2013 Pada tabel 4.9, hasil analisis regresi dapat dilihat secara keseluruhan. Nilai R sebesar 0,974 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan return on Universitas Sumatera Utara equity dengan struktur modal dan return on asset mempunyai hubungan yang tinggi yaitu sebesar 97,4. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen rendah terjadi jika angka R berada diantara 0,2 dan 0,399. Nilai R Square R 2 sebesar 0,974 atau 97,4 mengindikasikan bahwa variasi atau perubahan dalam rentabilitas modal sendiri dapat dijelaskan oleh variasi Longterm Dept to Equity Ratio LDER dan Return on Asset ROA. Sedangkan sisanya 2,6 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah sebesar 0,28022, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian variabel bebas longterm debt to equity ratio dan return on asset terhadap variabel terikat return on equity yang telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS 17, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh longterm debt to equity ratio terhadap return on equity Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa longterm debt to equity ratio X1 memiliki koefisien regresi yang positif, yaitu sebesar 0,261 yang mana setiap perubahan longterm debt to equity ratio sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan return on equity sebesar 0,261 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa t hitung sebesar 7,609 t tabel sebesar 2,008 artinya adalah H a diterima dan H ditolak. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan longterm Universitas Sumatera Utara debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap return on equity namun bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Hanna 2011 dimana variabel longterm debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return on equity namun sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh Theresia 2010 dimana variabel longterm debt to equity ratio memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return on equity. Longterm debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on equity. 2. Pengaruh return on asset terhadap return on equity Dari penjelasan uji t diatas diketahui bahwa return on asset X2 memiliki koefisien regresi yang positif, yaitu sebesar 0,976 yang mana setiap perubahan return on asset sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan return on equity sebesar 0,976 dengan asumsi variabel lain tetap. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa t hitung sebesar 28,184 t tabel sebesar 2,008 sehingga H a diterima dan H 3. Dari hasil pengujian secara simultan dalam penelitian ini, diketahui bahwa F hitung sebesar 447,440, sedangkan nilai F tabel 3,19. Hal ini berarti F hitung lebih besar dari F tabel 447,440 3,19 dengan signifikan yang ditolak. Hasil ini sesuai teori yang menyatakan return on asset berpengaruh positif terhadap return on equity sejalan dengan hasil yang diperoleh Usnan 2009, dimana variabel return on equity memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return on equity. Return on equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Universitas Sumatera Utara lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Secara simultan longterm debt to equity ratio dan return on asset berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Usnan 2009 dimana variabel longterm debt to equity ratio dan return on asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Longterm debt to equity ratio dan return on asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on equity. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 83

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9 82 82

Pengaruh Struktur Modal terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 50 74

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11