Struktur modal diindikasikan dengan debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER, longterm debt to asset ratio LDAR dan longterm debt to
equity ratio LDER. Struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah longterm debt to equity ratio LDER, yaitu perbandingan antara hutang jangka
panjang dengan ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi longterm debt to equity ratio mengindikasikan bahwa
dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh pemegang saham semakin tinggi. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham Astuti, 2004 : 138. Untuk itu, setiap perusahaan
harus melakukan penetapan struktur modalnya secara tepat, karena dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya atas modal yang
digunakan.
2.1.2. Komponen Struktur Modal
Secara umum terdapat dua komponen struktur modal pada perusahaan, yaitu modal sendiri dan modal asing.
a. Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu
lamanya Riyanto, 2001 : 240. Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak terbatas dari
para pemegang saham. Secara umum pinjaman baru dikembalikan kepada para pemegang saham bilamana perusahaan tersebut
Universitas Sumatera Utara
dipailitkan. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, modal sendiri dapat diartikan sebagai modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas
merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. b.
Modal Asing Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang
sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada
saatnya harus dibayar kembali. Modal asing atau hutang jangka panjang dapat didefinisikan sebagai kewajiban keuangan yang jangka
waktu pembayarannya jatuh temponya masih panjang lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca Munawir, 2002 : 19. Menurut Riyanto
2001 : 238, “hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun”. Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang adalah kewajiban yang mempunyai jangka waktu pembayaran
lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan ekspansi aatau
modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar Riyanto, 2001 : 238.
2.1.3. Teori Struktur Modal a. Trade-Off Theory dalam Struktur Modal
Universitas Sumatera Utara
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting
adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup
signifikan. Biaya tersebut terdiri dari 2 dua hal, yaitu : 1.
Biaya Langsung Yaitu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi,
atau biaya lainnya yang sejenis. 2.
Biaya Tidak Langsung Yaitu, biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan,
perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya Suplier tidak akan mau
memasok barang karena mengkhawatirkan kemungkinan tidak akan membayar. Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatkan
biaya keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh
pemegang hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan.
b. Pecking Order Theory