nekrosis kaseosa Sarwar, 2004. Das et al 2000, membagi hasil pemeriksaan sitologi menjadi 3 kelompok utama. Tipe I yaitu granuloma epiteloid tanpa
nekrosis, tipe II yaitu granuloma dengan nekrosis, tipe III yaitu nekrosis tanpa granuloma epiteloid.
Muncul kesulitan dalam pendiagnosaan apabila gambaran konvensional seperti sel epiteloid atau Langhans giant cell tidak ditemukan pada aspirat. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2008, bahwa gambaran sitologi bercak gelap dengan materi eusinofilik dapat digunakan sebagai tambahan karakteristik
tuberkulosis selain gambaran epiteloid dan Langhans giant cell. Didapati bahwa aspirat dengan gambaran sitologi bercak gelap dengan materi eusinofilik, dapat
memberikan hasil positif tuberkulosis apabila dikultur.
2.3.5.4. Pemeriksaan Histopatologi
Pada pasien dengan LTB, biopsi eksisi dari kelenjar getah bening perifer umumnya dapat mengkonfirmasi diagnosis. Penggunaan CT scan untuk
membantu menemukan lokasi limfadenopati intratorakal maupun intraabdominal. Jika ada, dapat digunakan Video Assisted Thoracoscopic Surgery VATS untuk
memperoleh jaringan yang representatif pada pasien dengan limfadenopati intratorakal. Spesimen dapat diletakkan dalam media Kirschner untuk transport
spesimen Sharma, 2004. Gambaran
Langhans giant
cell, nekrosis
kaseosa, inflamasi
granulomatosa, dan kalsifikasi dapat dijumpai pada pemeriksaan histopatologi. Adanya mikroabses, granuloma berbatas tidak tegas, granuloma non-kaseosa, dan
jumlah giant cell yang sedikit adalah lebih mengarah pada adenitis non- tuberkulosa Mohapatra, 2009.
2.3.5.5. Pemeriksaam Radiologis
Radiologi paru, USG ultrasonography, CT computed-tomography, dan
MRI magnetic resonance imaging dapat dilakukan untuk membantu diagnosis LTB. Lesi abnormal radiologi paru terlihat lebih sering pada anak anak. Pada
Universitas Sumatera Utara
orang dewasa, hanya 15 yang memiliki lesi abnormal pada foto paru Mohapatra, 2009.
USG leher dapat menunjukkan lesi tunggal atau multipel yang hipoekoik dan kista multiokulasi yang dikelilingi oleh kapsul yang padat Mohapatra, 2009.
Pada CT scan, keberadaan massa konglumerasi kelenjar getah bening dengan lusensi sentral, peningkatan kontras membentuk batas yang tebal dan
ireguler disertai dengan nodularitas dalam. Dijumpai tanda-tanda inflamasi pada dermis dan subkutis yaitu dijumpai penebalan kulit, pelebaran saluran limfa, dan
penebalan otot-otot disekitarnya menandakan kemungkinan infeksi LTB Mohapatra, 2009.
Pada MRI didapatkan adanya massa yang diskret, konglumerasi, dan konfluens. Fokus nekrotik, jika ada, lebih sering terjadi pada daerah perifer
dibandingkan sentral, dan hal ini bersama-sama dengan edema jaringan lunak membedakannya dengan kelenjar metastatik Mohapatra, 2009.
2.4. Hubungan Limfadenitis TB pada Anak dengan Riwayat TB Paru pada