2002. Anak adalah orang yang berusia antara 0-14 tahun WHO, 2003. Maka, limfadenitis tuberkulosis pada anak dalam penelitian ini merupakan
setiap kasus limfadenitis dengan hasil pemeriksaan sitologi yang dinyatakan positif tuberkulosis kelenjar pada anak usia 0-14 tahun di
Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Cara ukur : melihat di rekam medis Alat ukur : pemeriksaan sitologi yang dilakukan oleh dokter ahli patologi
anatomi yang tercantum dalam rekam medis
Hasil ukur : Limfadenitis TB Limfadenitis Non-TB Skala pengukuran : skala nominal
2.
Tuberkulosis Paru pada Keluarga : Tuberkulosis paru pada keluarga
berdasarkan penelitian ini adalah anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita TB paru berdasarkan riwayat anamnesis, riwayat
pemeriksaan sputum BTA positif, atau riwayat pemeriksaan radiologi, yang tinggal satu rumah dengan anak penderita limfadenitis tuberkulosis.
Cara ukur : melihat di rekam medis Alat ukur : riwayat penyakit keluarga berdasarkan anamnesis yang
dilakukan oleh dokter ahli patologi anatomi atau resident patologi anatomi yang tercantum dalam rekam medis
Hasil ukur : TB paru keluarga + TB paru keluarga - Skala pengukuran : skala nominal.
3.
Pemeriksaan sitologi pada limadenitis TB : ditemukan sel epiteloid, sel-
sel limfosit, sel-sel fibroblast, dan nekrosis.
3.4. Hipotesis
Ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB paru pada keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB
paru pada keluarganya serta mencari besar peningkatan risiko terjadinya limfadenitis TB pada anak yang mempunyai riwayat TB paru pada keluarganya.
Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah case control. Desain penelitian case kontrol dapat dipergunakan untuk menilai berapa besarkah peran
faktor risiko dalam kejadian suatu penyakit Sastroasmoro, 2011.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2013 dengan mengobservasi data rekam medis di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita limfadenitis yang melakukan pemeriksaan sitologi di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada bulan Mei sampai September 2013.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Pada penelitian ini sampel akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
sampel kasus dan sampel kontrol. Sampel kasus merupakan seluruh penderita limfadenitis TB yang
melakukan pemeriksaan sitologi di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Sampel kontrol merupakan seluruh penderita limfadenitis non-TB yang melakukan pemeriksaan sitologi di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria Inklusi
1. Merupakan penderita limfadenitis TB sebagai sampel kasus dan
penderita limfadenitis non-TB sebagai sampel kontrol di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU yang tercatat di rekam medis
2. Pasien Usia 0-14 tahun
b. Kriteria Eksklusi
1. Pasien yang tidak tertera riwayat penyakit TB pada keluarganya di
rekam medis 2.
Pasien yang berusia diatas 14 tahun
Besar sampel minimum yang diperlukan dihitung dengan rumus Sastroasmoro, 2011:
2
n = Z
α
2 + Z
β
√ PQ P- ½
Keterangan: n
= besar sampel minimum Z
α
= deviat baku normal untuk α Z
β
= deviat baku normal untuk β P
= nilai proporsi di populasi P= OR1+OR Q
= 1-P Pada penelitian ini, ditetapkan nilai α sebesar 0,05 tingkat kepercayaan
95 sehingga didapat nilai Z
α
adalah sebesar 1,960. Selain itu ditetapkan nilai β sebesar 0,2 power 80, maka didapat nilai Z
β
sebesar 0,842. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Dudeng didapatkan OR= 3,87. Sehingga berdasarkan rumus
di atas, besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
P = OR1+OR = 34
= 0,75 Q = 1
– P = 1
– 0,75 = 0,25
2
n = Z
α
2 + Z
β
√ PQ P- ½
2
= 1,962 + 0,842 √0,75 0,25
0,75 – 0,5
2
= 0,98 + 0,3645
0,25 = 28 anak
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini masing-masing sejumlah 28 orang untuk kelompok kasus Limfadenitis TB
dan 28 orang untuk kelompok kontrol Limfadenitis Non-TB.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang didapat dari rekam medis pasien limfadenitis yang melakukan
pemeriksaan sitologi di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus yang merupakan pasien penderita limfadenitis TB dan kelompok kontrol yang
merupakan pasien penderita limfadenitis non-TB. Dari setiap sampel ditelusuri ada atau tidaknya riwayat penyakit TB paru pada keluarganya.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Universitas Sumatera Utara
Data yang telah terkumpul dari hasil rekam medis ditabulasi untuk diolah lebih lanjut dengan menggunakan program Statistic Package for Social Sciences
SPSS. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Mc Nemar dengan
tingkat kemaknaan α sebesar 5 untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara terjadinya limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB paru pada
keluarganya, serta melihat apakah hubungan tersebut bermakna secara statistik atau tidak.
Pada studi case control dengan matching individual pada penelitian ini dilakukan matching terhadap faktor usia, harus dilakukan analisis dengan
menjadikan kasus dan kontrol sebagai pasangan-pasangan. Hasil pengamatan studi case control biasanya disusun dalam bentuk tabel 2 x 2 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Penyajian Hasil Pengumpulan Data
Limfadenitis Non-TB
TB paru keluarga +
TB paru keluarga -
Limfadenitis TB TB paru
keluarga + A
B
TB paru keluarga -
C D
Odds Ratio OR pada studi case control dengan matching ini dihitung dengan mengabaikan sel A, karena baik pada kasus maupun pada kontrol sama-
sama terpajan. Selain itu juga mengabaikan sel D, karena baik pada kasus maupun pada kontrol sama-sama tidak terpajan, sehingga dihitung dengan menggunakan
formula berikut: OR = BC
Sel A = Kasus dan kontrol mengalami pajanan
Sel B = Kasus mengalami pajanan, kontrol tidak
Sel C = Kasus tidak mengalami pajanan, kontrol mengalami
Universitas Sumatera Utara
Sel D = Kasus dan kontrol tidak mengalami pajanan
Interpretasi hasil: 1.
Bila nilai rasio odds = 1, berarti penyakit TB paru pada keluarga bukan merupakan suatu faktor risiko terjadinya limfadenitis TB pada anak
2. Bila nilai rasio odds 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup
angka 1, berarti penyakit TB paru pada keluarga merupakan faktor risiko terjadinya limfadenitis TB pada anak
3. Bila nilai rasio odds 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak
mencakup angka 1, penyakit TB paru pada keluarga justru merupakan faktor protektif terhadap terjadinya limfadenitis TB pada anak
4. Bila nilai interval kepercayaan rasio odds mencakup angka 1, maka belum
dapat disimpulkan apakah penyakit TB paru pada keluarga merupakan faktor risiko atau faktor protektif terhadap terjadinya limfadenitis TB pada
anak Suradi, 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian