Hubungan Limfadenitis TB pada Anak dengan Riwayat TB Paru pada

orang dewasa, hanya 15 yang memiliki lesi abnormal pada foto paru Mohapatra, 2009. USG leher dapat menunjukkan lesi tunggal atau multipel yang hipoekoik dan kista multiokulasi yang dikelilingi oleh kapsul yang padat Mohapatra, 2009. Pada CT scan, keberadaan massa konglumerasi kelenjar getah bening dengan lusensi sentral, peningkatan kontras membentuk batas yang tebal dan ireguler disertai dengan nodularitas dalam. Dijumpai tanda-tanda inflamasi pada dermis dan subkutis yaitu dijumpai penebalan kulit, pelebaran saluran limfa, dan penebalan otot-otot disekitarnya menandakan kemungkinan infeksi LTB Mohapatra, 2009. Pada MRI didapatkan adanya massa yang diskret, konglumerasi, dan konfluens. Fokus nekrotik, jika ada, lebih sering terjadi pada daerah perifer dibandingkan sentral, dan hal ini bersama-sama dengan edema jaringan lunak membedakannya dengan kelenjar metastatik Mohapatra, 2009.

2.4. Hubungan Limfadenitis TB pada Anak dengan Riwayat TB Paru pada

Keluarga Manusia merupakan reservoir untuk penularan kuman M. tuberculosis Atmosukarto, 2000. Kuman tuberkulosis menular melalui droplet nuclei. Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan 1991 menunjukkan tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya. Menurut penelitian Atmosukarto dari Litbang kesehatan 2000, didapatkan data bahwa : 1. Rumah tangga yang penderitanya mempunyai kebiasaan tidur dengan balita mempunyai resiko 2,8 kali terkena tuberkulosis dibandingkan dengan yang tidur berpisah. 2. Tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya. Universitas Sumatera Utara 3. Besar resiko terjadinya penularan untuk rumah tangga dengan penderita lebih dari 1 orang adalah 4 kali dibandingakan dengan rumah tangga yang hanya mempunyai 1 orang penderita tuberkulosis. Usia anak merupakan usia yang sangat rawan terhadap penularan penyakit tuberkulosis Samallo dalam FKUI, 1998. Tuberkulosis pada anak dapat menyerang paru maupun ekstra paru. Jenis TB ekstrapulmonar yang paling sering dijumpai adalah TB kelenjar Kreider Rossmann, 2008. Samallo mendapatkan angka penularan dan bahaya penularan yang tinggi terdapat pada golongan umur 0-6 tahun dan golongan umur 7-14 tahun. Apabila angka kejadian tuberkulosis dewasa tinggi, diperkirakan kejadian tuberkulosis pada anak akan tinggi pula. Hal ini dikarenakan faktor risiko utama yang dapat menimbulkan penyakit TB pada anak adalah kontak dengan penderita TB dewasa Sinta, 2008. Frekuensi anak mengalami TB tergantung pada banyaknya jumlah sumber penularan, kedekatan dengan sumber penular, lama kontak dengan sumber penular dan umur anak. Setiap orang dewasa dengan BTA positif dalam satu tahun akan menularkan 10 orang di lingkungannya, terutama anak-anak. Hal ini didukung dari hasil penelitian Dudeng 2005, yang menunjukkan bahwa anak dengan riwayat kontak dengan penderita TB memiliki peluang 3,87 mengalami TB dibandingkan anak yang tidak mempunyai riwayat kontak penderita TB. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prevalens infeksi TB pada anak yang tinggal dengan pasien TB dewasa lebih tinggi daripada infeksi TB pada anak di populasi umum, dan mempunyai risiko mendapat infeksi lebih tinggi apabila pasien TB dewasa tersebut mempunyai sputum BTA positif Singh M, Mynak ML, Kumar L, Mathew JL, Jindal SK, 2005. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang