kebiru-biruan, dan rapuh dengan pus cair yang sedikit. Skrofuloderma adalah infeksi mikobakterial pada kulit disebabkan oleh perluasan langsung infeksi TB
ke kulit dari struktur dibawahnya atau oleh paparan langsung terhadap basil TB Mohapatra, 2009.
Limfadenitis TB mediastinal lebih sering terjadi pada anak-anak. Pada dewasa limfadenitis mediastinal jarang menunjukkan gejala. Manifestasi yang
jarang terjadi pada pasien dengan keterlibatan kelenjar limfe mediastinal termasuk disfagia, fistula oesophagomediastinal, dan fistula tracheo-oesophageal.
Pembengkakan kelenjar limfe mediastinal dan abdomen atas juga dapat menyebabkan obstruksi duktus toraksikus dan chylothorax, chylous ascites
ataupun chyluria. Pada keadaan tertentu, obstruksi biliaris akibat pembesaran kelenjar limfe dapat menyebabkan obstructive jaundice. Tamponade jantung juga
pernah dilaporkan terjadi akibat limfadenitis mediastinal Mohapatra, 2009. Pembengkakan kelenjar getah bening yang berukuran ≥ 2 cm biasanya
disebabkan oleh M.tuberculosis. Pembengkakan yang berukuran 2 cm biasanya disebabkan oleh mikobakterium atipik, tetapi tidak menutup kemungkinan
pembengkakan tersebut disebabkan oleh M.tuberculosis Narang, 2005.
2.3.5. Diagnosis
Menurut Sharma 2004 diagnosis tuberkulosis ekstrapulmonal diperoleh dari pemeriksaan histopatologi, sitologi, dan mikrobiologi dari jaringan yang
mudah diperoleh.
2.3.5.1. Pemeriksaan Mikroskopis Mikrobiologi
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Spesimen diambil dari cairan sinus atau dengan FNAB fine needle aspiration
biopsy. Sensitivitas dan spesifisitas sitologi FNAB untuk diagnosis LTB adalah 88 dan 96 Mohapatra, 2009. Karakteristik bakteri tahan asam BTA dalam
pewarnaan Ziehl Neelsen adalah menyerap warna kemerahan carbol fuchsin dan warna tersebut tahan terhadap asam dan alkohol. Pemeriksaan mikroskopis dapat
Universitas Sumatera Utara
juga dilakukan dengan teknik fluorosensi yaitu dengan pewarnaan Auramine- Rhodamine Varaine et al, 2010.
2.3.5.2. Pemeriksaan Kultur
Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode konvensional ialah dengan cara Egg base media yaitu Lowenstein-Jensen dianjurkan, Ogawa,
Kudoh atau Agar base media yaitu Middle brook. Spesimen dapat diambil dari cairan sinus atau dengan FNAB. Melakukan biakan dimaksudkan untuk
mendapatkan diagnosis pasti, dan dapat mendeteksi M. tuberculosis dan juga Mycobacterium other than tuberculosis MOTT PDPI, 2002.
Menurut Bayazit 2004 berbagai media dapat digunakan seperti L-J, Petregnani, Trudeau, Middle-brook, dan Bactec TB. Diperlukan waktu beberapa
minggu untuk mendapatkan hasil kultur. Pada adenitis tuberkulosa, M. tuberculosis adalah penyebab tersering, diikuti ole M.bovis Bayazit, 2004.
Kultur dapat dilakukan dengan menggunakan spesimen yang sama untuk pewarnaan. Adanya 10-100 basilmm3 cukup untuk membuat hasil kultur positif.
Hasil kultur positif hanya pada 10-69 kasus Mohapatra, 2009.
2.3.5.3. Pemeriksaan Sitologi
Fine needle aspirate cytology FNAC telah menjadi pilihan utama untuk pemeriksaan non-invasif alternatif daripada biopsi eksisi. Sensitivitas FNAC
bervariasi dari 67 hingga 100 dan spesifisitas 80 hingga 100. Komplikasi akibat tindakan FNAC juga jauh lebih minimal dibandingkan dengan biopsi eksisi
konvensional Sarwar, 2004. Menurut Metre dan Jayaram 1987, secara makroskopis hasil biopsi
aspirasi dari LTB dapat bercampur darah, purulen, dan seperti keju Das et al, 2000. Ditemukannya sel epiteloid, datia langhans langhans giant cell ataupun
massa nekrosis perkejuan maka pemeriksaan sitologi dikatakan positif Kesuma, 2010.
Kriteria diagnostik untuk diagnosa LTB adalah gambaran sel granuloma epiteloid dengan atau tanpa sel giant multinuclear langhans giant cell dan
Universitas Sumatera Utara
nekrosis kaseosa Sarwar, 2004. Das et al 2000, membagi hasil pemeriksaan sitologi menjadi 3 kelompok utama. Tipe I yaitu granuloma epiteloid tanpa
nekrosis, tipe II yaitu granuloma dengan nekrosis, tipe III yaitu nekrosis tanpa granuloma epiteloid.
Muncul kesulitan dalam pendiagnosaan apabila gambaran konvensional seperti sel epiteloid atau Langhans giant cell tidak ditemukan pada aspirat. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2008, bahwa gambaran sitologi bercak gelap dengan materi eusinofilik dapat digunakan sebagai tambahan karakteristik
tuberkulosis selain gambaran epiteloid dan Langhans giant cell. Didapati bahwa aspirat dengan gambaran sitologi bercak gelap dengan materi eusinofilik, dapat
memberikan hasil positif tuberkulosis apabila dikultur.
2.3.5.4. Pemeriksaan Histopatologi