Struktur Penerimaan dan Biaya Usaha Industri Kecil

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghitung ROI adalah : 1. Menghitung net provit marjin marjin laba bersih Industri Marjin laba bersih merupakan rasio antara laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai dalam periode yang sama. Marjin laba bersih merupakan hasil pembagian antara laba bersih dengan tingkat penjualan industri. Rasio ini menggambarkan laba bersih yang diperoleh industri untuk setiap rupiah penjualan. 2. Menghitung total asset turnover tingkat perputaran aktiva total Industri Tingkat perputaran aktiva total merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi terhadap penjualan yang dicapai industri dalam periode yang sama. Tingkat perputaran aktiva total merupakan hasil pembagian antara penjualan dengan total aktiva industri. Rasio ini mengukur seberapa sering aktiva dipergunakan dalam kegitan industri. 3. Menghitung ROI Imbalan terhadap investasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang akan diperoleh atas penghasilan yang didapat dari total aktiva. Dalam penghitungan ROI diperhitungkan imbalan tenaga kerja pada suatu industri kecil yaitu imbalan tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja bukan keluarga.

2.2.3. Struktur Penerimaan dan Biaya Usaha Industri Kecil

Penerimaan usaha adalah nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu baik dijual maupun dikonsumsi sendiri Soekartiwi et,al. 1986. Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk dengan tingkat harga yang sedang berlaku. Produk yang diperhitungkan bukan hanya produk yang dijual tetapi juga produk yang dikonsumsi sendiri dengan mengalikannya terhadap harga yang berlaku dipasar. Penerimaan usaha tidak mencakup pinjaman untuk keperluan usaha. Bila produk yang dihasilkan lebih dari satu komoditi, maka ; TR = P x Q Dimana : TR = Penerimaan total P = Harga Q = Jumlah produk dijual maupun dikonsumsi sendiri Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang semula fisik, kemudian diberi nilai rupiah. Biaya adalah pengorbanan yang diduga sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat dihindarkan dan berhubungan dengan proses produksi tertentu. Biaya usaha dapat dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan perilakunya terhadap volume produksi, yaitu biaya yang berperilaku tetap dan berperilaku variabel. Biaya tetap Fixed Cost adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi, pengusaha harus tetap membayarnya berapapun jumlah komoditi yang dihasilkan usahanya. Biaya yang tetap adalah lahan, mesin, pajak, gaji pekerja dan pemeliharaan peralatan serta pajak. Tiap tambahan investasi hanya dapat dibenarkan apabila pengusaha mampu membelinya dan dalam jangka panjang dapat memberikan arus keuntungan. Keuntungan ini terjadi karena berkurangnya biaya tidak tetap Variabel Cost atau meningkatnya produksi pada saat waktu yang bersamaan, atau berkurangnya biaya tetap untuk setiap satuan komoditi yang dihasilkan Biaya tidak tetap Variabel Cost adalah biaya yang berubah apabila skala usaha berubah. Biaya ini ada apabila ada komoditas yang diproduksi. Biaya yang tidak tetap adalah biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain yang mendukung produksi seperti listrik dan biaya air. Penentuan apakah suatu biaya tergolong biaya tetap atau variabel tergantung sebagian kepada sifat dan waktu pengambilan keputusan itu dipertimbangkan dalam jangka panjang sebagian besar biaya adalah biaya variabel.

2.3. Tenaga Kerja