6. Validitas dan Realibilitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keabsahan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan atau mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud Arikunto, 2010. Uji validitas tidak dilakukan lagi pada
penelitian ini karena instrumen yang digunakan sudah baku. Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan
menggunakan alat ukur yang sama Notoadmodjo, 2012. Uji reliabilitas dilakukan pada 20 orang responden siswai di SMAN 1 Balige yang memenuhi
kriteria sampel dan di luar sampel penelitian. Instrumen yang akan diuji yaitu Food Recall 24 hours dan Food Frequency Questionnaire FFQ sebanyak 26
item bahan makanan. Penilaian instrumen menggunakan komputerisasi dengan analisis Cronbach’s Alpha karena instrumen tersebut menggunakan skor dalam
rentangan tertentu. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila r Alpha r tabel. Suatu instrumen dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha
0,70 Arikunto, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Untuk variabel Indeks Massa Tubuh IMT tidak dilakukan uji reliabilitas karena untuk memperoleh data pada variabel ini dilakukan pengukuran
tinggi badan dan berat badan dari responden.
7. Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan USU kemudian mengirimkan permohonan izin untuk meneliti di SMAN 2 Balige. Peneliti menentukan responden yang
sesuai dengan keperluan penelitian yang telah ditetapkan. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden tersebut
tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner. Kemudian bagi calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani informed consent.
Peneliti membagikan kuesioner kepada responden kemudian responden menjawab, selanjutnya peneliti mengukur tinggi badan dan berat badan responden
dan mencatatnya. Selesai pengisian, peneliti memeriksa kelengkapan data. Jika data yang kurang lengkap, data dapat langsung dilengkapi selanjutnya data yang
terkumpul dianalisa. Untuk pengumpulan data mengenai pola makan peneliti membagikan kuesioner sebanyak tiga kali secara tidak berturut- turut dengan
selang waktu 2-3 hari, sementara untuk data IMT hanya dilakukan sekali pengukuran berat dan tinggi badan yaitu pada pengumpulan data pertama kali.
Universitas Sumatera Utara
8. Analisa Data