Pola Makan TINJAUAN PUSTAKA

9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Pola Makan

1.1 Definisi Pola Makan Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong 1985 dalam Matondang, 2007 adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas untuk suat kelompok masyarakat tertentu. Pendapat lain mengatakan pola makan adalah gambaran mengenai jenis makanan dan frekuensi makan yang dikonsumsi dan berlaku berulang-ulang dan terus-menerus Mulia, 2010. Sementara Baliwati 2004 dalam Okviani, 2011 mengatakan bahwa pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Dari beberapa pendapat yang berbeda, dapat diartikan secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang digunakan seseorang atau sekelompok orang dalam memilih dan menggunakan bahan pangan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan. Menurut Baliwati 2004 dalam Khairina, 2008 ada dua data yang dapat diamati dalam survey konsumsi pangan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data Universitas Sumatera Utara kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi. Handjani 1996 dalam Sari, 2012 mengemukakan pengertian pola makan yaitu tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan yang menggambarkan konsumsi makan harian meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan. 1. 1. 1 Jenis Makanan Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan merupakan salah satu cara untuk mengatasi rasa bosan yang mengurangi selera makan. Variasi menu yang tersusun oleh kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat akan memberikan hidangan sehat baik secara kualitas dan kuantitas. Jenis makanan yang dikonsumsi remaja dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan Sediaoetama, 2006: a. Makanan Utama Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang berupa makan pagi, makan siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan pokok, lauk- pauk, sayur, buah, dan minuman. Universitas Sumatera Utara 1 Makanan Pokok Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang peranan paling penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan pokok berfungsi sebagai sumber utama kalori atau energi kalori dalam tubuh dan memberi rasa kenyang. Bahan makanan pokok di Indonesia dapat berupa beras serealia, akar dan umbi, serta ekstrak tepung seperti sagu. 2 Lauk- pauk Pada umumnya lauk- pauk merupakan sumber utama protein di dalam hidangan yang berfungsi sebagai zat pembangun. Berdasarkan sumbernya, lak- pauk digolongkan menjadi dua yaitu lauk- pauk hewani seperti daging, ikan, telur, dan sebagainya dan lauk- pauk tumbuhan seperti kacang- kacangan dan hasil olahan kacang seperti tempe dan tahu. 3 Sayur dan buah Kedua bahan makanan ini termasuk bahan nabati dan umumnya meruapakan penghasil vitamin dan mineral, namun ada juga beberapa jenis sayur dan buah yang menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup berarti. 4 Minuman Minuman merupakan cairan yang dikonsumsi yang tidak terbatas waktunya, atau yang mengiringi makanan selingan seperti air putih, es, jus, teh, dsb. b. Makanan Selingan Makanan selingan adalah makanan kecil yang dibuat sendiri maupun yang dijual. Makanan selingan terdiri dari: Universitas Sumatera Utara 1 Makanan selingan berbentuk kering, seperti keripik, pop corn, kacang telur, dsb. 2 Makanan selingan berbentuk basah, seperti lemper, kue basah, tahu isi, dsb. 3 Makanan selingan berbentuk kuah, seperti mi ayam, bakso, empek- empek, dsb. Salah satu syarat susunan menu adalah bervariasi, artinya jenis bahan makanan yang digunakan dalm hidangan harus berganti- ganti setiap harinya. Untuk itu perlu diketahui bahan makanan pengganti bagi setiap kelompok makanan makanan pokok, lauk- pauk, sayur dan buah Sediaoetama, 2006. 1. 1. 2 Jumlah Makanan Jumlah atau porsi makanan merupakan ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan Sediaoetama, 2006. Jumlah porsi standar bagi remaja adalah sebagai berikut: a. Makanan pokok berupa nasi, roti tawar, dan mi instant. Jumlah makanan pokok antara lain: nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mi instant ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram. b. Lauk- pauk, terdiri dari golongan hewani dan tumbuhan dengan jumlah: daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram, tempe 50 gram 2 potong, tahu 100 gram 2 potong. c. Sayur, merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan. Jumlah porsi sayuran dari berbagai jenis masakan sayuran: 100 gram. Universitas Sumatera Utara d. Buah, merupakan suatu hidangan yang disajikan setelah makanan utama sebagai pencuci mulut. Porsi untuk buah ukuran buah 100 gram, dan ukuran potongan 75 gram. e. Makanan selingan, biasanya dihidangkan antara waktu makan pagi ke makan siang, dan antara makan siang ke makan malam. Jumlah untuk makanan selingan tidak terbatas jumlahnya bisa sedikit atau banyak. f. Minuman, tiap jenis minuman berbeda- beda tapi pada umumnya umlah atau ukuran untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebih gelas 2 liter per hari, sedangkan untuk susu 1 gelas 200 gram. Berikut daftar pengganti bahan makanan pokok dan lauk- pauk: Tabel 2.1 Bahan- bahan Pengganti Makanan Pokok Bahan pengganti Berat gram Uk. Rumah Tangga Beras nasi 50 100 ¾ gelas Jagung 100 ¾ gelas Roti putih terigu 80 4 iris Mi kering terigu 50 1 gelas Mi basah 100 1 gelas Singkong 100 1 potong Ubi jalar 150 1 potong biji Kentang 200 2 biji Talas 200 1 biji Sagu tepung 40 7 sdm Sumber: Sediaoetama 2006 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Bahan- bahan Pengganti Sumber Protein Bahan pengganti Berat gram Uk. Rumah Tangga Hewani Daging sapi 50 1 potong Daging ayam 50 1 potong Hati sapi 50 1 potong Babat 60 2 potong Ikan segar 50 1 potong Ikan teri 25 3 sdm Ikan asin 25 1 potong Telur ayam 60 1-2 butir Telur bebek 60 1 butir Nabati Tahu 100 2 potong Tempe 50 2 potong Oncom 50 2 potong Kacang kedelai 25 2 ½ sdm Kacang hijau 25 2 ½ sdm Kacang tanah 20 2 sdm Sumber: Sediaoetama 2006 1. 1. 3 Frekuensi Makan Pola makan yang baik dan benar untuk anak ialah yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Sebagai contoh pola makan sehari 3 kali yaitu makan pagi, selingan siang, makan siang, selingan sore, makan malam, dan sebelum tidur. Makanan selingan sangat diperlukan, terutama jika porsi makanan utama yang dikonsumsi anak pada saat makan pagi, makan siang dan makan malam belum mencukupi. Makan selingan tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara nafsu makan remaja pada saat menyantap makanan utama berkurang akibat kekenyangan oleh makanan selingan Sari, 2012. 1. 2. Pola Makan Remaja Sizer Whitney 2006 dalam Tarigan, 2013 mengemukakan bahwa pada masa remaja kebiasaan makan menjadi lebih buruk, dan remaja sering kali tidak mengkonsumsi nutrisi yang mereka butuhkan. Remaja lebih memilih makanan yang tinggi kadar lemak jenuh dan natriumnya, dan rendah akan fiber. Khusus untuk remaja perempuan banyak yang melakukan diet, hal ini perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi masukan zat- zat gizi. Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama wanita remaja. Hal ini sering menjadipenyebab masalah karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pembatasan makanan secara keliru Adriani Wirjatmadi, 2012. Kelompok umur remaja menunjukkan fase pertumbuhan yang pesat, yang disebut “adolescence growth spurt”, sehingga memerlukan zat- zat gizi yang relatif besar jumlahnya. pada remaja laki- laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat, karena biasanya pada umur inilah perhatian untuk sport sedang tinggi- tingginya, seperti atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking, dan sebagainya. Pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan mensis disertai pembuangan sejumlah Fe. Remaja putri kelompok ini sering sangat sadar akan bentuk badannya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak yang berdiit tanpa nasihat atau tanpa pengawasan seorang ahli kesehatan dan gizi. Banyak pantang atau tabu yang Universitas Sumatera Utara ditentukan sendiri berdasarkan pendengaran dari kawannya yang tidak kompeten dalam soal gizi dan kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala- gejala kelainan gizi Sediaoetama, 2006. Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan para siswa yang tergolong dalam usia remaja akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. Pada umumnya tidak makan pagi atau sarapan juga merupakan kebiasaan para siswa terutama yang bertempat tinggal di kos. Padahal sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang Adriani Wirjatmadi, 2012. Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja: kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih; gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastis bahkan sampai gangguan pola makan; kebiasaan mengemil makanan cemilan yang rendah gizi kurang kalori, protein, vitamin dan mineral seperti makanan ringan, kerupuk dan chips; kebiasaan makan makanan siap saji, fast food komposisi gizinya tidak seimbang yaitu terlalu kandungan energinya, seperti pasta, fried chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengonsumsi minuman bersoda yang berlebihan Sari, 2012. 1. 3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pola Makan Remaja Menurut Nurachmah 2001 ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan pasien yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Budaya Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkan. Sebagai contoh: nasi untuk orang- orang Asia dan Orientalis, paste pasta untuk orang- orang Italia, curry kari untuk orang- orang India merupakan jenis makanan pokok, selain makanan tradisional lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika bagian selatan lebih mengutamakan makanan goreng- gorengan. b. Agama kepercayaan Agama kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh: agama Islam dan Yahudi Orthodox mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama protestan melarang pemeluknya untuk mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol. c. Status ekonomi dan sosial Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makan turut dipengaruhi oleh status ekonomi dan sosial. Sebagai contoh: orang miskin dan menengah ke bawah di desa tidak sanggup membeli makanan jadi yang mahal, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi ikan dan daging yang bermutu. Demikian pula kelompok sosial berpengaruh terhadap kebiasaan makan. Misalnya, kepala ikan dan siput sangat disukai oleh beberapa kelompok masyarakat. Sedangkan kelompok lainnya mungkinlebih suka hamburger dan pizza. Universitas Sumatera Utara d. Personal preference Hal- hal yang disukai dan tidak disukai sangat berarti dan berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makanannya, sejak dari masa kanak- kanak sampai masa dewasa. Misalnya: ayah tidak suka makan kari, begitu juga anak laki- lakinya. Ibu suka kerang, demikian pula dengan anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak- anak yang suka mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang tidak suka omelan bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka terhadap ayam goreng yang dimasak bibinya. e. Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang tidak menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu pada hipotalamus. Kurang nafsu makan dikenal dengan istilah anoreksia yang merupakan salah satu gangguan makan pada remaja. Universitas Sumatera Utara f. Kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang dengan kesulitan menelan mencoba untuk memilih menahan rasa lapar daripada makan. Pola makan mengandung aspek budaya, etnik, agama, sosial, dan ekonomi. Karena itu unsur kenikmatan, kesantaian, nilai- nilai, tabu dan sebagainya juga terkait dalam keseimbangan pola makan Soekirman, 2000. 1. 4. Makanan yang Baik dan Sehat Keadaan gizi seseorang dipengaruhi oleh makanan yang dimakannya. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia, tidak ada manusia yang hidup tanpa makan. Meskipun demikian, orang yang makan cukup kenyang belum tentu sehat. Hal ini disebabkan meskipun orang tersebut memenuhi dalam jumlah, tetapi tidak mengandung zat- zat yang diperlukan tubuh sesuai kebutuhan. Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Depkes tahun 1995 Almatsier, 2005 menguraikan tiga belas dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari- hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal yaitu makanlah aneka ragam makanan; makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi; makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi; batasi konsumsi lemak dan minyak Universitas Sumatera Utara sampai seperempat dari kebutuhan energi; gunakan garam beriodium; makanlah makanan sumber zat besi; berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan; biasakan makan pagi; minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya; lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur; hindari minum minuman beralkohol; makanlah makanan yang aman bagi kesehatan; dan bacalah label pada makanan yang dikemas. Santoso 2004 dalam Matondang, 2009 berpendapat makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah makanan yang seimbang, terdiri atas: sumber zat tenaga misalnya nasi, roti, mie, bihun, jagung, ubi, singkong, tepung- tepungan, gula, dll; sumber zat pembangun misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang- kacangan, tahu, tempe, dll; dan sumber zat pengatur misalnya sayuran dan buah- buahan terutama yang berwarna hijau dan kuning. Kebiasaan makan yang baik akan mencerdaskan seseorang, meningkatkan kondisi kesehatan tubuh, dan menghasilkan gairah atau semangat kerja yang tinggi. Yang dimaksud dengan kebiasaan makan yang baik adalah:menyukai makanan yang bergizi; waktu makan yang teratur karena makan teratur dapat membuat alat pencernaan bekerja secara teratur, dan pola makan harus sesuai dengan siklus pencernaan dan kemampuan fungsi pencernaan; menghindari makanan yang dapat merugikan kesehatanantara lain penggunaan bumbu penyedap seperti vetsin, siklamat yang disebut sari manis sebagai pengganti gula pada minuman. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kebersihan makanan dan minuman sewaktu dibeli; serta berusaha Universitas Sumatera Utara supaya suasana makan selalu tenang, sehingga makan pun dapat dilakukan dengan tidak tergesa- gesa Ginting, 2003.

2. Kebutuhan Zat Gizi pada Remaja