8. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar editing.
Peneliti melakukan pengecekan jawaban kuesioner tentang kelengkapan pengisian, terbaca dengan jelas, dan relevan dengan pertanyaan. Tahap editing ini
dilakukan pada waktu dan tempat yang sama sehingga mempermudah melengkapi data bila ada kekurangan.
Tahap kedua adalah pemberian kode coding berupa angka pada setiap jawaban kuesioner. Pengkodean dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan keputusan yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Tahap ketiga adalah mengelompokkan data
sesuai dengan tujuan penelitian tabulating ke dalam tabel- tabel yang telah ditentukan.
Tahap selanjutnya adalah memasukkan data entry yang telah dikode ke dalam komputer untuk dianalisis dengan menggunakan program statistik SPSS
versi 16. Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan analisa
univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk memberikan gambaran karakteristik masing- masing variabel.
Analisa univariat akan ditampilkan berupa tabel persentase dan distribusi frekuensi untuk masing- masing variabel dependen dan variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
Analisa uji bivariat ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel korelasi dimana dalam tabel ini akan ditampilkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara
variabel independen pola makan dengan variabel dependen Indeks Massa Tubuh. Untuk uji statistik korelasi menggunakan uji Spearman karena kedua variabel
menggunakan skala ordinal. Menginterpretasikan nilai signifikan p, jika nilai p kurang dari nilai alpa
0,05 berarti terdapat hubungan sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesa alternatif Ha diterima dan dapat diinterpretasikan sebagai adanya hubungan pola
makan meliputi jumlah makanan dengan Indeks Massa Tubuh pada siswa SMAN 2 Balige yang tinggal di kost; adanya hubungan pola makan meliputi jenis makanan
dengan Indeks Massa Tubuh pada siswa SMAN 2 Balige yang tinggal di kost; dan adanya hubungan pola makan meliputi frekuensi makan dengan Indeks Massa Tubuh
pada siswa SMAN Balige yang tinggal di kost. Sebaliknya jika p lebih dari nilai alpa 0,05 berarti hubungan yang tidak signifikan, maka hipotesa alternatif Ha ditolak.
Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai tidak ada hubungan antara pola makan meliputi jumlah makanan dengan Indeks Massa Tubuh pada siswa SMAN 2 Balige
yang tinggal di kost; tidak ada hubungan antara pola makan meliputi jenis makanan dengan Indeks Massa Tubuh pada siswa SMAN 2 Balige yang tinggal di kost; dan
tidak ada hubungan antara pola makan meliputi frekuensi makan dengan Indeks Massa
Tubuh pada
siswa SMAN
2 Balige
yang tinggal
di kost.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN