5 Minimal 3 dari 5 indikator aspek afektif siswa memperoleh kategori minimal
“baik”.
1.6 Manfaat
1.6.1 Teoritis
Mengembangkan model pembelajaran TGT dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA N 9 Semarang.
1.6.2 Praktisi 1.6.2.1 Bagi Guru
Memberikan masukan kepada guru tentang model TGT berbantuan media Number Card untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI
IPA 3 SMA N 9 Semarang.
1.6.2.2 Bagi Siswa
1 Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA N 9 Semarang.
2 Dapat menciptakan hubungan baik dan saling bekerja sama antar siswa.
1.6.2.3 Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman mengajar menggunakan model TGT berbantuan media Number Card yang dapat dijadikan bekal sebagai calon
guru.
1.7 Penegasan Istilah
1.7.1 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie, sebagaimana dikutip oleh Wena 2008: 189, pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang mendorong siswa
bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.
1.7.2 Team Game Tournament TGT
TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis serta sistem
skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya
setara seperti mereka Slavin, 2005: 163.
1.7.3 Media Number Card
Number Card adalah kartu berukuran 5,5 x 8,5 cm yang diberi nomor. Kartu sebagai media pembelajaran, dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan
model Mugiyatno, 2006. Number Card digunakan pada saat pemilihan kelompok yang bertugas untuk mempresentasikan hasil diskusi dan
digunakan pada saat turnamen.
1.7.4 Keaktifan
Keaktifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keaktifan akademik. Terdapat tiga komponen keaktifan akademik, diantaranya adalah
berpikir, berkomunikasi, dan bergerak. Indikator keaktifan yang diamati diantaranya adalah 1 Bertanya kepada guruteman, 2 Menjawab
pertanyaan guruteman,
3 Mengerjakan
tugas, 4
Mencari
informasireferensi, 5 Berdiskusi, dan 6 Memberi gagasan.
Siswa dapat dikatakan aktif apabila minimal 4 dari 6 indikator tersebut mendapat kategori “baik”.
1.7.5 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa akibat dari kegiatan belajar. Perubahan dalam hal ini adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa. Bloom membagi hasil belajar dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Sudjana, 2013: 22.
Pengukuran ranah kognitif, dilakukan dengan menggunakan tes. Sedangkan pengukuran ranah afektif dan psikomotorik diukur menggunakan observasi.
Aspek afektif yang diamati diantranya 1 disiplin, 2 gotong-royong, 3 tanggungjawab, 4 percaya diri, dan 5 sopan santun. Setiap siswa
minimal memperoleh kategori baik” 3 dari 5 aspek yang diamati. Aspek psikomotorik praktikum yang diamati diantaranya 1 hati-hati, 2 tekun, 3
teliti, 4 mahir 5 rapi, 6 kerjasama, 7 kreatif, dan 8 jujur. Setiap siswa minimal harus memperoleh kategori “baik” 6 dari 8 aspek psikomotorik
praktikum yang diamati. Sedangkan pada aspek psikomotorik pembelajaran yang diamati diantaranya adalah 1 kemampuan dalam berkomunikasi, 2
kemampuan dalam berinteraksi, 3 ketepatan menjawab pertanyaan, 4 kesesuaian pertanyaan dengan materi, dan 5 kemampuan dalam
mengerjakan soal. Siswa minimal harus memperoleh kategori “baik” 3 dari 5 aspek psikomotorik pembelajaran yang diamati.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif didasari atas falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan kerja sama dalam melakukan sesuatu Lie, 2010: 28. Pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran, siswa belajar dan
bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompoknya Slavin dalam
Isjoni, 2008: 150. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat
belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya.
2.1.1.2 Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran harus diterapkan. Lima unsur dalam model pembelajaran harus
diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: 1
Positif Independence Saling ketergantungan positif
11