BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif didasari atas falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan kerja sama dalam melakukan sesuatu Lie, 2010: 28. Pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran, siswa belajar dan
bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompoknya Slavin dalam
Isjoni, 2008: 150. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat
belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya.
2.1.1.2 Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran harus diterapkan. Lima unsur dalam model pembelajaran harus
diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: 1
Positif Independence Saling ketergantungan positif
11
2 Personal Responsibility Tangggungjawab perseorangan
3 Face to face promotive interaction interaksi promotif secara langsung
4 Interpersonal Skill Keterampilan sosial
5 Group Processing Pemrosesan kelompok
2.1.1.3 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Beberapa ciri pembelajaran Kooperatif Hamdani, 2011: 31: 1
Setiap anggota memiliki peran; 2
Terjadi hubungan interaksi langung diantara siswa; 3
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya;
4 Guru
membantu mengembangkan
keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok;
5 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
2.1.1.4 Macam-macam Pembelajaran Kooperatif
Beberapa model pembelajaran kooperatif menurut Isjoni 73-89: 1 STAD Student Teams Achievement Divisions, yaitu tipe kooperatif yang
menekankan pada aktivitas dan interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan membantu menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi maksimal. Pada proses pembelajaran tipe STAD memiliki lima tahapan meliputi 1 penyajian materi, 2 kegiatan kelompok, 3 tes
individual, 4 penghitungan skor perkembangan individu, dan 5 pemberian penghargaan kelompok.
2 Jigsaw, yaitu mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi maksimal. Dalam
penyelenggarannya siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok kecil yang dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu.
3 TGT, yaitu salah satu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa tanpa perbedaan status, melibatkan peran aktif siswa sebagai tutor
sebaya, mengandung unsur permainan dan reinforcement. Teradapat lima komponen dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, yaitu: 1
penyajian kelas, 2 tim, 3 game, 4 turnamen, dan 5 rekognisi tim. 4 Group Investigation GI, yaitu dalam GI, siswa diberi control dan
pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan di investigasi. Siswa ditempatkan dalam kelompok kecil untuk berdiskusi
dan menentukan informasi yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, menelitinya, dan menyajikan hasil penelitiannya di depan
kelas. 5 Rotation Trio Exchange, yaitu kelas di bagi dalam beberapa kelompok
yang terdiri 3 siswa, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok lainnya di kiri dan kanannya, berikan pada setiap trio tersebut
pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai berilah nomor 0, 1, dan 2, kemudian perintahkan nomor 1 berpindah searah jarum jam.
Sedangkan nomor 0 tetap ditempat, ini akan mengakibatkan timbulnya trio baru. Berikan pertanyaan baru untuk didiskusikan trio baru tersebut,
tambahkan sedikit tingkat kesulitan.
6 Group Resume, yaitu menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri 3
–6 siswa. Berikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, baik,
berbakat atau kemampuannya di kelas. Biarkan kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang didalamnya terdapat data-data latar
belakang pendidikan, pengetahuan akan isi kelas, kelompok kerja, keterampilan, hobi, bakat, dan lain-lain, kemudian setiap kelompok
mempresentasikan kesimpulan kelompok mereka. Dari model-model pembelajaran kooperatif tersebut, peneliti memilih
model kooperatif TGT karena terdapat game dan turnamen, sehingga bersifat menyenangkan. Adanya game dan turnamen dapat menimbulkan suasana
kompetisi positif yang dapat menimbulkan rasa antusiasme siswa.
2.1.1.5 Team Game Tournament TGT