IPKG 1 sebesar 2,18 dan IPKG 2 sebesar 2,29 kemudian pada siklus II IPKG 1 sebesar 3,10 dan IPKG 2 sebesar 3,57. Sedangkan Pada siklus I hasil belajar
siswa, siswa yang tuntas 43 dan yang tidak tuntas 57. Pada siklus II hasil belajar siswa, siswa yang tuntas 82,6 dan yang tidak tuntas 17 .
Dari ulasan latar belakang tersebut, maka peneliti mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn
Melalui Metode Sosiodrama Berbantu Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 03 Kota Semarang”.
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan seba- gai berikut.
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 03 Kota Semarang?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut. a.
Bagaimana cara meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui metode sosiodrama berbantu media boneka tangan pada siswa kelas
IVA SDN Tambakaji 03 Kota Semarang? b.
Bagaimana cara meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui metode sosiodrama berbantu media boneka tangan pada siswa kelas
IVA SDN Tambakaji 03 Kota Semarang?
c. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn
melalui metode sosiodrama berbantu media boneka tangan pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 03 Kota Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan
pembelajaran PKn
tersebut, peneliti
melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn dengan menggunakan metode sosiodrama berbantu media boneka tangan.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama menurut Djamarah dan Aswan Zain 2006 : 89 adalah sebagai
berikut. a.
Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.
b. Ceritakan kepada kelas siswa mengenai isi dari masalah-masalah dalam
konteks cerita tersebut. c.
Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di depan kelas.
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama
sedang berlangsung e.
Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan peranannya.
f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
g. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan
masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut. h.
Menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. Metode sosiodrama ini divariasikan dengan menggunakan media boneka
tangan agar lebih menarik. Penggunaan boneka sebagai sarana simulasi kreatif pada dasarnya tidak berbeda dengan bentuk-bentuk simulasi yang lain. Letak
perbedaannya ialah pada pemegang peran atau pemainnya. Bentuk simulasi yang lain menggunakan peranan yang bersifat langsung, maka pada penggunaan
boneka ini peran tersebut diperankan secara tidak langsung. Pemeran yang tidak langsung ini menggunakan boneka yang pada dasarnya hanya mewakili pemeran
yang sebenarnya, yaitu orang yang menggerakkan boneka tersebut Mulyani, 2013:23.
1.3 TUJUAN PENELITIAN