Anemia disebabkan kekurangan zat besi Fe Anemia megaloblastik Anemia hemolitik

Secara umum, manfaat sel darah putih adalah untuk membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi yang masuk, karena selain mampu bergerak amuboid juga bersifat fagositosis memangsa. Sel-sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit disebut antibodi. Contoh antibodi misalnya limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan organisme yang spesifik bakteri, virus dan toksin. Limfosit ada dua jenis, yaitu T-limfosit dan B-limfosit. Perbedaan antara T-limfosit dan B-limfosit adalah tempat pematangannya. B-limfosit mengalami pematangan di sumsum tulang, sedang T-limfosit mengalami pematangan di timus. Neutrofil dan monosit juga berfungsi fagositosis. Satu neutrofil mampu memfagosit 5 – 20 bakteri. Monosit yang keluar dari sumsum tulang dan masuk ke darah merupakan sel imatur belum masak, sesudah beberapa jam, monosit akan menjadi makrofag sel raksasa yang mampu memfagosit 100 bakteri. Selain sel darah putih, sekelompok sel yang tersebar luas di seluruh jaringan dan membatasi beberapa pembuluh darah dan limfa juga membantu melindungi tubuh terhadap benda asing yang masuk. Sistem ini disebut sistem retikuloendotelial Tierny et al. 2003. Patofisiologi Anemia Anak-anak disebut anemia bila Hb dan eritrosit turun sampai kurang dari 11 g dl atau hematokrit kurang 33. Beberapa penyebab dan jenis anemia yaitu:

1. Anemia disebabkan kekurangan zat besi Fe

a. Gejalanya : luka di sudut mulut atau bibir. Kuku menjadi rapuh dan datar. b. Penyebabnya : makanan yang tidak cukup mengandung Fe. Fe tidak cukup diresorpsi. Terjadi perdarahan, infeksi dan darahnya hancur.

2. Anemia megaloblastik

a. Simptom Gejala : Pucat, ikterus di sklera akibat hemolisis, rasa panas di lidah akibat atropimukosa, rasa kesemutan, dan gangguan psikosis. b. Penyebabnya : kekurangan makanan yang mengandung vitamin B 12 , tidak adanya faktor intrinsik, gangguan resorpsi di usus halus, dan penyakit cacing. c. Gambaran darah : Megaloblastik eritropuetik, megalokariosit MCV dan MCH naik leukopeni, granulositopeni, dan trombopeni. d. Penyebab kekurangan asam folat Tidak cukup dalam makanan, gangguan resorpsi di usus, obat-obatan, adanya senyawa antagonis dari asam folat misal: aminopterin, ametopterin, daraprin. Pada kasus anemia megaloblastik ditunjukkan peranan penting vitamin B12 dan asam folat di dalam proses eritropoesis karena eritroblas memerlukan kedua vitamin tersebut untuk proliferasi selama proses diferensiasi sel. Defisit vitamin B12 dan folat menghambat sintesa DNA akibatnya sel darah merah tidak matang dan mati lebih awal eritroblas apoptosis maka terjadilah anemia makrositik Koury dan Ponka, 2004. Di daerah endemik GAKI hal ini terjadi seiring dengan kejadian defisiensi iodium dan selenium. Hal ini diduga sebagai penyebab meningkatnya kejadian gangguan autoimun sehingga penderita mengalami pernicious anemia Allen, 2004. Prevalensi jenis anemia makrositik di negara-negara Amerika Latin cukup tinggi yaitu 40-50 Allen Casterline Sabel, 2001. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa GAKI dan spektrum kretin endemik disebabkan oleh defisiensi beberapa zat gizi yang terkait seperti iodium, selenium, besi, seng dan beberapa vitamin. Hampir semua zat gizi tersebut berperan dalam eritropoiesis WHOUNICEF, 2004.

3. Anemia hemolitik

Masa hidup eritrosit turun, selama eritrosit yang lisis bisa digantikan, maka tidak terjadi anemia. a. Akibat lisis dari eritrosit Bilirubin, total bilirubin naik. Fe dalam serum naik. Pengeluaran sterkobinilogen di feses naik. Pengeluaran urobilin di urin naik. b. Penyebab anemia hemolitik 1. Pengaruh bentuk sel : sprositoris, ovalositosis, dan sel sakit. 2. Hemoglobinopati • Talasemia : diturunkan secara otonomal talasemia mayor dan talasemia minor. Ada dua macam α dan talasemia. Fetal hemoglobin = Hb F = α 2 2 . Adult hemoglobin = Hb A = α 2 2 α talasemia = Rantai α dari hemoglobin terganggu. talasemia. = Rantai dari hemoglobin terganggu. Simptom : Hepatosplenomegali + Anemia • Enzimatopi. 3 Pengaruh dari luar sel a Toksis hemolisis b Hemolisis – Usemik – Sindrom c Mekanis hemolitik → pada kelainan klep jantung d Imun hemolitis e Infeksi.

4. Leukemia