Neuron, yang merupakan struktur dasar dan unit fungsional dari sistem saraf. Neuroglia atau sel – sel glial, glia =glue merupakan sel penyokong dalam

Gambar 6 Bagian Utama Otak dan Lobus Purves et al. 2004 Fisiologi dan Perkembangan Otak Fox 1993 menjelaskan sistem saraf dibangun oleh dua sel utama, yaitu:

a. Neuron, yang merupakan struktur dasar dan unit fungsional dari sistem saraf.

Mereka mempunyai fungsi khusus dalam memberikan respon terhadap rangsangan fisik maupun kimia, melakukan impuls elektrokimia dan mengatur keluarnya bahan kimia tertentu. Melalui serangkaian aktifitas ini, neuron membangun fungsi terhadap stimulus sensori, kemampuan belajar, mengingat dan mengontrol otot dan kelenjar. Neuron tidak dapat dibelah melalui proses mitosis, sekalipun ada neuron yang dapat muncul lagi sebagai bagian terpisah atau bertunas dengan membentuk cabang baru dengan kondisi yang sama. Neuron dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, neuron dikelompokkan kepada kemampuan melakukan impuls. Sensori, atau afferent, neuron melakukan impuls dari penerima sensor ke sistem syaraf pusat. Motor, atau efferent melakukan impuls keluar dari sistem syaraf pusat menuju organ-organ yang akan menerima impuls otot-otot dan kelenjar-kelenjar. Hubungan antarneuron atau disebut intraneuron, terletak diseluruh sistem saraf pusat dan bertugas melayani hubungan tersebut, atau membentuk kesatuan, yang sekaligus melakukan fungsi sistem saraf.

b. Neuroglia atau sel – sel glial, glia =glue merupakan sel penyokong dalam

sistem saraf yang membantu fungsi neuron. Sel – sel glial ini jumlahnya mencapai lima kali jumlah neuron, dan sel ini juga mempunyai kemampuan mitosis yang terbatas kanker dan tumor yang terjadi pada orang dewasa umumnya disusun oleh sel-sel glial. Makhluk hidup yang terdiri atas multisel harus mengawasi dan menjaga kondisi lingkungan internal yang konstan seperti mengawasi dan memberikan respon terhadap semua respon yang berasal dari lingkungan luar. Kedua fungsi ini dikoordinasi oleh dua sistem organ yaitu sistem saraf pusat dan sistem endokrin. Perkembangan otak manusia terjadi sejak didalam kandungan. Pada masa awal periode perkembangan ini terjadi pertumbuhan sel-sel otak yang sangat cepat. Mulai usia kehamilan 3 minggu sampai bayi dilahirkan, otak berkembang cepat dan merupakan 13 dari berat badan bayi saat dilahirkan Hurlock, 1988. Memang sudah diketahui bahwa perkembangan fisik otak merupakan prioritas utama. Meskipun demikian, perkembangan otak masih terus berlangsung selama beberapa bulan setelah kelahiran. Ukuran sel otak bertambah dan volumenya menjadi dua kali beratnya pada tahun pertama usianya. Pada anak usia dua tahun, jumlah jaringan saraf dan metabolisme di otak dua kali orang dewasa dan hal ini menetap sampai usia 0-11 tahun maka sejak dalam kandungan sampai usia mencapai 5 tahun sering disebut sebagai golden age. Otak janin yang tumbuh sangat cepat sejak minggu 10 – 18 usia kehamilan, menuntut sang ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dalam rentang waktu tersebut. Otak juga mengalami pertumbuhan yang cepat sampai usia 2 tahun. Malnutrisi pada masa periode pembentukan otak ini akan menimbulkan efek merugikan terhadap sistem syaraf dan tidak hanya memberikan pengaruh pada neuron, tapi juga terhadap sel sel glial yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh terhadap sel glial ini akan merubah perkembangan myelin terutama karena myelin ini akan terus menerus terbentuk disekitar akson pada awal kelahiran Thompson Higher Edu, 2007. Otak dapat diibaratkan sebagai mesin yang memerlukan bahan bakar agar fungsinya optimal. Faktor gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak dengan cara memodifikasi : 1 jumlah dan ukuran sel saraf, dan mengatur posisi saraf dalam sistem saraf pusat, 2 perkembangan dendrite, myelinasi akson dan jaringan synaps, 3 membentuk neurotransmitter Gambar 7 EPA dan DHA merupakan pembangun sebagian besar korteks cerebral otak bagian yang digunakan untuk berfikir dan juga dibutuhkan untuk pertumbuhan normal otak. Neurotransmitter dapat diartikan sebagai molekul yang bertugas sebagai pengantar pesan di dalam otak. Otak membutuhkan zat gizi khusus selenium untuk fungsi neurotransmitter ini. Otak tidak mampu menyimpan glikogen atau lemak yang bisa dirombak jika otak kekurangan zat gizi. Otak juga tidak mampu menyimpan oksigen untuk mengoksidasi bahan bakar ataupun zat gizi. Karena itu otak benar-benar tergantung pada suplai darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen maupun zat gizi yang diangkut darah. Sehingga otak sehat akan tampak penuh sel dengan warna yang jelas dibandingkan dengan otak yang kurang sehat Gambar 8. Rangsangan sensori ibarat zat gizi yang penting untuk pertumbuhan normal, perkembangan dan berfungsinya otak, sehingga kekurangan sensori ini selama periode pembentukan otak dapat menyebabkan perkembangan otak menjadi tidak normal baik struktur maupun fungsinya kemampuan neurochemical maupun neuroelectrical. Kekurangan sensori menyebabkan rangsangan emosional terhadap sentuhan, gerakan, penciuman terhambat dan berpengaruh terhadap ikatan bonding ibu anak Chavetz, 1990. Gambar 7 Synaps Purves et al. 2004 Kretin Orang Sehat Gambar 8 Perbandingan Volume Sel Otak Penderita Kretin dengan Otak Orang Sehat Cassels Lie, 2006 Darah dan Defisiensi Zat Gizi Mikro Darah adalah cairan merah yang tidak tembus cahaya, juga merupakan suatu organ yang unik, berupa suatu cairan yang bersentuhan dengan hampir seluruh jaringan tubuh lain. Sel darah tidak mempunyai sifat kohesif dan berada di dalam medium cairan darah – yaitu plasma. Sel darah terdiri atas eritrosit tanpa inti dan trombosit serta sel yang berinti yaitu leukosit. Fungsi darah adalah : 1. Transpor oksigen, karbondioksida, dari dan ke paru-paru, zat-zat gizi, dan zat-zat hasil metabolisme. 2. Pengatur lingkungan pH dan temperatur. 3. Mencegah pendarahan trombosit dan faktor-faktor pembekuan. 4. Pertahanan tubuh fagositosis dan imunoglobulin. Selanjutnya Underwood 2002 mengatakan bahwa setiap bagian darah memiliki fungsi dan peran yang sangat spesifik dan bila salah satu kekurangan atau sampai habis maka tubuh seseorang akan mengalami kelainan yang bersifat sistemik. Adapun fungsi dan peran setiap komponen darah adalah : 1. Hematokrit Bagian dari sel darah dari keseluruhan volume darah . 2. Plasma Merupakan darah padat yang terdiri dari sel-sel darah. Bagian darah yang cair terdiri dari 9-90 air, 6,5-8 protein. 3. Plasma albumin 60 dari plasma sebagai albumin berfungsi sebagai transpor bagi bilirubin, urobilin, asam amino, dan lemak. 4. Hemoglobin Zat warna dari butir darah merah terdiri dari globin protein dan haem struktur yang mengandung Fe. 5. Plasma globumin α 1 , α 2 , , dan globulin. Pemeriksaan kuantitatif sel darah adalah penting. Pada laboratorium yang modern, secara rutin dilakukan dengan menggunakan alat penghitung sel yang automatis. Dengan alat ini, ukuran dan konsentrasi eritrosit, dan leukosit serta konsentrasi trombosit dihitung, hemoglobin secara automatis dihitung. Juga, proporsi dari leukosit untuk setiap jenis – perbedaan jenis leukosit dihitung dari ukuran sel dan kandungan granula www.current.med.com 2002 Eritrosit Sel Darah Merah Eritrosit sel darah merah dapat berubah bentuk dan merupakan sel tanpa inti serta bikonkaf. Eritrosit paling banyak ditemukan di antara keseluruhan sel darah. Sewaktu darah disentrifus maka akan terpisahkan komponen plasma dan seluler, yang bagian sel darah merahnya sekitar 45 dari volume total, ini merupakan “volume pacaked cell” atau hematokrit. Eritrosit merupakan sel pembawa oksigen karena banyak mengandung hemoglobin. Sel membran tersusun atas dua lapis fosfolipid dengan protein integral. Bentuk sel dipertahankan oleh struktur protein yang membentuk sitoskeleton. Sistem enzim melindungi hemoglobin dari eksidasi yang ireversibel. Eritrosit yang matang tidak mempunyai material inti, sehingga protein baru tidak dapat disintesis Underwood, 2002. Metabolisme eritrosit terjadi dengan siklus mulai hemoglobin kemudian verdoglobin, biliverdin, dan bilirubin terikat pada albumin. Sebagian urobilinogen masuk peredaran darah besar ke ginjal. Bagian-bagian yang penting dari eritrosit adalah hemoglobin, membran sel untuk menentukan golongan darah, antigenitas dari golongan darah, fermen untuk aerobik dan oksidasi anaerobik yang biasanya tinggi pada anak yang tinggal di daerah pegunungan. Kadar Hb dan eritrosit pada anak pada umumnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Kadar Haemoglobin Normal pada Anak Underwood, 2002 Usia 1 th 2 th 4 th 8 th 12 th Hb gr per dl 12.1 12.4 12.7 13.6 14.2 Eritrosit x 10 12 per l 5.0 4.8 4.6 4.7 4.8 Leukosit Sel Darah Putih Sel darah putih, mempunyai inti sel, tidak mengandung hemoglobin, terdiri dari granulosit neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit. Semua leukosit dapat bergerak amuboid seperti Amoeba dan dapat mencaplok benda asing misalnya bakteri. Angka rata-rata dari leukosit dan angka turunan diferensial pada anak-anak dapat dilihat pada Tabel 12. Sel-sel darah putih dibentuk sebagian dalam sumsum tulang granulosit, monosit, dan limfosit dan sebagian dalam jaringan limfa limfosit dan sel-sel plasma. Orang dewasa memiliki kira-kira 7.000 sel darah putih per mililiter kubik darah, terdiri dari 62 neutrofil, 2,3 eosinofil, 0,4 basofil, 5,3 monosit, dan 30,3 limfosit. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk sel-sel darah putih adalah vitamin dan asam amino seperti halnya sel-sel lainnya. Sesudah dibentuk, sel-sel tersebut ditranspor dalam darah ke berbagai bagian tubuh. Masa hidup tiap sel berbeda, granulosit sekitar 12 jam, monosit sulit dinilai karena selalu mengembara, tetapi bisa beberapa minggu atau bulan, limfosit dapat berumur 110 – 300 hari Irianto dan Waluyo, 2004. Tabel 12 Angka Rata-rata dari Leukosit dan Angka Turunan Diferensial pada Anak www.current.med.com 2002 Darah Usia 1-2 th 2-6 th 6-12 th Leukosit x 10 gl 6.0 – 17.5 6.0 - 17 4.5 – 14.5 Neutrofil granulosi 1.9 – 8.0 50 - 70 Limfosit 0.9 – 5.2 25 - 40 Monosit 0.2 – 1.0 2.0 – 8.0 Eusiofil 0.0 – 0.8 2.0 – 4.0 Basofil 0.0 – 0.2 0.0 – 1.0 Secara umum, manfaat sel darah putih adalah untuk membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi yang masuk, karena selain mampu bergerak amuboid juga bersifat fagositosis memangsa. Sel-sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit disebut antibodi. Contoh antibodi misalnya limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan organisme yang spesifik bakteri, virus dan toksin. Limfosit ada dua jenis, yaitu T-limfosit dan B-limfosit. Perbedaan antara T-limfosit dan B-limfosit adalah tempat pematangannya. B-limfosit mengalami pematangan di sumsum tulang, sedang T-limfosit mengalami pematangan di timus. Neutrofil dan monosit juga berfungsi fagositosis. Satu neutrofil mampu memfagosit 5 – 20 bakteri. Monosit yang keluar dari sumsum tulang dan masuk ke darah merupakan sel imatur belum masak, sesudah beberapa jam, monosit akan menjadi makrofag sel raksasa yang mampu memfagosit 100 bakteri. Selain sel darah putih, sekelompok sel yang tersebar luas di seluruh jaringan dan membatasi beberapa pembuluh darah dan limfa juga membantu melindungi tubuh terhadap benda asing yang masuk. Sistem ini disebut sistem retikuloendotelial Tierny et al. 2003. Patofisiologi Anemia Anak-anak disebut anemia bila Hb dan eritrosit turun sampai kurang dari 11 g dl atau hematokrit kurang 33. Beberapa penyebab dan jenis anemia yaitu:

1. Anemia disebabkan kekurangan zat besi Fe