Gangguan Perkembangan Saraf Memberikan bukti ilmiah pengaruh pemberian suplemen iodium dosis 50 mg

e. Gangguan Perkembangan Saraf

Hasil diagnosis gejala kretin endemik klasik memiliki gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan kelainan cara berjalan, sikap berdiri, hingga badan menjorok ke depan hampir menyerupai sindrom Parkinson. Pada anak diawali dengan kesulitan mengangkat kepala sehingga kepala seperti lunglai. Selanjutnya Gambar 2 memperlihatkan spektrum endemik kretin dan hipothyroid. Spektrum GAKI terhadap Gangguan Perkembangan Saraf dan Mental Gangguan Perkembangan Saraf Mixedematous Kongenital Hipothyroid Cerebral Cortex Myelinasi Striatum Perkembangan Sistem Syaraf Pusat Serabut Otak Cerebellum Corpus Collasum Hippocampus Mata 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lahir-5 tahun Masa kehamilan 9 bulan Gambar 2 Spektrum Kretin Endemik dan Kongenital Hipothyroid Program penanggulangan GAKI secara nasional telah berjalan sejak tahun 1978, dimulai dengan iodisasi garam dilanjutkan dengan suntikan lipiodol yang akhirnya diganti dengan kapsul minyak beriodium. Dampak penanggulangan GAKI Nasional diketahui dengan membandingkan hasil pemetaan tahun 1982 dibanding dengan pemetaan tahun 1998. Terdapat penurunan yang sangat tajam dari 37 menjadi 9,8 Depkes, 2003. Selain itu, target yang harus dicapai dalam program penanggulangan GAKI telah dicanangkan yaitu Indonesia bebas kretin baru tahun 2000. Kini kita sudah berada di tahun 2006 apakah Indonesia telah bebas kretin baru? Kita masih Masa Ibu Hamil Masa Usia Anak T4 Kebutuhan Kec. Se ? belum mampu menjawab dengan pasti karena tidak ada alat, indikator, metode yang dapat digunakan oleh petugas pelaksana pelayanan kesehatan di daerah endemik untuk menilai ada tidak kretin baru. Menurut Widodo 2000 wanita usia subur WUS adalah salah satu kelompok umur berisiko tinggi menderita GAKI. Dampak yang ditimbulkan jika WUS menderita kekurangan iodium dapat terbawa jika hamil dan menghambat pertumbuhan bayi yang dikandung. Pada tahun 1994 saat pengambilan data dasar penelitian dilakukan pemeriksaan TSH. Hasilnya, sebanyak 23,8 190 orang dari 798 orang yang mempunyai TSH 10 microunitml. Dan 70 559 orang yang belum menerima kapsul iodium sejak lebih dari setahun yang lalu. Ditemukan adanya indikasi Anak-anak tersangka kretin baru. Selain 254 anak-anak usia 6-20 tahun yang dilaporkan tersangka kretin tersebut, sebenarnya setiap tahun selalu muncul penderita-penderita baru yang memiliki gejala kretin. Mereka umumnya mempunyai kelainan fisik dan mental yang nampak nyata. Untuk melihat tanda-tanda klinis yang nampak pada penderita digunakan indeks khusus tanda-tanda klinis penderita hipothyroid, seperti digunakan pada Index Quibex untuk bayi neonatal. Tanda-tanda yang dihimpun dari berbagai literatur untuk mendeteksi adanya hambatan tumbuh kembang tersangka kretin mulai dari neonatal hingga anak usia sekolah. Himpunan tanda- tanda klinis tersebut bersifat terbuka artinya boleh ditambahkan bila daftar tidak ada. Selanjutnya gold standard adalah hasil pemeriksaan TSH, T3, T4 atau mungkin pemeriksaan kematangan tulang. Hasil pemeriksaan tulang dan darah di rumah sakit Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang dan UGM Yogyakarta terhadap lima anak yang baru terdaftar diduga kretin dapat dilihat pada Tabel 6. Tiga anak diduga menderita kretin berkaitan dengan GAKI, namun masih harus dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium TSH, T3, T4 dan jika perlu Bone maturation . Selanjutnya kurang jelas ada keterkaitan dengan GAKI atau tidak. Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Anak Tersangka Kretin Widodo, 2000 No Nama TSH Ref 0,32 – 5,0 uml T4 45 – 120 ngml 1. M. Efendi 8,9 110,7 2. Rahmawati 1,1 116,4 3. Reza 0,41 102,6 4. Nurohman 2,10 108,5 5. Rohmat 0,47 122,3 Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, dari lima anak yang sudah dapat diambil darahnya hanya satu yang mengarah kepada tanda hiperthyrotropenemia. Apakah kondisi kasus ini sedang menuju ke arah perbaikan? Kemungkinan itu ada karena kasus ini pernah dirujuk ke RSUP Sarjito Yogyakarta dan tiga kali ditangani melalui JPS namun tidak berlanjut karena kekurangan biaya transport. Selain itu juga ditemukan anak dengan kondisi yang sangat lemah, berat badan tidak sesuai dengan umurnya 6,7 kg pada usia 2 tahun. Hormon T4 normal, namun kadar TSH lebih tinggi dari batas normal. Hal ini dikarenakan sedikitnya asupan iodium, sehingga untuk memenuhi kecukupan tiroksin diperlukan pemacu TSH dalam jumlah yang melebihi normal. Kondisi ini bila berlarut akan menyebabkan terjadinya hipothyroid dan jika terus berlanjut akan menjadi kretin. Sampai saat ini berdasarkan pemetakan GAKI di Propinsi Jawa Tengah yang dilakukan oleh Tim GAKI Fakultas Kedokteran-UNDIP dan Kanwil Depkes Jateng Tahun 1996 masih ditemukan TGR pada anak perempuan usia Sekolah Dasar SD sebanyak 4,5 dan VGR 0,7 . Apabila mengikuti kriteria daerah endemik dan non endemik berdasarkan prevalensi TGR pada anak perempuan usia SD yang digunakan WHO 1994, maka daerah Kabupaten Boyolali termasuk daerah endemik ringan. Ada 89 Desa IDT yang tersebar di 16 Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Boyolali yang di antaranya merupakan endemik GAKI Hadisaputro, 1996. Hilangnya zat gizi terutama zat gizi mikro pada anak usia sekolah umumnya melalui sel dari kulit dan permukaan dalam tubuh seperti: usus, tractus urinarius, saluran napas sebanyak 14 ughari. Disamping kekurangan iodium, anemia juga merupakan bagian tanda kretin pada anak SD sehingga anak menjadi pucat, lemah dan lesu yang akhirnya motivasi belajar menurun. Keadaan anak yang ditandai dengan penurunan jumlah sel darah merah yang disebabkan oleh rendahnya kadar besi dan zat gizi mikro lainnya seperti selenium dalam darah akan menjadikan salah satu risiko tinggi anemia pada anak usia sekolah sehingga mengganggu pertumbuhan pada masa cepat atau Growth sprout Frey, 2002. Defisiensi zat gizi mikro essesnsial seperti iodium, besi, zinc, dan selenium biasanya merupakan hasil akhir dari keseimbangan zat gizi mikro tersebut yang negatif dalam jangka waktu lama. Apabila kadar zat gizi mikro total mulai menurun, terjadi deplesi pada berbagai lien, dan sumsum tulang. Setelah cadangan komponen zat gizi mikro habis terjadi penurunan kandungan zat gizi mikro dalam plasma dan suplai zat gizi mikro pada sumsum tulang maupun otak dan sistem syaraf ssehingga tidak mencukupi untuk regenerasi sel yang normal. Selanjutnya jumlah protoporphyrin eritrosit meningkat, mulai terjadi produksi eritrosit mikrositik dan selanjutnya kadar Hb darah menurun Carley, 2003. Dampak peningkatan status iodium terhadap mental dan psikomotor anak sekolah 7 – 11 tahun dilaporkan oleh Van den Briel, dan West 2000 yang menunjukkan bahwa intervensi garam beriodium selama 1 tahun dapat meningkatkan performance mental dan psikomotor pada kelompok intervensi sedangkan kelompok kontrol tidak ada perubahan. Sementara itu hasil penelitian tentang evaluasi efektivitas iodisasi garam, dan elevasi konsentrasi iodium hubungannya dengan status goiter anak sekolah di daerah endemik Goiter dilaporkan oleh Jooste dan Weight 2000 bahwa iodisasi garam sebenarnya telah menghilangkan defisiensi iodium selama satu tahun, tetapi goiter rate tidak menurun. Pengukuran goiter dengan palpasi tidak tepat untuk evaluasi jangka panjang program iodisasi. UNICEF 1997 mengungkapkan bahwa status gizi dan kesehatan anak Indonesia masih belum sebaik negara ASEAN lainnya, sehingga dikhawatirkan akan menjadi beban negara dalam memperoleh sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pemberian obat cacing dalam program PMT-AS sangat membantu pemulihan kasus-kasus gizi kurang. Namun sampai saat ini anak SD masih belum semuanya mendapatkan program pemberian obat cacing dan makanan tambahan. Investigasi variabel biologis Serum Zn, retinal, Thyrotropin, Fe yang berkontribusi terhadap retardasi pertumbuhan linear anak pra sekolah telah diteleliti oleh Elnour dan Hambraeus 2000 dengan hasil variabel biologis berkontribusi positif terhadap retardasi pertumbuhan linear anak pra sekolah. Artinya semakin rendah variable biologis maka pertumbuhan anak makin terhambat. Selanjutnya ketidakmampuan belajar dan pencapaian motivasi yang rendah sebagai akibat defisiensi iodium dalam jangka waktu lama telah diteliti oleh Tiwari dan Godbole et al. 1996 dengan hasil anak-anak yang defisiensi iodium berat severe mempunyai kemampuan belajar dan pencapaian motivasi yang rendah dibandingkan dengan anak yang defisiensi iodiumnya sedang mild. Selanjutnya keragaan konsumsi garam beriodium pada anak usia SD di daerah endemik GAKI, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah juga ditunjukkan oleh Hanim dan Purwoko 2001 bahwa ada lebih 19 merek dagang garam beriodium yang beredar di pasar Kecamatan Selo tetapi yang dikonsumsi oleh keluarga ditemukan 11 merek dagang garam dengan kandungan iodium rata- rata 30-50 ppm. Setelah semua garam yang beredar di warung dan pasar di desa Selo sebagai daerah endemik GAKI Kab. Boyolali di analisis ternyata Selo belum merupakan desa bergaram baik. Penelitian penetapan kehilangan iodium dilakukan dengan cara menambahkan larutan kalium iodat berlabel radioisotop mengeluarkan sinar gamma ke dalam campuran cabe dan garam di dalam tabung khusus untuk radioisotop. Setelah dicampur, iodium radioisotop dibaca dengan ‘gamma counter’ lalu dibandingkan dengan hasil pembacaan iodium radioisotop standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iodium sisa yang masih terdeteksi sekitar 90-99 , walaupun komposisi jumlah iodium dan cabe bervariasi. Bila selain bumbu cabe ditambahkan cuka maka sisa iodium terdeteksi sekitar 77-78 . Bila volume iodium radioisotop ditingkatkan 2,5 kali lipat meskipun ditambahkan cabe dan cuka, maka iodium sisa yang terdeteksi 98-99 Purawisastra et al. 2002. Selenium dan GAKI Hasil penelitian Rimbawan et al. 2000 tentang keterkaitan antara defisiensi selenium dan defisiensi iodium dalam menentukan masalah GAKI Gangguan Akibat Kekurangan Iodium dan upaya penanggulangannya melalui fortifikasi ganda menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara defisiensi iodium dengan selenium di daerah endemik GAKI di Jawa Timur. Sementara hasil penelitian Adriani et al. 2002 tentang identifikasi Gondok di daerah pantai telah menunjukkan bahwa ibu hamil di daerah pantai memiliki kandungan selenium dalam batas marginal rata-rata 0.1 μgml dan bila hal ini dibiarkan akan menimbulkan masalah kretin di daerah pantai Tuban Jawa Timur. Hartono dan Djokomoeljanto 2002 telah melaporkan hasil penelitian tentang perkembangan sistem saraf pada anak di daerah endemik GAKI, Ngantang, Jawa Timur, Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar TSH ibu hamil yang 5 μUml akan memberikan dampak negatif pada perkembangan anak yang dilahirkannya yaitu cerebral hypothyroidism. Sementara hasil penelitian Brown et al. 2003 menunjukkan ada pengaruh positif terhadap perbaikan profil darah orang sehat yang diberi suplemen Se organik Se methionine : 50 μghari dan Se inorganik Na 2 SeO 3 : 50 μghari selama 2 bulan sedangkan kelompok plasebo tidak. Adapun rata-rata peningkatan eritrosit sekitar 0.034 μgml dengan Na 2 SeO 3 : 50 μghari dan 0.076 μgml dengan Se methionine : 50 μghari disamping itu juga terjadi peningkatan aktivitas ekstraseluler GPx dan sitosol GPx cytosolic glutation peroxidase. Manifestasi dari Gangguan Akibat Kekurangan Iodium tingkat berat adalah kretin. Berdasarkan hasil survey nasional GAKI 1998 diperkirakan masih terdapat 9000 bayi lahir kretin per tahun di Indonesia. Meskipun angka ini relatif kecil namun penderita kretin memberikan dampat yang besar bagi kualitas SDM. Penderita membebani keluarga dan masyarakat seumur hidupnya. Berbagai faktor diduga sebagai penyebab terjadinya kretin. Selain kekurangan iodium, kekurangan zat gizi mikro lain dan faktor genetik diperkirakan sebagai penyebab terjadinya kelainan tumbuh kembang pada anak. Sampai saat ini, penanganan masalah kretin belum dilakukan secara intensif mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif Depkes, 2000. Namun perkembangan upaya penanggulangan masalah GAKI di negara berkembang dari laporan ACCSCN 2001 menyebutkan bahwa suplemen yang memiliki biaya tinggi mulai dihentikan kecuali untuk penanganan GAKI di daerah endemik termasuk wilayah pantai. Gambar 3 menunjukkan alternatif upaya penanggulangan GAKI yang sudah dilakukan di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Hasil penelitian Widardo 1998 menunjukkan bahwa pemberian suplemen minyak iodium dosis rendah ditambah beta karoten yang diberikan pada anak di daerah endemik GAKI ternyata mampu meningkatkan sintesa dan sekresi hormon tiroksin bebas FT4 dari kelenjar thyroid, meningkatkan kadar EIU dan menghambat menurunkan sekresi hormon TSH oleh kelenjar hipofisa pada masa tumbuh cepat dibanding dengan pemberian suplemen iodium dosis tinggi. Selain itu tambahan beta karoten pada suplemen minyak iodium dosis rendah dapat meningkatkan kadar serum vitamin A dan memicu peningkatan hormon tiroksin setelah 4 bulan penelitian. Selanjutnya hormon tiroksin digunakan untuk metabolisme dalam tubuh, pertumbuhan jaringan otak dan tulang. Oleh karena itu, anak yang mengalami defisiensi iodium dan selenium akan mengalami gangguan pertumbuhan tulang menjadi pendek dan gangguan perkembangan otak menjadi bodoh. Hal yang sama juga terjadi pada ibu hamil dan ibu masa nifas yang diteliti oleh Lamid 2007. Gambar 3 Alternatif Upaya Penanggulangan GAKI di Negara Berkembang Hasil penelitian Widodo 2000 menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara kejadian kretin baru pada anak usia sekolah 6-20 tahun dengan masalah kekurangan Selenium, karena daerah endemik GAKI di kaki gungung Merapi dan Kretin ? S t r a t e g i P e n u r u n a n K e j a d i a n D e f i s i e n s i G i z i M i k r o t i m e pe rb a ik a n pe nd udu k F o r t i f i k a s i M a k a n a n T a m b a h a n S u p p l e m e n t a s i Suplemen Fortifikasi Pemberian Makanan Tambahan Waktu Merbabu termasuk daerah yang kekurangan selenium. Selanjutnya beberapa hipotesis hubungan sebab akibat antara defisiensi Se dan I yang telah terbukti melalui penelitian di berbagai negara dapat dilihat pada Tabel 7. Table 7 Matriks Hipotesis yang Sudah Dibuktikan Hubungan Sebab Akibat antara Defiiensi Se I REFERENCES VARIABEL 1 VARIABEL 2 Gondok Kadar Iodium Hetzel, et al. 1990 Gondok Suplemen Selenium Scultinc Yulia 2000 Gondok Suplemen Vitamin A dan selenium Widardo, Scultinc, and Yulia 2000 Gangguan pertumbuhan Kadar Iodium Hetzel, et al. 1990 Kadar Iodium dalam plasma Kekurangan Vitamin A KVA Widardo, Scultinc, and Yulia 2000 Kadar Iodium dalam plasma Kekurangan Selenium Ma, et al. 1993 Beckett, et al. 1993 Thilly, et al. 1993 Kadar Iodium dalam plasma Goitrogenik Thilly, et al. 1993 Osman, et al. 1992 Rao 1995 Kadar Iodium dalam plasma Suplemen Selenium Vanderpas, et al. 1993 Pharoah 1993 Kandungan Iodium Lingkungan dengan kadar Iodium rendah Koutras, et al. 1980 Rao 1995 Kandungan selenium Lingkungan dengan kadar Selenium rendah Lahagu, et al. 1993 Kandungan Iodium Air minum dengan kandungan iodium rendah Osman et al. 1992 Growth Spurt II pada Anak Sekolah Dasar Growth Spurt II merupakan masa pertumbuhan cepat dan unik karena adanya karakteristik pertumbuhan fisik Tabel 8 dan perubahan komposisi tubuh yaitu: 1. Kecepatan pertumbuhan fisik masa remaja adalah tercepat kedua kecepatan pertumbuhan pada masa bayi. Kira-kira 20 tinggi badan dan 50 berat badan dicapai pada masa remaja disebut ‘Growth Spurt’Soetjiningsih, 1998 Perlu lebih banyak energi dan zat gizi mikro untuk mendukung pertumbuhan fisik yang optimal James, 2001; Shils and Young, 1988 2. Pertumbuhan fisik remaja ditandai dengan peningkatan jumlah dan ukuran sel dan kematangan sistem reproduksi. Pertumbuhan fisik remaja umumnya diiringi dengan penyempurnaan kematangan seksual dan epifise tulang Wardlaw et al. 1992. 3. Pada usia 10 tahun : 80 tubuh terbentuk, dan 50 bobot skeletal tercapai. Bobot skeletal meningkat sampai dekade ke-empat 6 pada Perempuan Tabel 8 Karakteristik Pertumbuhan Fisik dan Perubahan Komposisi Tubuh pada Masa Growth Spurt II No. Pertumbuhan remaja Perempuan P Keterangan 1 Tinggi badan 9-10 th P = laki-laki L Gizi baik dg TB 120 cm 2 Puncak kecepatan TB 9.0 cm th Laju TB 0.5 –0.75 cm bln 3 Usia kecepatan TB 12.1 th Ada faktor genetik etnik 4 Berat badan 9-10 th P L Gizi baik dg BB: 20-25 kg 5 Puncak kecepatan BB 8.8 kg th Laju BB 0.5 – 0.73 kg bln 6 Usia kecepatan BB 12.9 th Ada faktor genetik etnik 7 Peningkatan BB P = 0.75 x L Peningkatan BB pd P yang kurus 7 kematangan seksual P lebih cepat 2 th dari L Di daerah endemik GAKI belum ada data 8 Pertumbuhan pubertas Peningkatan lemak L Di daerah endemik GAKI belum ada data 9 Spurt pubertas Usia 12.8 th Kisaran usia mens awal 10- 16 th Di daerah endemik GAKI belum ada data 10 Cadangan lemak sub- kutan P L karena lemak untuk menstruasi 17 BB dan 22 untuk mengatur siklus ovulasi Di daerah endemik GAKI belum ada data 11 Bentuk tanda awal pubertas Kematangan sex dg menstruasi tiap bulan Perubahan payudara Pertumbuhan rambut pubis Sama untuk semua lingkungan daerah endemik GAKI = daerah bukan endemik Sumber : Modifikasi Shils and Young 1988; Soetjiningsih 1998 dan Adiningsih 2002 Adanya perubahan hormonal sebagai penyebab terjadinya perbedaan karakteristik remaja laki-laki dan perempuan, sehingga remaja perempuan lebih berisiko terhadap kretin dan gangguan kesehatan lainnya. Hormon yang berpengaruh pada tumbuh kembang remaja adalah ‘growth hormon’, thyroid, hormon sex, insulin, IGFs Insulin-like Growth Factors dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal, antara lain : 1. Somatotropin atau hormon pertumbuhan : merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon somatotropin. Growth Hormon GH merangsang terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan anak umur 10-14 tahun. GH mempunyai ‘circadian variation’ yang aktivitasnya meningkat pada malam hari waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik, dan perubahan kadar gula darah. 2. Glukokortikoid : memiliki fungsi yang bertentangan dengan somatotropin dan hormon thyroid, serta androgen karena ‘kortison’ memiliki efek anti anabolik. Kalau kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan terjadi osteoporosis. 3. Insulin like Growth Factors IGFs : merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya mirip dengan ‘insulin’ juga sebagai efek mitogenik terhadap kondrosit, dan osteoblas. IGFs terutama diproduksi oleh hati. 4. Masa remaja terjadi perubahan hormonal rata-rata pada usia 10-16 tahun. 5. Pertumbuhan hormon estrogen dan androgen di mulai saat pubertas. Hormon tersebut sangat berperan dalam perilaku sexual 6. Perubahan hormonal di masa puber terjadi secara teratur, terintegrasi, yang diselaraskan oleh sistem syaraf pusat dan kelanjar endokrin. Kelenjar pituitari, yang terletak di dasar otak, berperanan penting. Kelenjar ini disebut master gland karena mensekresi hormon ke sistem aliran darah yang menstimulasi kelenjar lain untuk menghasilkan berbagai macam hormon. Pada masa puber, kelenjar pituitari meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan mentriger dua hormon gonadotropin, yaitu follicle- stimulating hormon FSH dan luteinizing hormon LH. Pada perempuan FSH dan LH menstimulasi ovari untuk mengolah dan mensekresi hormon estrogen dan progesteron. Oleh karena itu masa puber sebagai suatu sistem prenatal yang menjadi aktif. Walaupun masa puber memiliki landasan secara biologis, namun beberapa pengalaman remaja pada masa ini dipengaruhi oleh faktor sosial dan psikologisnya Zanden, 1985. Peningkatan kebutuhan beberapa mineral dalam tubuh pada masa remaja per hari disesuaikan dengan daerah endemik GAKI dapat dilihat pada Tabel 9. Perbedaan karakteristik pertumbuhan remaja laki-laki dan perempuan berdampak terhadap kecukupan zat gizi. Seluruh perubahan pada masa remaja memberikan pengaruh yang besar pada kebiasaan makan remaja. Adapun kebutuhan gizi pada masa remaja menurut Martianto 2004 adalah : 1. Beberapa vitamin yang penting selama masa remaja : - Vitamin A diperlukan untuk penglihatan, pertumbuhan, diferensiasi dan proleferasi sel, reproduksi dan integritas sistem kekebalan imunitas - Vitamin D berperanan dalam memelihara homeostasis Ca dan P dalam pengerasan tulang - Vitamin C penting untuk sintesis collagen - Folacin penting untuk sintesis DNA - Vitamin B12 diperlukan untuk pertumbuhan sel yang cepat - Vitamin B6 penting pada masa pubertas terutama laki-laki yang banyak memiliki massa otot. Vit. B6 berperan dalam pembentukan enzim yang terkait dengan metabolisme Nitrogen - Riboflavin, Niacin dan Thiamin penting untuk metabolisme energi yang diperlukan saat pubertas Growth Spurt II 2. Masa remaja membutuhkan mineral yang cukup tinggi, terutama Ca, Fe dan Zn untuk pertumbuhan cepat : - Ca untuk memelihara peningkatan massa tulang - Fe untuk membantu perkembangan sel darah merah dan massa otot - Zn untuk pembentukan tulang baru dan jaringan otot Tabel 9 Kebutuhan Zat Gizi RDA pada Puncak Growth Spurt II Modifikasi Hartono 2001, IOM 2001 dan Martianto 2004 Mineralhari Jenis kelamin Rata-rata untuk Periode usia 10-20 th Pada Puncak Growth Spurt II Ca mghari L P 210 110 400 240 Fe mghari L P 10 18 30 50 Zn mghari L P 15 15 30 30 Mg mghari L P 40 40-55 280 280 Se μghari L P 280 280 400 400 Iodium μghari L P 130 100 150 150 Tes IQ pada Anak Sekolah Dasar Banyak tes IQ untuk mengukur kualitas anak seperti tingkat pengetahuan, daya ingat sesaat, alasan abstrak, bagian kemampuan visual dan perasaan. Test IQ mengukur sebagian dari budaya seseorang baik yang nyata maupun budaya yang tidak dilakukan. Namun biasanya untuk keperluan akademik sehingga kurang baik untuk mengukur kreativitas anak. Banyak tipe tes IQ yang disesuaikan dengan umur anak, salah satunya dari The Wechsler tests yang digunakan untuk mengukur ‘individually administered IQ tests’ termasuk WISC-IV umur 6-16 tahun, WAIS-III umur 16-89 tahun, dan WPPSI-III umur 2.5 - 7 tahun dengan frequency of Wechsler IQ scores. Setelah pengamatan secara acak, ternyata banyak faktor yang menetukan nilaiskor sehingga perlu diamati ulangan tes setiap minggunya karena dapat berubah antara 5-10 point. Untuk ukuran kemampuan verbal pada anak dengan kelainan fisik atau mental tertentu Wechsler tidak menganjurkan pengukuran verbal, karena memang sudah dapat dipastikan anak dengan kelainan pasti memiliki kemampuan verbal yang buruk. Hal ini juga diakui oleh Raven yang kemudian mengembangkan ‘Block Design’ untuk mengukur IQ melalui ketajaman pengamatan gambar berwarna yang diambil untuk dipasangkan ke gambar design utamanya WISC_IV untuk anak umur 6-16 tahun. Model ini kemudian dikenal sebagai Modeled after Ravens Progressive Matrices atau Matrix Reasoning WAIS-III Morris, 2006. Tabel 10 Skor IQ Wechsler yang dikembangkan oleh Raven Morris, 2006 IQ Diskripsi Lama Diskripsi Raven Skor 100 10 Idiot Retardasi mental sangat berat Kurang dari 1 25 Idiot Retardasi Mental Berat Kurang dari 1 40 Imbecile Retardasi Mental Sedang Kurang dari 3 55 Moron Retardasi Mental Ringan Kurang dari 13 70 Garis Batas Kurang dari 15 85 Dull Normal Di bawah Rata-rata Kurang dari 16 100 Rata-rata 50 - 60 115 Di Atas Rata-rata 61 - 84 125 Superior 85 - 95 130 Jenius Sangat Superior 95 - 98.5 145 Sangat Sangat Superior 98.5 - 100 Selenium, Perkembangan Otak dan Hasil Tes IQ Sudah tiga dekade terakhir, selenium diteliti sebagai pemelihara dari perkembangan otak sebagai akibat dari defisiensi selenium. Perubahan kandungan selenium nampak jelas pada penderita Alzheimer dan tumor otak. Adapun jenis selenium yang paling berpengaruh adalah selenoprotein dan selenocystein yang mampu melindungi kerusakan lebih lanjut dari penyakit Parkinson. Selenoprotein juga telah dilaporkan aktif sebagai keberlangsungan sel saraf otak bersama-sama dengan 2 iodothyronine deiodenase Chen and Berry, 2003. Perkembangan otak manusia sudah mulai berlangsung pada saat individu berada di dalam kandungan. Perkembangan otak ini tidak dapat dipisahkan dengan proses pertumbuhan yang berjalan secara bersamaan dan saling melengkapi. Otak akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika sistem saraf berfungsi dengan baik serta pertumbuhan dari organ yang membangun sistem saraf juga telah terbentuk secara sempurna. Otak tersusun atas 3 bagian, yaitu : cerebrum sisi sadar, cerebellum, dan medulla oblongata dua bagian terakhir ini merupakan bagian otak yang “tidak sadar“. Medulla oblongata merupakan bagian yang terdekat ke spinal cord, dan terlibat dalam pengaturan detak jantung, proses bernafas, pengaturan tekanan darah, pusat refleks rasa mual, batuk, bersin, dan kembung. Hipotalamus mengatur homeostatis, dan memiliki daerah pengaturan untuk rasa haus, lapar, suhu tubuh, keseimbangan air dan tekanan darah dan menghubungkan sistem saraf dengan sistem endokrin. Midbrain otak tengah dan pons juga merupakan bagian otak yang tidak sadar unconscious brain dapat dilihat pada Gambar 4. Thalamus berperan sebagai titik relay pusat bagi pesan-pesan saraf yang masuk Fox, 1993. Cerebellum Gambar 5 merupakan bagian kedua terbesar penyusun otak, setelah cerebrum. Cerebellum berfungsi untuk koordinasi otot dan memelihara tekanan normal otot dan postur. Bagian otak yang sadar mencakup lapisan-lapisan cerebral, yang dipisahkan oleh corpus callosum. Cerebrum mengatur intelegensi dan kemampuan menghafal, belajar dan mengingat. Selama masa perkembangan embrio, otak yang pertama terbentuk berupa tabung tube, dan ujung bagian yang membesar menjadi tiga gelembung kosong yang akan membentuk otak, dan posterior yang akan berkembang menjadi spinal cord. Lobus occipital Gambar 6 pada bagian belakang otak menerima dan memproses informasi visual. Lobus temporal menerima sinyal suara, memproses bahasa dan arti kata. Lobus parietal berhubungan dengan sensori korteks dan memproses informasi tentang sentuhan, rasa, tekanan, sakit, panas dan dingin. Lobus frontal melakukan tiga fungsi, yaitu 1 aktifitas motorik dan integrasi aktifitas otot, 2 berbicara, dan 3 proses berfikir Fox, 1993. Kretin merupakan manifestasi GAKI yang sangat parah. Namun tanpa gejala adanya kekurangan iodium IQ anak di daerah GAKI lebih rendah setidaknya 10 poin dari rekannya di daerah non endemik GAKI. Sebagian besar manusia telah meneliti tentang area kemampuan berbahasa dan berbicara, dan diketahui bahwa area ini berada di bagian kiri hemispher otak. Keseluruhan bahasa ditemukan pada daerah Wernicke. Kemampuan berbicara pada daerah Broca. Kerusakan daerah Broca menyebabkan gangguan berbicara namun tidak pada kemampuan berbicara total. Kegagalan daerah Wernicke menyebabkan gangguan kemampuan menulis dan menyebutkan kata-kata, tetapi masih bisa berbicara. Bagian lainnya di dalam korteks berhubungan dengan kemampuan berfikir yang lebih besar, perencanaan, mengingat, personalitas dan aktivitas lainnya. Selain otak, sistem saraf juga dibangun oleh spinal cord. Spinal cord berada sepanjang sisi dorsal tubuh dan menghubungkan otak ke seluruh tubuh. Bagian yang berwarna abu-abu mengandung sebagian besar sel-sel tubuh dan dendrit. Disekitar bagian yang berwarna putih dibangun oleh gulungan akson intraneural tracts. Beberapa dari tracts ini ascending membawa pesan ke otak dan yang lainnya descendinens membawa pesan dari otak. Spinal cord terlibat dalam aksi refleks yang tidak secara langsung melibatkan otak Fox, 1993. Gambar 4 Bagian-bagian Otak. Sumber:http:www.prs.k12.nj.usschoolsPHSScience_DeptAPBiopicbrain.gif. Gambar 5 Bagian-bagian Otak Dilihat dari Tengah Purves et al. 2004 Gambar 6 Bagian Utama Otak dan Lobus Purves et al. 2004 Fisiologi dan Perkembangan Otak Fox 1993 menjelaskan sistem saraf dibangun oleh dua sel utama, yaitu:

a. Neuron, yang merupakan struktur dasar dan unit fungsional dari sistem saraf.