Sikap Tindakan Perilaku Masyarakat

6. Evaluasi evaluation hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek Notoatmodjo, 2003. Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang diukur dari objek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut di atas Notoatmodjo, 2003.

2.2.2 Sikap

Brigham dalam Wachidanijah, 2002 memberikan gambaran bahwa terbentuknya sikap melalui adanya proses belajar mengajar dengan cara mengamati orang lain, melalui pengamatan, hubungan yang terkondisi, pengalaman langsung dan mengamati perilaku diri sendiri. Sikap yang terbentuk dengan mengamati orang lain dapat menimbulkan sikap yang positif apabila menyenangkan atau dapat sebaliknya. Menurut Notoatmodjo 2003 sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Menurut Notoatmodjo 2003 bahwa sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak sebagai objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Allport dalam Notoatmodjo, 2003 mengemukakan sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Pada sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindar, membenci, tidak Universitas Sumatera Utara menyukai objek tertentu. Sikap tersebut mempunyai 3 tiga komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden.

2.2.3 Tindakan

Menurut Notoatmodjo 2003 tindakan adalah gerakanperbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara logis sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan over behavior. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor pendukung dari Universitas Sumatera Utara berbagai pihak Notoatmodjo, 2003. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap, tindakan juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: 1. Persepsi perception diartikan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2. Respon terpimpin guided response diartikan sebagai suatu urutan yang benar sesuai dengan contoh. 3. Mekanisme mechanism diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. 4. Adaptasi adaptation suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu juga sudah dimodifikasi tanpa mengurangi keberadaan tindakan tersebut Notoatmodjo, 2003. 2.3. Karakteristik Masyarakat 2.3.1. Pendidikan