2.6 Penelitian Relevan
Penelitian mengenai kekeringan berbasis penginderaan jauh telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan baik hanya
berdasarkan analisis citra satelit maupun gabungan antara analisis citra satelit
dengan parameter kondisi fisik lahan. Rahma Winati 2006 telah melakukan
penelitian di sebagian Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini mencoba memetakan daerah potensi rawan kekeringan menggunakan citra Landsat 7 ETM+
perekaman bulan Juni 2002. Metode yang digunakan yaitu analisis berbasis Citra Satelit dengan menghitung nilai spektral citra hasil Tranformasi Normalized
Difference Vegetation Index dan Wetness Index dan mengkelaskan ke dalam beberapa tingkat klasifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah peta potensi rawan
kekeringan.
Penelitian dilakukan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian 2007
yaitu oleh Rizatus Shofiyati pada lahan sawah DAS Citarum Jawa Barat. Menggunakan citra Landsat TM dengan
pemilihan tanggal perekaman yang mewakili musim kemarau, peneliti mencoba mengintegrasikan nilai spektral citra Landsat TM hasil tranformasi NDVI,
Wetness Index dan Brightness Temperatur. Adapun penelitian tersebut hanya pada lahan pertanian yaitu sawah. Hasil dari integrasi tranformasi tersebut
dikelaskan menjadi empat kelas dengan hasil akhir peta tingkat kekeringan lahan sawah DAS Citarum Jawa Barat.
Puguh Dwi Raharjo 2010 melakukan penelitian di Kabupaten Kebumen
mencoba mengkombinasikan analisis citra satelit dengan kondisi fisik lahan.
Penelitian ini menggunakan data citra Landsat TM 7 perekaman bulan juni 2002. Analisis citra satelit untuk kekeringan yang dilakukan yaitu menggunakan
tranformasi Normalized Difference Vegetation Index, Wetness Index dan Brightess Index. Hasil tranformasi tersebut dipisahkan nilai spektral yang
berpotrensi dan yang tidak berpotensi kekeringan. Adapun parameter kondisi fisik yang digunakan yaitu Kondisi Hidrogeologi potensi air tanah, Curah Hujan, dan
Penggunaan Lahan. Hasil analisi citra satelit dioverlaykan dengan parameter penunjang dengan memperhitungkan tingkat pengaruh kekeringan dengan hasil
akhir peta identifikasi potensi kekeringan. Dari paparan penelitian tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian
mengenai kekeringan berbasis penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah citra Landsat TM5 tahun 2009
dengan pemilihan tanggal perekaman 29 Juni dan parameter penunjang yang terdiri atas Rata-rata curah hujan, kondisi hidrogeologi dan penggunaan lahan.
Adapun metode yang digunakan yaitu interpretasi citra digital dengan teknik tranformasi NDVI, indeks kelembaban dan indeks kecerahan. Tranformasi
tersebut merupakan tranformasi yang menduga nilai lengas tanah dengan asumsi tanah dengan nilai lengas rendah maka potensi untuk terjadi kekeringan tinggi.
Hasil transformasi tersebut dibuat peta NDVI, indeks kelembaban dan indeks kecerahan Pada penelitian ini tidak terlepas dari analisis Sistem Informasi
Geografis dengan metode skoring dan pembobotan yang dilakukan dengan teknik overlay.
Tabel 2.9 Penelitian sebelumnya
Nama Judul Penelitian
Tujuan Peneltian Parameter
Data citra Hasil Penelitian
Rahma Winati,
2006 Aplikasi Indeks Vegetasi untuk
Penentuan Potensi Rawan Terhadap Kekeringan di sebagian Kabupaten
Kulonprogo Mengetahui kemampuan
Citra landsat 7 ETM+ dalam mengidentifikasi potensi
rawan kekeringan Melakukan pengkelasan
Tingkat kekeringan berdasarkan Vegetation index
dan Wetness index NDVI
RVI Wetness Index
Landsat 7 ETM+ tahun 2002
Peta Potensi
Rawan Kekeringan
Riztus Shofiyati,
2007 Inderaja untuk Mengkaji Kekeringan
di Lahan Pertanian mengidentifikasi, mengkaji,
memetakan, dan
memonitor kekeringan menggunakan pola
spektral, TCT, NDVI, dan BT NDVI
Brightness Temperatur
Wetness Index Landsat
TM tanggal
perekaman diseleksi
berdasarkan waktu
yg mewakili musim
kemarau
Peta Tingkat
Kekeringan Pada Lahan Sawah
Puguh Dwi
Raharjo, 2010
Teknik Penginderaan
Jauh dan
Sistem Informasi Geografis untuk Identifikasi Potensi Kekeringan
Kabupaten Kebumen Mengidentifikasi wilayah yang
mempunyai potensi kekeringan di
Kabupaten Kebumen
berdasarkan parameter-
parameter fisiknya
secara umum.
Wetness index Brightness index
NDVI Curah hujan
Hidrogeologi Penggunaan Lahan
Landsat 7TM
tahun 2003
Peta Identifikasi
Potensi Kekeringan
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah dengan obyek penelitian yaitu potensi kekeringan.
3.2 Populasi dan Sampel
Penelitian deteksi potensi kekeringan ini yang menjadi populasi adalah potensi kekeringan wilayah Kabupaten Klaten. Sedangkan penentuan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Penentuan sampel dilakukan pada hasil penggabungan Normalized Difference Vegetation
Index NDVI, Indeks Kecerahan dan Indeks Kebasahan. Sampel yang diambil sebanyak 30 titik yang didasarkan pada kelas NDVI, namun tetap
mempertimbangkan indeks kecerahan dan indeks kebasahan sehingga hasil dari kelas ke tiga indeks tersebut dapat terwakili Lampiran 2.3
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian deteksi potensi kekeringan ini terdiri dari 2 kelompok yautu variabel yang didapatkan dari interpretasi citra Landsat 7 ETM+
dan variabel kondisi fisiografis berpengaruh terhadap kekeringan. 1.
Interpretasi citra Landsat 7 ETM+ a.
NDVI Normalized Difference Vegetation Index b.
Indeks Kebasahan Wetness Index