hari, tetapi dengan liputan yang sangat luas. Satelit jenis ini disebut singkron bumi geo-synchronus satellite karena posisi relatif tetap di atas permukaan bumi.
Satelit singkron matahari sun-synchronous satellite sering pula disebut sebagai satelit berorbit polar karena mengorbit bumi dengan hampir melewati
kutub, memotong arah rotasi bumi. Hampir semua satelit sumberdaya termasuk satelit singkron matahari, misalnya Landsat, SPOT, ERS dan JERS, IKONOS,
Quickbird, Alos, Terra dan Aqua. Satelit NOAA National Oceanic and Atmospheric Administration yang sebenarnya merupakan satelit cuaca, juga
melakukan orbit singkron matahari. Sesuai dengan namanya, satelit singkron matahari selalu bergerak
memotong arah rotasi bumi dengan melalui atau hampir melalui kutub sehingga dapat meliput hampir seluruh bagian permukaan bumi. Oleh karena itu, satelit ini
akan selalu berada di atas wilayah yang sama di permukaan bumi pada waktu lokal yang sama pula. Ketinggian orbit satelit jenis ini berkisar dari 600 km
sampai dengan sekitar 1000 km, jauh rendah dibandingkan satelit geostasioner Danoedoro, 2012:67.
2.2.3 Data Penginderaan Jauh Digital
Data penginderaan jauh digital Citra digital direkam dengan menggunakan sensor non-kamera, antara lain scanner, radiometer, spectrometer.
Detektor yang digunakan dalam sensor penginderaan jauh adalah detektor elektronik dengan menggunakan tenaga elektromagnetik yang luas, yaitu
spektrum tampak, ultraviolet, inframerah dekat, inframerah thermal, dan gelombang mikro. Citra digital dibentuk dari elemen-elemen gambar atau pixel
Picture element yang menyatakan tingkat keabuan pada gambar. Informasi yang terkandung dalam pixel tersebut bersifat diskrit yaitu mempunyai ukuran presisi
tertentu Purwadhi, 2001:48. Setiap citra digital penginderaan jauh satelit yang dihasilkan oleh setiap
sensor mempunyai sifat khas datanya. Sifat khas data tersebut dipengaruhi oleh sifat orbit satelit, sifat dan kepekaan sensor penginderaan jauh terhadap panjang
gelombang elektromagnetik, jalur transmisi yang digunakan, sifat sasaran objek, dan sifat sumber tenaga radiasinya. Sifat orbit satelit dan cara operasi sistem
sensornya dapat mempengaruhi resolusi dan ukuran pixel datanya. Sistem perekaman data penginderaan jauh dengan menggunakan sensor
satelit dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu sistem pasif dan sistem aktif. Kedua sistem tersebut sangat berpengaruh terhadap sistem, prosedur, dan metode
pengolaan datanya. Komponen dasar pengambilan data penginderaan jauh sistem pasif meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan objek permukaan
bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan berbagai penggunaan data. Sumber tenaga diambil dari matahari atau sumber lain. Salah satu data penginderaan jauh
sistem pasif adalah data satelit Landsat.
2.2.4 Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
Interpretasi atau penafsiran citra penginderaan jauh merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek
dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara manual dan interpretasi
secara digital Purwadhi, 2001:25. Interpretasi secara manual adalah interpretasi
data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan cirikarakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur
interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, ronawarna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti. Interpretasi secara digital adalah evaluasi
kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel berdasarkan
nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk
mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola spasial
dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan spasial tertentu.
2.3 Citra Landsat