Kondisi Awal Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara kepada Siti Susilowati, S.Pd, guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa kelas IXG SMP Negeri 2 Kalimanah, Kabupaten Purbalingga dapat diketahui bahwa pembelajaran berdialog dilakukan dengan metode ceramah. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat dialog sesuai tema yang diberikan oleh guru, kemudian berdiskusi dan pada akhirnya siswa berdialog di depan kelas dengan direkam menggunakan recorder. Nilai KKM pembelajaran berbicara dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa di SMP Negeri 2 Kalimanah yaitu 65. Nilai KKM tersebut belum dapat dicapai oleh sebagian besar siswa pada tahap prasiklus karena nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam berdialog sesuai unggah- ungguh basa adalah 61,07 atau berarti dalam kategori cukup. Penghitungan nilai rata- rata kelas dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini yang berisi rekapitulasi hasil tes berdialog pada tahap prasiklus. Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Tes Berdialog Pada Tahap Prasiklus No Kategori Rentang Nilai Frekuensi ∑ Nilai Persen Rata-rata 1. Sangat Baik 85-100 2626 43 = 61,07 cukup 2. Baik 70-84 5 356 11,63 3. Cukup 60-69 27 1664 62,79 4. Kurang 0-59 11 606 25,58 Jumlah 43 2626 100 Berdasarkan data pada tabel 8 terlihat bahwa nilai keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Kalimanah, Kabupaten Purbalingga pada tahap prasiklus berada dalam kategori cukup yaitu nilai rata-rata 61,07 dengan jumlah nilai 2626 dari 43 siswa. Pada kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 tidak ada satu pun siswa yang memperoleh nilai pada kategori tersebut. Kategori baik dengan rentang nilai 70- 84 dicapai oleh 5 siswa atau 11,63 dengan jumlah nilai 356, kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai oleh 27 siswa atau 62,79 dengan jumlah nilai 1664, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 dicapai oleh 11 siswa atau 25,58 dengan jumlah nilai 606. Hasil tes tersebut dapat dikatakan cukup, namun belum menunjukkan hasil yang maksimal karena belum dapat mencapai nilai KKM yang ditargetkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan siklus I sebagai perbaikan hasil tes berbicara dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa pada tahap prasiklus. Nilai rata-rata pada tahap prasiklus ini digunakan untuk membandingkan dan menentukan standar ketuntasan tes berbicara dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa pada siklus I yaitu sebesar 65 sesuai nilai KKM yang ditentukan di SMP Negeri 2 Kalimanah. Ketidaktercapaian nilai KKM yang menjadi standar ketuntasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, materi yang diberikan guru dalam pembelajaran berbicara dalam berdialog tersebut sulit dan tidak merangsang perkembangan pemikiran siswa karena materi yang diberikan bersifat satu untuk semua. Satu untuk semua berarti satu topik untuk semua kelompok dengan tokoh beserta karakternya yang sama, selain itu materi yang diberikan guru tidak berasal dari sesuatu yang nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa merasa kesulitan dalam menentukan arah akan dibawa kemana pokok permasalahan dalam dialog yang ditugaskan guru. Selain materi, faktor berikutnya yang menyebabkan tidak tercapainya nilai KKM yang ditentukan yaitu cara mengajar guru juga masih bersifat konvensional dan monoton karena guru tidak menggunakan media yang baru dan menarik siswa. Guru hanya menggunakan tape recorder untuk merekam percakapan siswa kemudian dinilai. Hal tersebut menjadikan siswa bosan dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya berdampak pada hasil tes yang kurang memuaskan.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa siklus I merupakan penerapan tindakan awal penelitian dengan menggunakan media kartu karakter. Pada siklus I ini, media kartu karakter yang digunakan merupakan media kartu karakter yang tokohnya ada di lingkungan keluarga seperti, bapak, ibu, simbah, pak dhe, bu dhe, mas, mbakyu, aku, pak lik, dan bu lik. Penerapan tokoh yang sudah sering dijumpai dalam keluarga tersebut dapat mempermudah siswa dalam berdialog terutama dalam menerapkan unggah-ungguh basa, ketepatan watak, tokoh, latar, dan tema, sehingga hal tersebut berdampak pada meningkatnya pembelajaran berbicara dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa pada siklus I. Kriteria penilaian berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa meliputi aspek ketepatan pemilihan kata, ketepatan pelafalan kata, kelancaran berbicara, tata bahasa, dan intonasi. Pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa dengan media kartu karakter pada siklus I ini terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada kegiatan awal dimulai dengan apersepsi yang dilakukan untuk mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan kegiatan pembelajaran hari itu, dan menyampaikan bahwa hari itu pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran keterampilan berbicara dalam berdialog. Selain itu, juga disampaikan SK Standar Kompetensi, KD Kompetensi Dasar, Indikator, tujuan, serta manfaat pembelajaran berbicara dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa. Hal tersebut bertujuan agar siswa memiliki motivasi dan kemauan untuk mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa dengan media kartu karakter yang akan berlangsung. Guru bertanya kepada siswa bahasa apa yang digunakan dalam berkomunikasi dengan orang tuanya, kemudian dua siswa diminta untuk memperagakan percakapan di depan kelas. Setelah memperagakan percakapan, guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan mereka dalam melakukan dialog. Guru menjelaskan pembelajaran berbicara hari itu dengan menggunakan media kartu karakter. Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri atas