Kartu Paraga Kartu Tokoh

BENTUK KARTU KARAKTER

a. Kartu Paraga Kartu Tokoh

Bagian depan Bagian Belakang b. Kartu Sipat Kartu Watak Bagian Depan Bagian Belakang c. Kartu Panggonan Kartu Latar Bagian Depan Bagian Belakang d. Kartu Tema Bagian Depan Bagian Belakang Gambar 1. Bentuk Kartu Karakter Kartu tersebut terbuat dari kertas ivory 230 gram dengan pengolahan desain grafis supaya dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan terlihat menarik. Dalam praktiknya untuk siklus I dan siklus II kartu karakter yang digunakan dibuat berbeda. Pada siklus I, kartu karakter yang dibuat di dalamnya berisi karakter yang berhubungan dengan lingkungan keluarga entah itu dalam kartu tokoh, kartu watak, kartu tema, maupun kartu latar. Pada siklus II kartu karakter yang dibuat didalamnya berisi karakter yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat dan sekolah entah itu dalam kartu tokoh, kartu watak, kartu tema. Peraturan dalam menggunakan media kartu karakter ini, masing-masing siswa mengambil satu kartu dari masing-masing kartu karakter. Misalnya, jika pada kartu tokoh dia mendapat peran sebagai guru, pada kartu watak dia mendapat watak ‘grapyak’, pada kartu tema dia mendapat tema pariwisata, dan pada kartu latar dia mendapat latar pasar. Siswa tersebut harus ber peran sebagai guru yang ‘grapyak’ pokok pembicaraan mereka tentang pariwisata dan percakapan tersebut berlangsung di pasar. Begitu juga dengan siswa yang lain. Kartu tokoh terdapat 10 tokoh, kartu watak terdapat 10 kartu, kartu tema terdapat 10 kartu, dan kartu latar terdapat 10 kartu. Untuk kartu tokoh dan kartu watak diambil oleh masing-masing anak dalam satu kelompok dan tidak boleh ditukarkan, sedangkan untuk kartu tema dan kartu latar, satu kelompok hanya diperbolehkan mengambil satu dari masing-masing kartu latar dan kartu tema. Sehingga, dalam penerapannya apapun tokoh, watak, latar, dan tema yang mereka dapatkan harus dapat dikombinasikan dengan tepat supaya dapat menghasilkan dialog yang baik. Adapun langkah-langkah penggunaan media kartu karakter pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam berdialog sesuai unggah-ungguh basa adalah sebagai berikut. 1 Guru membagi kelas menjadi 10 kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 siswa. 2 Guru menyiapkan media kartu karakter. 3 Guru menyuruh perwakilan dari masing-masing kelompok untuk untuk melakukan hompimpa, perwakilan kelompok yang menang berhak mengocok kartu karakter dan berhak membagikan kartu tersebut kepada kelompok lain yang diinginkan, kelompok yang sudah mendapatkan kartu karakter tidak boleh ikut hompimpa lagi. Begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapatkan kartu karakter. 4 Guru menyuruh siswa untuk membuat dialog berdasarkan kartu karakter yang mereka dapatkan, apapun kartu karakter yang mereka dapatkan harus dapat dikombinasikan agar menghasilkan dialog yang baik. 5 Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dengan kelompok yang telah dibentuk dalam membuat dialog. Selesai berdiskusi kelompok yang ditunjuk guru harus memperagakan dialog mereka di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain memperhatikan, dan bergantian begitu seterusnya. 6 Penilaian dilakukan oleh guru bahasa Jawakolaborator.

2.3 Kerangka Berpikir