39 Luas Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50 km
2
atau 163.850 Ha, bentuknya memanjang dari sisi barat ke timur dengan panjang garis pantai sekitar
150 km. Pantai utara umumnya berdataran rendah dan di sebelah Selatan berdataran tinggi dengan rata-rata lebar wilayah utara-selatan sekitar 11 km.
Kabupaten Situbondo terdiri dari 17 wilayah kecamatan, 13 kecamatan diantaranya memiliki pantai dan 4 kecamatan tidak memiliki pantai. Dalam 13
kecamatan tersebut terdapat beberapa desa pesisir yang memiliki tempat pendaratan ikan TPI, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Nama kecamatan dan desa pesisir yang mempunyai TPI NO
Nama Kecamatan
Nama Desa Pesisir yang Mempunyai TPI
1 Banyuglugur
Banyuglugur dan Kalianget 2
Besuki Pesisir dan Demung
3 Suboh Ketah
4 Melandingan
Selomukti dan Mlandingan Barat 5
Bungatan Mlandingan Timur, Bletok, Bungatan, dan
Pasir Putih 6 Kendit
Pecaron 7
Panarukan Kilensari, Deleyan, Duwet, dan Gelung
8 Mangaran
Kalbut, Tanjung Pecinan, danTanjung Kamal 9 Kapongan
Landangan dan
Seletreng 10 Arjasa
Arjasa 11 Tanjung Jangkar
Agel, Kumbangsari, dan Tanjung Jangkar 12 Asembagus
Pondok Langar 13 Banyuputih
Bugeman, Sukorejo, Pondok Mimbo, dan Pandean Karena letak geografisnya maka perairan laut wilayah Situbondo dan
sekitarnya dipengaruhi oleh angin musim timur dan tenggara pada bulan April - September dan angin barat laut pada bulan November-Maret. Arah dan kecepatan
angin ini sangat besar pengaruhnya pada bidang perikanan khususnya usaha penangkapan ikan di laut. Bulan November sampai dengan Maret merupakan
musim yang baik untuk usaha penangkapan ikan di laut, sedangkan pada bulan April – September bertiup angin timur dan tenggara disertai gelombang yang
cukup tinggi sehingga merupakan musim sulit atau paceklik bagi nelayan Situbondo. Peralatan tangkap yang umum digunakan oleh para nelayan di wilayah
Kabupaten Situbondo antara lain purse seine, trawl mini, jaring insang, trammel net
, dan pancing.
40
3.2 Potensi Wilayah
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo mempunyai ciri-ciri fisik yang menggambarkan kondisi daratannya terdiri dari pegunungan, dataran rendah dan pantai, dengan
tingkat kesuburan tanah dan pola penggunaan lahan yang berbeda. Kondisi yang bervariasi itu telah memperkaya sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten
Situbondo yang terdapat di darat dan laut, dalam bentuk flora dan fauna, tambang dan sumberdaya air yang diharapkan dapat didayagunakan secara rasional dan
bertanggung jawab demi kesejahteraan masyarakat. Potensi sumberdaya perairan umum dan sumberdaya laut di Kabupaten
Situbondo cukup besar, sehingga Situbondo merupakan daerah perikanan yang sangat potensial baik untuk budidaya maupun perikanan laut, produksi perikanan
baik budidaya tambak, kolam maupun perikanan laut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Produksi perikanan laut sebagian besar terdiri dari
ikan-ikan jenis pelagis maupun demersal seperti tongkol, pare, layang-layang, kembung, lemuru, kakap, bawal, dan lain-lain. Selain itu produksi perikanan darat
dihasilkan dari budidaya tambak, kolam dan penangkapan di perairan umum. Potensi sumberdaya yang ada di Kabupaten Situbondo telah didayagunakan
untuk pembangunan daerah, baik berupa pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia serta ditunjang dengan kondisi dan potensi ekonomi daerah
Kabupaten Situbondo yang semakin mantap. Berbagai indikator terukur mengenai kondisi ekonomi Daerah Kabupaten Situbondo dapat diketahui dari
perkembangan nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB, yang secara makro dapat dipergunakan untuk menilai kondisi perkembangan ekonomi pada
suatu daerah. Berdasarkan gambaran statistik nilai PDRB Kabupaten Situbondo selama 1993 - 1997 menunjukkan berbagai peningkatan nilai dari tahun ke tahun.
3.3 Pewilayahan Pembangunan Kabupaten Situbondo
Dalam rencana tata ruang wilayah tahun 20082009 dinyatakan bahwa sistem pewilayahan pembangunan Kabupaten Situbondo yang ada saat ini menjadi
acuan dalam pengembangan wilayah. Wilayah Kabupaten Situbondo dibagi menjadi 3 tiga pusat pertumbuhan yaitu:
41 1 Pusat pertumbuhan bagian Timur dengan pusat pengembangan di Asembagus
yang meliputi wilayah kerja Pembantu Bupati di Asembagus diarahkan untuk pengembangan produksi pangan dan perkebunan, peternakan, taman nasional
Baluran, pusat pendaratan ikan di Jangkar dan Pondok Mimbo, industri menengah, dan pendidikan.
2 Pusat pertumbuhan bagian Tengah dengan pusat pengembangan di Situbondo meliputi wilayah kerja Pembantu Bupati Situbondo dan Panarukan, diarahkan
untuk pengembangan industri rakyat, jasa-jasa, perdagangan regional, sebagian untuk pengembangan produksi pangan dan perkebunan khususnya
tebu, serta pengembangan pelabuhan antar pulau di Panarukan, disamping sebagai pusat pendaratan ikan.
3 Pusat pertumbuhan bagian Barat, dengan pusat pengembangan di Besuki diarahkan untuk pengembangan tanaman perkebunan, peternakan terutama
untuk daerah-daerah lereng pegunungan serta tanah-tanah tegalan, tanaman sayur-mayur di dataran tinggi, pengembangan perikanan tangkap dan
budidaya, dan industri kecil. Dataran rendah dan pantai untuk pengembangan produksi pangan, pariwisata pantai Pasir Putih serta pusat pendaratan ikan.
Pemecahan pusat-pusat pertumbuhan lebih ditekankan pada pemerataan pembangunan, sehingga daerah-daerah yang dianggap potensial untuk
berkembang perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
3.4 Kelembagaan Kelautan dan Perikanan
Kelembagaan kelautan dan perikanan di Kabupaten Situbondo diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Susunan dan Tata Kerja Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, dengan tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah Kabupaten dalam rangka pelaksanan tugas
desentralisasi di bidang kelautan dan perikanan. Dalam usaha melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Situbondo telah menetapkan visi, misi, dan tujuan stratejik sebagai berikut. Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo adalah
terwujudnya masyarakat kelautan dan perikanan Situbondo yang sejahtera dan