Kondisi Umum Perikanan Tangkap
72 Pada survei lapangan di PPI Besuki, berhasil mewawancarai langsung 22
responden nelayan, yang biasa melakukan penangkapan ikan dengan peralatan tangkap berupa purse seine dan trawl. Menurut Ketua KUD, di wilayah TPI
Besuki terdapat sekitar 280 buah perahukapal motor, yang terdiri atas 80 buah perahu motor berukuran antara 5 – 10 GT dengan alat tangkap purse seine, dan
150 buah perahu motor berukuran antara 2 – 10 GT dengan alat tangkap purse seine atau trawl udang, dan perahu pancing dengan bobot 2 – 5 GT Tabel 8.
Masalah utama dalam penangkapan yaitu belum adanya SPBU dan perusahaan es di sekitar PPI Besuki, sehingga BBM dan es dibeli dari PPI lain. Juga diperoleh
informasi bahwa, di sekitar PPI Besuki banyak dijumpai penimbangan ikan secara perorangan yang umumnya dilakukan oleh tengkulak yang bebas menentukan
harga ikan, Disamping itu ada perjanjian dibawah tangan tentang pinjaman uangmodal oleh nelayan pada tengkulak yang berdampak pada tingkat
kesejahteraan nelayan. Bahkan para pemilik perahu juga sering terjerat utang kepada para tengkulak khususnya akibat butuh uang untuk memperbaiki mesin
perahukapal motor atau alat tangkap, sementara suku cadang peralatan tangkap tidak tersedia di sekitar PPI Besuki.
Tabel 8 Data ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi serta pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Besuki
No Ukuran
Perahu GT
Jenis Alat Tangkap
Lama Operasi
jam Daerah Operasi
Pendapatan Bersih per Orang-
Trip Rp 1 10
Purse seine
48 Selat Madura,
Jangkar, Mimbo 10.000 – 100.000
2 2 Trawl
Udang 12 Mimbo, Jangkar,
Besuki 30.000 – 40.000
3 10 Purse
seine 12
Mimbo, Jangkar, Probolinggo
20.000 – 80.000 4 10
purse seine 12
Mimbo, Jangkar, Probolinggo
20.000 – 80.000 5 10
Purse seine
48 Selat Madura,
Jangkar, Mimbo 10.000 -100.000
6 2 Trawl
Udang 12 Mimbo, Jangkar,
Besuki 30.000 – 40.000
7 10 Purse
seine 48
Selat Madura, Jangkar, Mimbo
10.000 -100.000
73 Data lapangan tentang penangkapan ikan oleh nelayan yang berpangkalan di
PPI Probolinggo diperoleh dari 9 respoden nelayan, 3 respoden pemilik perahu motor dan Kepala Kelurahan. Kepala Kelurahan yang membawahi wilayah PPI
Probolinggo menerangkan bahwa jumlah pemilik perahu yang berada diwilayahnya kurang lebih 211 perahu motor. Alat tangkap yang biasa digunakan
adalah purse seine untuk penangkapan ikan pada malam hari dan trawl udangteri pada pagisiang hari. Jumlah penduduk dengan pekerjaan sebagai nelayan di
kelurahannya kurang lebih 2.965 orang terdiri dari 20 orang nelayan remaja umur kurang dari 15 tahun, kurang lebih 1.200 orang nelayan pemuda umur antara 15
– 35 tahun dan kurang lebih 1.745 orang nelayan dewasa umur di atas 35 tahun. Kendala utama bagi pemilik perahu tipe cakra adalah modal kerja untuk dapat
melakukan operasi penangkapan lebih dari 1 hari, naik turunnya harga ikan dan rute pelayaran daerah fishing ground yang jadi rebutan sesama nelayan, Hasil
tangkapan utama adalah ikan tongkol dan lemuru, yang paling dominan adalah ikan teri besar dan teri kecil, sedangkan tangkapan lainnya ikan cumi dan udang.
Data hasil survei lapangan tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi penangkapan ikan serta pendapatan bersih nelayan per trip dari
PPI Probolinggo sebagaimana dinyatakan pada lampiran lampiran 7.b. Dari survei lapangan di PPI Branta Pesisir – Pamekasan diperoleh informasi
bahwa nelayan setempat rata-rata menggunakan peralatan tangkap tipe t
rawl teriudang
. Hasil tangkapan ikan yang maksimal terjadi pada musim hujan atau bulan September hingga bulan Maret dengan jenis tangkapan ikan yang dominan
adalah layang, tongkol dan lemuru. Masalah utama yang dihadapi adalah harga ikan yang naik turun dan tidak adanya jaminan modal usaha berupa pinjaman
modal kerja, menambah perlengkapan perahu serta alat tangkap. Data hasil survei lapangan tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah
operasi penangkapan ikan serta pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Pamekasan sebagaimana dinyatakan pada lampiran lampiran 7.c.
Data lapangan di PPI Dungkek diperoleh dari 16 respoden nelayan, 25 respoden pemilik perahu dan ketua kelompok nelayan. Berdasarkan keterangan
dari ketua kelompok nelayan Makmur bahwa nelayan umumnya menggunakan alat tangkap
trawl udangteri dan gillnet, dengan
ukuran perahu motor 3 GT. Selain
74 bermitra dengan perusahaan, kelompok nelayan Makmur juga bekerja sama
dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep antara lain dalam bentuk bantuan peralatan GPS dan penyuluhan. Permasalahan utama yang
dihadapi nelayan setempat adalah kesulitan mendapatkan tangkapan pada saat bukan musim teri karena sebagian nelayan tidak mempunyai alat tangkap jenis
yang lain misalnya jaring untuk penangkapan ikan tongkol. Kendala utamanya yang dihadapi adalah ukuran perahu motor yang kurang besar dan tidak tersedia
penerangan berupa lampu merkuri serta tidak mempunyai alat tangkap selain ikan teri. Di saat selain musim hujan atau musim ikan teri, hasil pendapatan menurun
bahkan tidak ada penghasilan. Data hasil survei lapangan tentang ukuran perahu motor, jenis alat tangkap, lama dan daerah operasi penangkapan ikan serta
pendapatan bersih nelayan per trip dari PPI Probolinggo sebagaimana dinyatakan pada lampiran lampiran 7.d.