36
Gambar 7 Contoh Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan yang diproduksi dan didistribusikan oleh BRKP-DKP
2.9 Tingkat Adopsi Pemanfaatan Informasi Spasial ZPPI
Hadiat 2005 menyatakan bahwa pengenalan teknologi informasi spasial ZPPI telah dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
LAPAN melalui program pemanfaatan informasi spasial ZPPI sejak tahun 1999, kemudian diikuti oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan BRKP Departemen
Kelautan dan Perikanan melalui Program Pengenalan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan PPDPI di beberapa daerah yang mempunyai wilayah perairan
laut. Dalam pengenalan program penggunaan informasi spasial ZPPI yang dilakukan oleh LAPAN tersebut, nelayan terlebih dahulu dibekali pengetahuan
tentang cara menggunakan alat bantu posisi yaitu global pisitioning system GPS dan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi informasi spasial ZPPI.
Diperkenalkan juga cara menggunakan fish finder untuk mendeteksi kepastian keberadaan dan gerombolan ikan setelah nelayan sampai di lokasi yang
ditunjukkan pada informasi spasial ZPPI.
37 Tingginya adopsi nelayan pada daerah-daerah yang telah dilakukan
sosialisasi dan penerapan ZPPI di wilayah pantai utara Pulau Jawa antara lain didukung oleh : 1 Kondisi alat produksi dalam bentuk armada kapal yang relatif
cukup besar, yaitu rata-rata di atas 30 GT untuk lokasi Indramayu dan Pekalongan, kecuali lokasi Situbondo dengan bobot rata-rata 10 GT; 2Dengan
besarnya bobot kapal memungkinkan jangkauan penangkapan ikan nelayan cukup jauh, sehingga kebutuhan alat bantu seperti informasi spasial ZPPI cukup besar
khususnya untuk nelayan di Pekalongan dan Indramayu; dan 3 Jenis informasi spasial ZPPI yang digunakan memiliki tingkat kerincian yang tinggi, yaitu skala
yang lebih besar sehingga lokasi yang ditunjukkan dalam koordinat informasi spasial ZPPI lebih rinci. Informasi spasial ZPPI tersebut pada umumnya berasal
dari LAPAN dengan tingkat akurasi untuk suatu area perairan laut lebih kecil dan lebih rinci dibandingkan dengan Informasi Spasial Prakiraan Daerah Penangkapan
Ikan yang berasal dari BRKP-DKP. Tingkat pemanfaatan informasi spasial ZPPI ditentukan oleh tinggi
rendahnya adopsi teknologi informasi bersangkutan, yang ditentukan oleh keberhasilan penggunaan informasi tersebut dalam meningkatkan hasil tangkapan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan tingkat adopsi yang tinggi oleh nelayan-nelayan di lokasi yang mendapatkan informasi spasial ZPPI dari
LAPAN, terutama berkaitan dengan skala spasial dalam informasi spasial tersebut dibandingkan dengan yang menggunakan informasi spasial PPDPI dari BRKP-
DKP. Informasi spasial produksi LAPAN memiliki skala spasial lebih besar sehingga lebih rinci dibandingkan dengan yang diproduksi BRKP-DKP. Dengan
skala spasial yang rinci, informasi spasial ZPPI LAPAN dapat menunjukkan lokasi potensi penangkapan ikan sesuai koordinat yang ditunjukkan pada luasan
dengan radius 6 km, sedangkan informasi spasial BRKP-DKP jauh lebih luas. Informasi spasial ZPPI LAPAN dengan skala yang lebih besar, nelayan lebih
mudah menentukan lokasi secara tepat sesuai titik koordinat yang ditentukan dan dapat dijangkau oleh nelayan kecil, sedangkan informasi spasial yang diproduksi
oleh BRKP-DKP lebih dimungkinkan untuk nelayan besar.