54 arah gelombang yang dominan pada tiap-tiap bulannya. Data yang dipergunakan
adalah rata-rata bulanan arah dan kecepatan angin di perairan Selat Madura dan sekitarnya dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2007.
Arah dan kecepatan angin rata-rata yang diperoleh dari Dinas Hidrooseanografi TNL-AL. Kecepatan angin dikelompokkan menjadi 6 interval
kecepatan dalam satuan knot yaitu antara 0 - 1 knot, 1 – 3 knot, 4 – 6 knot, 7 – 10 knot, 11 – 16 knot dan lebih besar dari 17 knot. Tinggi gelombang rata-rata dibagi
menjadi 5 interval dalam satuan meter yaitu 0; 0,1 – 0,5; 0,6 – 1,0; 1,1 – 1,5; dan 1,5 meter. Arah angin dan gelombang dibagi menjadi 8 arah yaitu utara, timur
laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut.
4.2.5 Data kedalaman Selat Madura
Data kedalaman perairan laut diperoleh dari peta kedalaman laut buatan Dinas Hidrooseanografi TNI AL sesuai dengan skala yang tersedia. Data
kedalaman perairan ini digunakan untuk mendukung analisis daerah-daerah yang potensial terjadinya penaikan massa air laut yang disebabkan oleh terjadinya
perubahan kedalaman dasar laut. Karena gradasi kedalaman kawasan Selat Madura antara di sisi timur yang berbatasan dengan Laut dan Selat Bali dengan
perairan di utara Situbondo ke arah barat maka isobath dibuat tidak liner, tergantung pada karakteristik kedalaman perairan. Gradasi kedalaman sebelah
timur dengan isobath 1.000 meter, 500 meter, dan 200 meter. Gradasi kedalaman Selat Madura yang masuk dalam kategori perairan dangkal mulai utara Pondok
Mimbo dengan kedalaman 100 meter ke arah barat sampai kedalaman 10 meter dibuat isobath dengan gradasi 10 meter.
4.3 Pengumpulan Data Perikanan Tangkap
Pengumpulan data perikanan tangkap diperoleh melalui dua cara yaitu melalui survei lapangan di PPITPI di Situbondo dan PPI di sekitarnya, dan
melalui feedback kegiatan uji coba penangkapan menggunakan informasi spasial ZPPI oleh nelayan Situbondo yang melakukan penangkapan di Selat Madura.
55
4.3.1 Pengumpulan data perikanan tangkap melalui survei lapangan
Pengumpulan data perikanan tangkap dilakukan melalui kegiatan survei pengamatan secara langsung di lokasi penelitian melalui kegiatan wawancara,
kunjunganpeninjauan ke instansi terkait, dan literatur. Data tentang perahu motor dan jenis-jenis alat tangkap yang dipergunakan oleh para nelayan di daerah
penelitian diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, buku Situbondo Dalam Angka, Koperasi Unit Desa KUD Nelayan, Kantor Desa dan kantor
Camat setempat, serta pengamatan langsung di pelabuhan dan tempat pendaratan ikan melalui wawancara dengan nelayan secara langsung. Untuk mendapatkan
data tentang hasil penangkapan, dilakukan kegiatan wawancara dengan para nelayan khususnya para nahkoda perahu motor serta pengamatan langsung
kegiatan penangkapan. Di samping itu juga diperoleh data tentang pembagian zona-zona penangkapan yang telah disepakati oleh para nelayan serta pemerintah
setempat. Kegiatan survei lapangan untuk mendapatkan data tentang ukuran perahu
motor yang dipergunakan, jenis alat tangkap, lama operasi penangkapan, daerah operasi penangkapan dan pendapatan nelayan per rip. Perolehan data perikanan
tangkap melalui kegiatan survei lapangan dilakukan pada tanggal 4 - 11 September 2007 pada 3 PPITPI Situbondo 3 PPI di sekitarnya dengan perincian
sebagai berikut : a. PPI Pondok Mimbo Situbondo pada tanggal 4 September 2007, data
diperoleh dengan mewawancarai 31 responden terdiri dari 28 nelayan dan 3 pemilik perahu motor.
b. TPI Tanjung Jangkar Situbondo pada tanggal 5 September 2007, diperoleh
dengan cara mewawancarai 33 responden terdiri 25 nelayan, dan 8 pemilik perahu dan pengurus KUD Minaharta.
c. PPI Besuki, pada tanggal 6 September 2007, data diperoleh dengan
mewawancarai langsung 22 respoden nelayan. d.
PPI Probolinggo, pada tanggal 7 September 2007, data diperoleh 12 reponden terdiri dari 9 nelayan dan 3 respoden pemilik perahu motor.