247
Tabel 28. Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Sub Sektor Ekonomi, Tahun 2002-2008
No Lapangan Usaha
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008
1 Pertanian
15.47 15.24
14.98 14.54
14.21 13.83
13.66
- Tanaman bahan makanan 7.70
7.56 7.40
7.19 7.01
6.82 6.81
- Tanaman perkebunan 2.43
2.45 2.39
2.31 2.24
2.20 2.15
- Peternakan dan hasil-hasilnya 1.95
1.94 1.91
1.86 1.81
1.74 1.71
- Kehutanan 1.19
1.09 1.05
0.97 0.90
0.84 0.79
- Perikanan 2.20
2.20 2.24
2.21 2.24
2.22 2.20
2 Pertambangan dan Penggalian
11.28 10.63
9.66 9.30
9.10 8.73
8.28
- Minyak dan gas bumimigas 7.18
6.54 5.95
5.51 5.19
4.83 4.57
- Pertambangan tanpa migas 3.26
3.23 2.83
2.89 2.99
2.97 2.76
- Penggalian 0.85
0.86 0.88
0.89 0.92
0.94 0.95
3 Industri Pengolahan
27.85 28.01
28.36 28.10
27.83 27.41
26.79
- Industri migas 3.46
3.34 3.11
2.79 2.59
2.44 2.29
- Industri tanpa migas 24.38
24.67 25.25
25.34 25.24
24.97 24.50
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih
0.66 0.66
0.66 0.66
0.66 0.69
0.72 5
Bangunan 5.61
5.68 5.81
5.91 6.08
6.21 6.28
6 Perdagangan,Hotel,dan Restoran
16.16 16.26
16.36 16.83
16.92 17.26
17.45
- Perdagangan besar dan eceran 13.26
13.36 13.41
13.86 13.96
14.29 14.48 - Hotel
0.67 0.68
0.70 0.71
0.70 0.70
0.68 - Restoran
2.23 2.23
2.25 2.26
2.26 2.28
2.29
7 Pengangkutan dan Komunikasi
5.06 5.42
5.85 6.26
6.76 7.25
7.98
- Pengangkutan 3.48
3.64 3.77
3.80 3.83
3.71 3.59
- Komunikasi 1.58
1.78 2.08
2.46 2.92
3.54 4.39
8 Keuangan,Persewaan,dan Jasa
Perusahaan
8.69 8.90
9.13 9.26
9.21 9.36
9.55
- Bank 4.04
4.08 4.12
4.09 3.92
3.99 4.04
- Lembaga keuangan bukan Bank 0.66
0.70 0.73
0.75 0.76
0.77 0.79
- Jasa penunjang keuangan 0.06
0.06 0.06
0.06 0.07
0.07 0.07
- Sewa bangunan 2.48
2.57 2.66
2.74 2.80
2.84 2.92
- Jasa perusahaan 1.45
1.49 1.55
1.62 1.66
1.69 1.73
9 Jasa-Jasa
9.23 9.20
9.18 9.14
9.24 9.27
9.30
- Pemerintahan umum 4.68
4.51 4.37
4.21 4.15
4.11 4.05
- Swasta 4.55
4.69 4.82
4.93 5.09
5.15 5.25
Total 100
100 100
100 100
100 100
Sumber: Sumber: BPS, 2006b dan 2009b diolah.
248 dipengaruhi oleh krisis global yang menyebabkan turunnya permintaan produk-
produk domestik, terutama industri makanan, minuman dan tembakau, kertas dan barang cetakan, semen dan barang galian bukan logam, serta logam dasar besi dan
baja. Sektor industri pengolahan memberikan peranan tertinggi terhadap Produk Domestik Bruto, yakni rata-rata sebesar 27.69 persen, yang berasal dari peranan
subsektor industri bukan migas sebesar 24.50 persen dan selebihnya dari subsektor industri migas.
Sektor pertanian juga menunjukkan pertumbuhan yang meningkat dalam periode 2002-2008, yaitu 3.45 persen, seperti tampak pada Tabel 29. Peningkatan
ini terjadi hampir pada semua subsektor kecuali subsektor kehutanan yang mengalami penurunan rata-rata 1.46 persen. Makin besarnya tekanan dari dalam
dan luar negeri terhadap lingkungan serta makin terbatasnya lahan hutan menjadi faktor penghambat pertumbuhan subsektor ini. Secara keseluruhan sektor pertanian
memberikan peranan terbesar ketiga dalam PDB, yaitu sebesar 13.66 persen. Sektor industri pengolahan yang merupakan sektor penyumbang PDB
terbesar tersebut pada umumnya terkonsentrasi di Kawasan Indonesia Barat, khususnya di provinsi-provinsi yang terletak di Pulau Jawa, seperti Provinsi Jawa
Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Sama halnya dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian yang ternyata juga
berpusat di provinsi-provinsi yang terletak di Pulau Jawa. Sementara itu provinsi- provinsi yang terletak di Kawasan Indonesa Timur PDRB-nya masih sangat
didominasi oleh sektor pertanian. Realisasi investasi baik PMDN maupun PMA yang terus meningkat secara
nasional kenyataannya kebanyakan masih tertuju ke Pulau Jawa dan Sumatera.
249
Tabel 29. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Secara Sektoral, Tahun 2002-2008
Sektor 2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 Rata-
rata 1. Pertanian
3.23 3.79
2.82 2.72
3.36 3.43
4.77 3.45
2. Pertambangan 1.00
-1.37 -4.48
3.20 1.70
2.02 0.51
0.37 3. Industri
pengolahan 5.29
5.33 6.38
4.60 4.59
4.67 3.66 4.93
4. Listrik, Gas, Air Bersih
8.94 4.87
5.30 6.30
5.76 10.33
10.92 7.49
5. Bangunan 5.48
6.10 7.49
7.54 8.34
8.61 7.31
7.27 6. Perdagangan,
Hotel dan Restauran
3.90 5.45
5.70 8.30
6.42 8.41
7.23 6.49 7. Pengangkutan
dan Komunikasi 8.39
12.19 13.38
12.76 14.23
14.04 16.69 13.10
8. Keuangan, Real Estate, Jasa
Perusahaan 6.37
6.73 7.66
6.70 5.47
7.99 8.24 7.02
9. Jasa-jasa 3.75
4.41 5.38
5.16 6.16
6.60 6.45
5.42 Indonesia
4.38 4.78
5.03 5.69
6.11 6.87
6.52 5.63
Sumber: BPS, 2006b dan 2009b.
Selanjutnya apabila diperinci per sektor, tampak bahwa kucuran investasi tersebut sangat minim kepada sektor pertanian, sementara sektor tersebut merupakan sektor
yang dominan dalam perekonomian di sebagian besar provinsi wilayah kurang berkembang. Sektor tersebut selain masih merupakan sektor yang dominan dalam
penyerapan tenaga kerja lebih dari 40, juga menjadi sumber nafkah bagi sebagian besar masyarakat pedesaan yang pada umumnya tergolong miskin.
Dengan demikian, pembangunan pertanian yang mengarah ke pertumbuhan produktivitas pertanian secara keseluruhan diharapkan mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat di wilayah pedesaan dan wilayah kurang berkembang.
250
Tabel 30. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Indonesia dalam Jumlah 30 Provinsi Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan
Harga Konstan Tahun 2000, Tahun 2008
NO PROVINSI
Lapangan Usaha 1
2 3
4 5
6 7
8
9 1
NA Darussalam
2.75 3.32
0.83 0.41
1.90 1.47
1.58 0.32
3.10
2 Sumatera Utara
8.45 0.82
4.88 3.46
6.32 4.85
7.20 4.31
5.87
3 Sumatera Barat
2.82 0.68
0.90 1.75
1.55 1.61
3.60 1.04
3.18
4 Riau
5.75 30.67
5.82 1.76
3.98 3.92
3.05 1.66
2.91
5 Jambi
1.56 1.16
0.42 0.53
0.64 0.64
0.89 0.43
0.75
6 Sematera Selatan
3.86 8.53
2.04 1.26
3.93 2.01
2.10 1.38
2.62
7 Bengkulu
0.97 0.15
0.06 0.15
0.19 0.37
0.44 0.19
0.69
8 Lampung
4.78 0.51
0.92 0.54
1.50 1.35
1.59 1.55
1.45
9 Kep. Ba Blitung
0.76 0.91
0.45 0.22
0.55 0.47
0.25 0.19
0.38
Sumatera
31.69 46.74