IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian besar merupakan data sekunder, antara lain: Tabel Input-Output I-O tingkat nasional
tahun 2008, Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE di tingkat nasional tahun 2005, dan Transaksi Tabel Input-Output Inter-regional IRIO pada tahun 2005.
Data statistik lain yang diperlukan adalah data ekonomi makro, sektoral, wilayah seperti PDRB dan data investasi pemerintah dan swasta sektoral. Data ini
umumnya bersumber dari publikasi resmi dari Biro Pusat Statistik BPS, BKPM, Bappenas dan Bank Indonesia.
4.2. Metode Analisis dan Pengolahan Data
Untuk mengukur dampak perubahan kebijakan investasi, Model CGE digunakan sebagai alat analisis utama. Model CGE yang digunakan adalah model
multiregional CGE Recursive Dynamic pendekatan top-down yang telah dibangun
dalam studi Oktaviani et al. 2006 yang kemudian diberi nama dengan model CGE-Investasi Regional, disingkat dengan CGE-IR. Model tersebut diperoleh
dengan cara mengkombinasikan model ORANI-F Horridge et al., 1993, INDOF Oktaviani, 2000, Horridge 2002 dan WAYANG Wittwer, 1999. Unsur
dinamis dalam model ditunjukan oleh pertumbuhan tenaga kerja dan akumulasi kapital setiap tahun.
Langkah selanjutnya adalah pembangunan data yang disusun sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan matriks data yang terdapat pada persamaan-
persamaan yang ditelah ditentukan. Dengan menggunakan pendekatan top-down
dampak perubahan kebijakan investasi pemerintah dan swasta terhadap masing- masing wilayah dapat diketahui dan dikuantifikasi dengan benar.
Sebelum dianalisis lebih lanjut, dalam model CGE diperlukan beberapa penyesuaian data yang tersedia. Penyusunan data dasar diawali dengan klasifikasi
komoditi, industri, rumah tangga, sumber komoditi ekspor atau impor, jenis tenaga kerja dan input-input lainnya. Untuk memadukan agregasi sektor yang
digunakan dalam Tabel Input-Output dan SNSE dilakukan pemetaan antara sektor yang terdapat pada dua sumber data utama tersebut. Untuk pengelompokan
rumah tangga juga dilakukan pemetaan golongan rumah tangga menurut pengelompokan data SNSE. Selain itu dilakukan penyesuaian koefisien elastisitas
dan parameter lainnya, serta sistem persamaannya. Data tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan program GEMPACK.
Parameter elastisitas yang digunakan dalam model CGE terdiri dari elastisitas Armingt on, elastisitas substitusi tenaga kerja, elastisitas substitusi untuk
input primer, elastisitas permintaan ekspor, elastisitas pengeluaran, elastisitas upah, dan trend tenaga kerja. Parameter lainnya yang diperlukan adalah parameter
yang berhubungan dengan investasi, tingkat depresiasi faktor dan nilai depresiasi, dan rasio investasi modal. Parameter-parameter elastisitas dan koefisien perilaku
tersebut, karena berbagai hambatan mendasar, maka data tersebut akan diambil dari hasil studi terdahulu yang relevan. Penjelasan dan nilai parameter yang
digunakan disampaikan pada bab berikutnya. Untuk menganalisis dampak investasi terhadap kesenjangan antar wilayah,
maka dalam studi ini akan dilengkapi dengan metode analisis CVw untuk mengidentifikasi kesenjangan antar wilayah. Untuk menganalisa ketimpangan
regional, dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu konsep output regional yang menggunakan pendekatan wilayah areaapproach dan
kesejahteraan masyarakat community welfare yang menggunakan pendekatan rumah tangga household approach. Output regional direpresentasikan oleh
indikator Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB per kapita, sementara kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dilihat dari konsumsi pengeluaran
konsumsi rumah tangga per kapita. Dalam studi ini digunakan pendekatan konsep output regional yang menggunakan pendekatan wilayah areaapproach.
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam mengukur ketimpangan, yaitu Kurva Lorenz, Koefisien Gini, ukuran Bank Dunia, indeks Theil, indeks L
dan Coefficient of Variation Williamson CVw. Lima metode yang pertama sudah sangat dikenal dan digunakan secara luas oleh para peneliti dalam mengukur
ketimpangan pengeluaran konsumsi rumah tangga atau mengukur kesejahteraan masyarakat. Metode-metode tersebut memenuhi beberapa prasyarat bagi
pengukuran ketimpangan kesejahteraan yang efektif, yaitu: independen terhadap rataan mean independent or income-zerohomogeneity, independen terhadap
replikasi populasi the principle of population replication or population-size independence
dan memenuhi prinsip transfer Pigou Dalton yakni the Pigou- Dalton principle of transfers
Bourguignon, 1979; Shorrocks, 1980. Koefisien Gini, indeks Theil dan L juga dapat digunakan untuk mengukur
ketimpangan wilayah dengan pendekatan output, selain pendekatan rumah tangga. Sementara Indeks Williamson CVw terkenal dan populer digunakan untuk
mengukur ketimpangan pendapatan regional, khususnya pendapatan dalam pengertian indikator PDRB per kapita. Berbagai penelitian terdahulu umumnya
menggunakan lima metode pertama hanya untuk mengukur ketimpangan
pengeluaran rumah tangga atau individu, dan yang terakhir CVw, umum digunakan untuk mengukur ketimpangan PDRB per kapita. Sebagaimana
dikemukakan oleh Hill 2000 bahwa ukuran ketimpangan antar wilayah yang paling luas digunakan adalah CVw yang pertama kali dipopulerkan oleh
Williamson 1965. Oleh karena itu dalam studi ini digunakan indeks CVw. Nilai Indeks Williamson CVw antara 0 dan 1. Bila mendekati 0 berarti distribusi PDB
menurut provinsi sangat merata atau variasi PDRB per kapita antar provinsi sangat kecil, dan sebaliknya bila mendekati 1 berarti tingkat disparitas sangat
tinggi. Penghitungan CVw didasarkan pada coefficient of variation CV, yakni pembagian rata-rata dari standar deviasi. Williamson 1965 memodifikasi
penghitungan CV ini dengan menimbangnya dengan proporsi populasi menurut wilayah Pi P. Rumus menghitung indeks CVw:
dimana: Y = rata-rata pendapatan output per kapita dari seluruh wilayah,
Yi = pendapatan output per kapita per capita di wilayah i, Pi = populasi penduduk di wilayah i, dan
P = populasi penduduk di tingkat nasional.
4.3. Disagregasi Wilayah