rancangan penelitian yang sudah dibuat sebelumnya. Perlakuan atau treatment berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Dalam setiap
pertemuan, peneliti akan memberikan penjelasan materi yang berkaitan dengan interaksi sosial, setelah itu akan dilaksanakan permainan dan dilanjutkan dengan
diskusi untuk mengomentari jalannya permainan dan hal-hal baru apa yang bisa dipelajari dari permainan yang telah dilaksanakan.
3.2.3. Post Test
Post test dilakukan setelah pemberian treatment dengan menggunakan skala interaksi sosial yang telah digunakan pada saat mengadakan pre test. Tujuan post-
test dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan treatment yang telah dilakukan dan mengetahui seberapa besar perubahan sebelum dan
sesudah dilakukan treatment, sehingga dapat dilihat peningkatan kemampuan interaksi sosial siswa.
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Identifikasi variabel
Di dalam suatu penelitian dibutuhkan variabel untuk diteliti. Menurut Sugiyono 2007: 2 menyatakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Sugiyono 2006: 39 menjelaskan bahwa macam-macam variabel terdiri dari variabel independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel
intervening, dan variabel kontrol. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu Variabel Independen dan Variabel Dependen.
3.3.1.1. Variabel Independen Bebas
Variabel Independen bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen terikat.
3.3.1.2. Variabel Dependen Terikat
Variabel dependen terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sugiyono, 2006: 39
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan, sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan interaksi sosial siswa.
3.3.2. Hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel
Artinya variabel X, yaitu layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik permainan mempengaruhi variabel Y, yaitu kemampuan berinteraksi sosial siswa
kelas VII F SMP N 13 Semarang. x
Y
3.3.3. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran yang terdapat variabel-variabel penelitian. Beberapa definisi
operasional tersebut sebagai berikut: 3.3.3.1.Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar
kelompok maupun atar individu dan kelompok. Interaksi sosial dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.
3.3.3.2.Bimbingan kelompok dengan teknik permaianan Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan
oleh kelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran dan
sebagainya. Dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
Sedangkan permainan merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, oral dan
emosional. Cara pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dapat
diuraikan sebagai berikut: 1
Masing-masing anggota kelompok dalam bimbingan kelompok secara bebas dan sukarela berbicara, bertanya, mengeluarkan pendapat, ide, sikap, saran,
serta perasaan yang dirasakan pada saat itu.
2 Mendengarkan dengan baik bila anggota kelompok berbicara, yaitu setiap
salah satu anggota kelompok menyampaikan tanggapan, maka anggota kelompok lainnya memperhatikannya, karena dengan memperhatikanny maka
akan mudah untuk saling menanggapi pendapat lain, sehingga akan menumbuhkan dinamika kelompok didalam bimbingan kelompok tersebut.
3 Mengikuti aturan yang ditetatpkan oleh pemimpin kelompok dalam bimbingan
kelompok yaitu dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dibuat semacam kesepakatan antara poemimpin kelompok dengan para anggota kelompok,
sehingga diharapkan dalam pelaksaan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan oleh kedua belah pihak.
4 Mengadakan evaluasi setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir.
Evaluasi dalam hal ini dilakukan pemimpin kelompok setiap berakhirnya pertemuan dan evaluasi secara keseluruhann setiap pertemuan kelompok.
3.4. Populasi dan Sampel