latihan-latihan, sehingga kemampuan interaksi sosial siswa akan meningkat. Materi-materi yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial
siswa misalnya saja tentang mampu menepati janji, menjaga perasaan orang lain, melaksanakan kerja bakti di sekolah, bereaksi secara jujur, berempati pada
kesedihan orang lain, peduli pada orang lain, tidak berprasangka buruk pada orang lain, dan menganggap semua orang mempunyai kedudukan yang sama tanpa
membeda-bedakan. Setiap permainan selesai dilaksanakan, peneliti menanyakan bagaimana
perasaan pemain saat memainkan peran tersebut dan meminta kelompok penonton untuk melakukan evaluasi terhadap permainan yang sudah dilaksanakan. Tugas
peneliti adalah mengamati perkembangan kemampuan interaksi sosial siswa dan perkembangan apa saja yang terjadi dalam setiap pertemuan.
2.2.11.10 Paradigma Teori
Kriteria dalam interaksi sosial siswa meliputi terbuka, empati, dukungan, rasa positif dan kesamaan. Sedangkan tahap-tahap dalam bimbingan
dan konseling dengan teknik permainan meliputi pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran. Maka paradigma teori yang dapat dibentuk adalah:
2.2.11.11 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakakn, peneliti mengajukan hipotesis kerja di lapangan yaitu: “Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Permainan Merupakan Upaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Interkasi Sosial Siswa Kelas VII F di SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 20122013
”.
Bimbingan kelompok dengan teknik permainan X:
1. Pembentukan
2. Peralihan
3. Kegiatan
4. Pengakhiran
Kriterian Interaksi Sosial Y
1.
Percakapan
2.
Saling Pengertian
3.
Kerjasama
4.
Terbuka
5.
Empati
6.
Dukungan
7.
Rasa Posistif
8.
Kesetaraan
Bagan 2.1 Hubungan antar teori yang akan diteliti
61
BAB 3 METODE PENELITIAN
Uraian dalam metode penelitian ini antara lain 1 jenis penelitian dan desain penelitian, 2 variabel, 3 populasi dan sampel, 4 Metode pengumpulan data,
5 penyusunan instrumen, 6 validitas dan reliabilitas instrumen, dan 7 teknik analisis data.
3.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian ekperimen menurut Arikunto 2006: 3 adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa
mengganggu. Ekperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan sehingga diperoleh informasi mengenai efek variabel satu
dengan variabel yang lain.
3.2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Pre-experimental design atau eksperimen pura- pura. Penelitian pre-ekperimen terdapat tiga jenis desain menurut Arikunto
2006:84, yaitu a one shot case study, b Pre test and post test, dan c Static group comparison. Kemudian pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pre-test and post-Test design. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2