18
asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan.
2. Risiko tidak sistematis, merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu
perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dngan saham yanglain. Karena
perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya
faktor struktural modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya.
Risiko saham individual dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ��
2
= ∑ ���{��� − ���}
2 �
�=1
Dimana : �
2
= varians dari investasi pada saham i �
= standar deviasi dari saham i Pij
= probabilitas diraihnya pengembalian pada kondisi j Rij
= tingkat pengembalian dari investasi pada saham i pada kondisi j E Ri = ER dari investasi saham i
2.5 Z-
score
Z-score adalah skor standard berupa jarak skor seseorang dari mean kelompoknya dalam satuan Standard Deviasi. Z-score digunakan untuk
mengetahui lebih detail dimana posisi suatu skor dalam suatu distribusi. Posisi
19
dalam suatu distribusi itu sendiri ditunjukkan dengan simbol +-. Yang menunjukkan bahwa kalau positif artinya posisi berada di atas mean, sebaliknya
apabila negatif maka artinya berada di bawah mean. Menurut Agus Irianto 2004:51, Z-score merupakan perbedaan antara raw score skor asli dan rata-rata
dengan menggunakan unit-unit simpangan baku standard deviation untuk mengukur perbedaan tersebut.
Z-score mempunyai dua bagian :
a.
Tanda bisa positif atau negatif
b.
Nilai numerik. Kondisi di atas rata-rata diberi tanda positif dan kondisi di bawah rata-rata diberi
tanda negatif. Nilai numerik Z-score diperoleh dari perbedaan antara nilai asli dengan rata-ratanya dibagi dengan simpangan baku. Rumus untuk menentukan Z-
score, yaitu : Z-score =
�−� �
Dimana : μ = rata-rata populasi
� = simpangan baku populasi X = nilai X yang akan diukur
2.6 Garis Alokasi Modal
Captial Allocation Modal
Garis Alokasi Modal adalah garis yang menggambarkan seluruh kombinasi risiko dan return yang tersedia bagi investor. Kemiringan dari CAL
dinyatakan dengan S, menyamakan kenaikan expected return dari portofolio utuh
20
per unit simpangan baku tambahan. Dengan kata lain, kenaikan return tiap naiknya risiko. Atas alasan ini, kemiringan disebut rasio manfaat terhadap
volatilitas reward-to volatility ratio. Rumus untuk menghitung CAL adalah sebagai berikut :
S =
��� −�� ��
Dimana: S
= Kemiringan CAL Erp = Expected Return
rf = Return bebas risiko
�� = Simpangan baku
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dari metode ini untuk pembentukan portofolio yang optimal tidaklah banyak. Penelitian terdahulu salah satunya adalah penelitian dari
Deannes Isynuwardhana 2013 melalui jurnalnya dengan menggunakan metode yang sama dalam membentuk portofolio yang optimal. Penulis ingin mencoba
penelitian ini agar dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya dengan membentuk portofolio yang optimal, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
investor dalam menggunakan metode ini untuk membentuk portofolio. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa portofolio yang dibentuk dengan Z-score
memberikan return yang lebih tinggi daripada return pasar walaupun memiliki tingkat risiko yang lebih rendah tetapi tingkat return pasar memiliki hasil yang
negatif.
21
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Agustin Sulistyorini 2009, dimana dalam penelitiannya tidak difokuskan dalam membahas metode Z-score,
namun menggunakan metode Sharp, Treynor, dan Jensen. Karena mengingat ukuran kinerja dari masing-masing metode tidak sama dan tidak memiliki batas
yang maksimal, maka digunakan Z-score. Z-score digunakan untuk mengkonversikan nilai data ke dalam skor standardized yang memiliki nilai
means rata-rata sama dengan nol dan standar deviasinya sama dengan satu. Maka hasil dari nilai Z-score dapat dilakukan uji beda dengan menggunakan One
Way of Variance by Rank dengan Kruskal Wallish. Hal yang sama juga dalam penelitian oleh Evi Yuliani. Dimana, dalam
penelitian ini menganalisis kinerja portofolio LQ 45 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Dalam penelitian ini Z-score juga digunakan untuk
perhitungan kinerja portofolio saham dan selanjutnya menggunakan uji beda dengan menggunakan One Way of Variance by Rank dengan Kruskal-wallish,
yang sebelumnya dilakukan transformasi data untuk menstandarkan ukuran kinerja tersebut yaitu dengan menggunakan transformasi Z-score standardized
untuk mendapatkan skala non parametric yang comparable.
22
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
NAMA PENELITI
JUDUL PENELITIAN
ALAT ANALISIS
HASIL PENELITIAN
Deannes Isynuwardha
na 2013
Aplikasi Z-score Method dalam
Pembentukan Portofolio
Metode Z- score
Portofolio yang dibentuk menggunakan metode
Z-score memberikan nilai kinerja yang lebih besar
dibandingkan nilai pasar.
Agustin Sulistyorini
2009 Analisis Kinerja
Portofolio Saham Dengan Metode
Sharpe, Treynor Dan Jensen
Metode Sharpe,
Treynor dan Jensen
Z-score digunakan untuk mengkonversikan nilai
data ke dalam skor standardize untuk
membuat batas maksimal antara Sharpe, Treynor,
dan Jensen, untuk selanjutnya diolah dengan
Kruskal Wallish. Dan hasilnya tidak ada
perbedaan kinerja yang signifikan antara metode
Sharpe, Treynor, dan Jensen
Evi Yuliani 2011
Analisis Kinerja Portofolio Saham LQ
45 dengan Menggunakan Metode
Sharpe, Treynor, dan Jensen Periode Januari
2007-Januari 2010 Metode
Sharpe, Treynor dan
Jensen Z-score digunakan untuk
transformasi data untuk menstandarkan ukuran
kinerja, yang selanjutnya diolah dengan Kruskal
Wallish. Hasilnya, tidak ada perbedaan kinerja
yang signifikan antara Sharpe, Treynor,dan
Jensen
Sumber : Berbagai Penelitian Terdahulu
23
2.8 Kerangka Konseptual