Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

34 14. PT Astra Agro Lestari Tbk AALI Perkebunan 15. PT London Sumatera Plantation Tbk LSIP Perkebunan 16. PT Bukit Asam Persero Tbk PTBA Pertambangan 17. PT Aneka Tambang Persero Tbk ANTM Pertambangan 18. PT Vale Indonesia Tbk INCO Pertambangan 19. PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG Pertambangan 20. PT Jasa Marga Persero Tbk JSMR Infrastruktur 21. PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk TLKM Infrastruktur 22. PT AKR Corporindo Tbk AKRA Perdagangan 23. PT United Tractor Tbk UNTR Perdagangan Sumber : www.sahamok.com

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh peneliti, biasanya dari publikas-publikasi yang di buat oleh institusi yang bersangkutan. Data-data penelitian ini terdiri dari: Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham, dan ekspektasi return. Untuk mencari data-data tersebut harus dihitung terlebih dahulu dari laporan keuangan tahunan periode 2013. Laporan keuangan diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Dan untuk memperoleh data harga saham diperoleh dari situs www.yahoofinance.com. 35

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian Dalam penelitian ini, dokumentasi untuk variabel Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham, dan ekspektasi return diperoleh dari situs-situs resmi seperti www.idx.co.id serta www.yahoofinance.com. Untuk memperoleh data-data tersebut harus diolah terlebih dahulu melalui perhitungan-perhitungan sesuai dengan rumus yang ada.

3.7 Teknik Analisis Data

Metode dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan metode Z-score. Hasil dari Z-score adalah merupakan kandidat-kandidat portofolio yang akan dibentuk. Untuk mendapatkan nilai Z-score data diolah dengan program Excel 2007. Variabel-variabel yang akan dicari nilai Z-score adalah Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham. Nilai Z-score yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai numerik. Dalam pembentukan portofolio dapat dilakukan dengan pemilihan saham,. Investor akan melakukan analisis pada faktor-faktor finansialfundamental perusahaan dan menetapkan kriteria untuk masuk kedalam portofolio, sehingga 36 akan dipilih saham-saham yang menurut investor memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan. Investor akan mengurutkan membuat ranking nilai kriteria tersebut sesuai dengan preferensi investor, dan memilih saham yang memiliki ranking teratas. Dalam hal ini investor akan menemukan kendala, yaitu ada kemungkinan saham unggulan tidak memenuhi salah satu kriteria investor tersebut. Dalam penggunaan faktor-faktor finansialfundamental sebagai ukuran, dan menghitung nilai secara keselurahan serta membuat ranking, juga terdapat kendala timbulnya ketidaksesuaian ketika diterapkan untuk skala yang berbeda. Dengan kata lain tidak sesuai jika membandingkan suatu kriteria jika perusahaan pada sektor industri yang berbeda. Disinilah kegunaan Z-score tersebut, yaitu membuat standarisasi sehingga diperoleh skala yang sama dalam membandingkan nilai suatu kriteria. Model Z- score membandingkan nilai dari kriteria tertentu suatu perusahaan dengan rata- rata industrinya dan membagi selisihnya dengan deviasi standar industrinya. Proses standarisasi ini memungkinkan investor untuk memberikan bobot atau proporsi yang berbeda-beda dari tiap kriteria yang diinginkan investor kedalam suatu nilai total dari masingmasing saham. Metode Z-score juga dapat digunakan untuk mengetahui persentase perusahaan dalam industri sama yang memiliki nilai yang lebih rendah untuk setiap kriteria. Deannes, 2012. Rumus yang digunakan adalah : � � = � � −� � � � Dimana: � � = Nilai Z-score kriteria i 37 � � = Nilai perusahaan untuk kriteria i � � = Rata-rata industri kriteria i � � = Deviasi standar kriteria i Dengan rumus diatas, dicari nilai Z-score dari kriteria-kriteria perusahaan dalam penelitian ini, yaitu Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, Gross Profit Margin, Return on Equity, data historis return saham. Setelah didapat nilai Z-score dari variabel-variabel tersebut, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai total Z-score Aggregate Z-score dengan cara menggabungkan seluruh nilai kriteria menjadi satu nilai perusahaan secara keseluruhan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung nilai total Z-score ini adalah variabel dari Debt to Equity Ratio. Investor biasanya lebih menginginkan perusahaan yang tingkat hutang rendah, sehingga untuk kriteria Debt to Equity Ratio diberi tanda negatif dan untuk kriteria yang lain diberi tanda positif. Rumus untuk menghitung nilai total Z-score seluruh perusahaan adalah sebagai berikut: Aggregate Z-score = �� �� + � �� −� �� + � ��� + � ��� + � �� � � Dimana: � �� , � �� , � �� , � ��� , � ��� , � �� = adalah nilai Z-score masing-masing kriteria pada perusahaan. n = jumlah kriteria perusahaan Langkah selanjutnya adalah membuat ranking dari hasil Aggregate Z- score. Yang memiliki nilai Z-score tertinggi dan bernilai positif akan masuk menjadi kandidat portofolio yang akan dibentuk. Selanjutnya, untuk membentuk 38 portofolio yang optimal, terlebih dahulu ditentukan kombinasi bobot atau proporsi saham-saham yang menjadi kandidat portofolio. untuk mencari macam-macam proporsi dana portofolio tersebut digunakan aplikasi Excel Solver 2007. Selanjutnya, dicari nilai CAL Capital Allocation Line untuk menentukan kombinasi saham-saham yang menjadi portofolio yang optimal. hasil dari nilai CAL yang dilihat adalah kombinasi portofolio yang memiliki nilai CAL tertinggi. Rumus untuk mencari CAL adalah sebagai berikut: S = ��� � �−� � � � Dimana: S = Kemiringan CAL E � � = Expected Return � � = Return bebas risiko � � = Simpangan baku Setelah diperoleh satu kombinasi portofolio yang optimal dengan nilai CAL tertinggi, selanjutnya adalah melihat kinerja portofolio dengan mencari apakah ada perbedaan antara return dan risiko portofolio dengan return dan risiko pasar. Untuk mencari return portofolio dengan rumus : E � � = � 1 �� 1 + � 2 + � 2 +.... � � + � � Dimana: E � � = Expected return portofolio � 1 = Proporsi saham ke i dalam portofolio 39 � 1 = Expected return saham ke i Untuk rumus mencari risiko portofolio adalah sebagai berikut: σ p 2 = β p 2 . σ m 2 + ∑ = n t i w 1 2 . σ ei 2 Dimana: σ 2 = varians portofolio β p 2 . σ m 2 = risiko yang berhubungan dengan pasar W i 2 . σ ei 2 = rata-rata tertimbang dari risiko untuk masing-masing perusahaan Sedangkan untuk return pasar dihitung dengan menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Hal ini didasari karena IHSG mencerminkan pendapatan semua sektor atau semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga lebih akurat jika digunakan untuk menghitung return pasar. Demikian juga untuk risiko pasar menggunakan data dari IHSG. Selanjutnya menghitung koefisien korelasi untuk melihat korelasi antara return dan risiko yaitu dengan membagi risiko portofolio dengan return portofolio. 40

3.8 Pengujian Hipotesis