Return dan Risiko Penerapan Aplikasi Z-Score Method Dalam Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal

16 Karena tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, kita hanya bisa menduga return suatu sekuritas dan penyimpangannya berdasarkan data masa lalu. Markowitz mengatakan bahwa investor dapat memaksimumkan expected return melalui diversifikasi sekuritas dala portofolio karena saham- saham dalam portofolio saling berkorelasi. Sesuai dengan hukum “large of number”, makin banyak sekuritas dalam portofolio, maka actual return portofolio tersebut akan mendekati expected return dan variansnya makin kecil.

2.4 Return dan Risiko

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi realized return dan return ekspektasi expected return. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Untuk menghitung realized return digunakan rumus: 1 1 − − − = t t t i P P P R Dimana : R i = realized return return realisasi saham P t = harga penutupan saham periode t P t-1 = harga penutupan saham periode sebelumnya 17 Dan untuk menghitung return ekspektasi saham Expected Return digunakan rumus: n R R E N t it i ∑ = = 1 Dimana: ER i = expected return saham i R it = return realisasi saham i pada hari ke t n = jumlah return realisasi saham i Risiko adalah perbedaan antara expected return dan realized return tersebut. Inti dari proses investasi adalah memperhitungkan kemungkinan melencengnya realized return terhadap expected return. Perbedaan antara realized return dan expected return dapat negatif, positif, atau nol. Zubir, 2011:23 Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpamg dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Sehingga, untuk mengukur penyebaran tersebut adalah dengan varians atau deviasi standar. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya berarti risikonya semakin tinggi. Halim, 2005:42. Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Risiko sistematis Systematic risk, merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta 18 asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. 2. Risiko tidak sistematis, merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dngan saham yanglain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktural modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. Risiko saham individual dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: �� 2 = ∑ ���{��� − ���} 2 � �=1 Dimana : � 2 = varians dari investasi pada saham i � = standar deviasi dari saham i Pij = probabilitas diraihnya pengembalian pada kondisi j Rij = tingkat pengembalian dari investasi pada saham i pada kondisi j E Ri = ER dari investasi saham i

2.5 Z-