Batasan Operasional Definisi Operasional

26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey terhadap objek penelitian.. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian dengan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki Nazir, 2005:54. Sehingga, penelitian deskriptif pada penelitian ini membuat gambaran tentang pembentukan portofolio saham dengan fakta-fakta dengan cara sistematis dan dengan data-data yang ada.

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya yang termasuk ke dalam daftar saham Blue Chip tahun 2013. Kriteria perusahaan yang termasuk ke dalam Blue Chip adalah : 1. Kapitalisasi pasar yang cukup besar, sehingga akan semakin sulit pasar untuk melakukan manipulasi harga. 2. Likuiditas presentase kepemilikan publik yang beredar cukup banyak. Jika kepemilikan publik terlalu sedikit, maka harga saham juga akan mudah dimanipulasi. 27 3. Lama perusahaan melantai di bursa. Untuk mengetahui aktivitas track record saham tersebut dalam satu periode. Umumnya patokannya adalah 5 tahun 4. Kinerja perusahaan dan stabilitas kinerjanya. Melihat perjalanan kinerja perusahaan selama kurun waktu tertentu. Dan melihat stabilitas laba perusahaan apakah naik atau jurtru menurun. Perusahaan harus mengalami kenaikan laba secara signifikan.

3.3 Definisi Operasional

1. Price Earning Ratio PE Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun. Perhitungan rasio PE atau PER dilakukan dengan cara membagi harga saham saat ini dengan keuntungan tahunan per saham. Rumusnya adalah sebagai berikut : PER= ����� ����� ��� Dimana: PER = Price Earning Ratio Stock Price = Harga Saham EPS = Earning Per Share 28 2. Price to Book Value PB Rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value ratio merupakan perbandingan antara harga suatu saham terhadap nilai buku bersih per lembar saham tersebut. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. cara menghitungnya adalah dengan membagi harga saham dengan Book Value-nya BV, dimana BV dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah saham yang beredar. Berikut adalah rumusnya: PBV= �ℎ��� ����� ���� ����� ��� �ℎ��� Dimana: PBV = Price to Book Value Stock Price = Harga Saham BV = Nilai Buku 3. Debt to Equity Ratio DE Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas 29 perusahaannya. Cara menghitung DER adalah membagi total hutang dengan total ekuitas. Berikut adalah rumusnya: DER= ����� ����������� ����� ������ Dimana: DER =Debt to Equity Ratio Total liabilities = Total hutang Total equity = Total ekuitas 4. Gross Profit Margin GPM Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan,. Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Ratio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. Untuk menghitung GPM adalah membagi laba kotor dengan penjualan. Rumusnya adalah sebagai berikut: GPM= ����� ������ ����� ������� Dimana: GPM =Gross profit margin Gross profit =Laba kotor Sales revenue =hasil penjualan 30 5. Return on Equity ROE Return on Equity ROE adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antar laba bersih net profit perusahaan dengan aset bersihnya ekuitas atau modal. Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham. Semakin tinggi nilai rasio ini maka perusahaan tersebut semakin baik karena posisi perusahaan semakin kuat. ROE secara umum didapatkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama satu tahun terakhir. Berikut adalah rumusnya: ROE= ������ ������ ������ ��� ����� ������ Dimana: ROE =Return on equity Profit before income tax =Laba sebelum pajak Total equity =Total ekuitas 6. Return Historis Return historis adalah return realisasi pada periode tertentu. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Rumus untuk menghitungnya adalah: 1 1 − − − = t t t i P P P R Dimana : R i = realized return return realisasi saham 31 P t = harga penutupan saham periode t P t-1 = harga penutupan saham periode sebelumnya 7. Expected Return Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Menurut Deannes 2012 hasil excess return pada masa lalu akan berpengaruh dengan expected return di masa yang mendatang. Untuk menghitung expected return adalah dengan rumus: n R R E N t it i ∑ = = 1 Dimana: ER i = expected return saham i R it = return realisasi saham i pada hari ke t n = jumlah return realisasi saham i

3.4 Populasi dan Sampel