BENTUK SEBARAN SPASIAL, KOMPOSISI VEGETASI DAN

8 rusa timor, dan 3 mengidentifikasi habitat yang disukai habitat preferensial rusa timor di Pulau Peucang TNUK. BAHAN DAN METODE Diskripsi Tempat dan Waktu Penelitian Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon TNUK memiliki luas 450 ha terletak pada 6 44’23” S dan 105 15’30” E. Panjang areal utara ke selatan 3 km, dan lebar arah timur barat sekitar 2 km Susanto 1977, memiliki iklim basah dengan tipe hujan C menurut Scmidt Ferguson 1951. Rata-rata curah hujan tahunan sekitar 3000 mmth, bulan kering terjadi pada Juni – September dan bulan basah terjadi pada Desember – Januari, dengan suhu rata-rata 26 C Soerianegara 1968. Sebagian besar kawasan Pulau Peucang memiliki topografi berupa dataran rendah sampai landai, dan di bagian tengahnya terdapat bukit yang membentang dari barat daya ke arah tenggara dengan puncak tertinggi 71 m Goegle Earth image 2012 Digital globe, TerraMetrics. Bagian barat daya dan utara pantai curam dipenuhi batu karang, bagian selatan dan timur menghadap Pulau Jawa memiliki permukaan yang landai dan berpasir putih. Sepanjang arah barat daya ke tenggara 600 m terdapat tiga tipe utama tanah yakni regosol berpasir, regosol berpasir dengan bahan dasar tuf, dan grumosol Soerianegara 1968. Penelitian dilakukan pada bulan September 2011 - bulan Juli 2012. Metode Pengumpulan Data Bentuk Sebaran Spasial Pengambilan data sebaran spasial dilakukan melalui dua tahap. Tahap Pertama, dilakukan observasi sebaran rusa di seluruh wilayah Pulau Peucang 11 wilayah patroli. Observasi dilakukan setiap hari pada jam 07.00-19.00 WIB selama tujuh hari, masing-masing pada musim kemarau dan musim penghujan. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat kebiasaan rusa berkativitas mencari makan, istirahat, pergerakan, dan frekuensi keberadaan rusa di suatu tempat. Tahap Kedua, menentukan tempat-tempat yang sering dikunjungi rusa timor, menetapkan waktu pengamatan dan metode inventarisasi rusa. Berdasarkan observasi pendahuluan ditetapkan lima wilayah pengamatan yakni: 1 daerah padang rumput Pasanggrahan PSG, 2 dataran rendah Kiara KIA, 3 Calingcing CLC, 4 Karang Copong KCP, dan 5 dataran tinggi Gunung calling GNC. Pengamatan dilakukan pada jam 14.00 – 21.00, dibagi ke dalam 11 termin, masing-masing waktu pengamatan selama 30 menit. Pengamatan sebaran populasi rusa dilakukan dengan metode sensus concentration count. Vegetasi Data vegetasi tingkat semai, pancang, tiang, dan tingkat pohon diambil di lokasi yang paling sering dikunjungikebiasaan rusa berada. Gambaran kondisi vegetasi dikumpulkan dengan melakukan analisis vegetasi mengikuti metode Soerianegara Indrawan 1998 dengan panjang jalur 400 m berselang-seling Gambar 2.1, sebagai berikut: 9  Petak ukuran 20 m x 20 m untuk pengambilan data vegetasi pohon diameter 20cm.  Petak ukuran 10m x10m untuk pengambilan data vegetasi pohon pada tingkat pertumbuhan tiang diameter 10 -19 cm.  Petak ukuran 5m x 5m untuk pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan pancang diameter 10 cm, ketinggian 1,5m.  Petak ukuran 1m x 1m untuk vegetasi tingkat semai diameter 3cm, tinggi 1,5m. Gambar 2.1. Petak contoh pengambilan data vegetasi pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon Habitat Preferensial Habitat Disukai Pengumpulan data untuk menentukan habitat yang disukai preferensial dilakukan dengan prinsip pendekatan bahwa kehadiran rusa di suatu tempat Y sebagai peubah tergantung dependent variabel dipengaruhi oleh peubah-peubah variabel lingkungannya X baik biotik maupun abiotik sebagai peubah bebas independent variabel. Secara keseluruhan diduga ada sepuluh peubah lingkungan X, meliputi ketinggian mdpl X 1 , kelerengan X 2 , jarak dari jalur patroli m X 3 , jarak dari kubangan m X 4 , jarak dari padang rumput m X 5 , jarak dari pantai m X 6 , suhu CX 7 , kelembaban X 8 , pH tanah X 9 , salinitas tanah X 10 . Di setiap tempat dimana ditemukan adanya kehadiran rusa, maka semua data tentang peubah-peubah X tersebut dicatat. Posisi geografis rusa dimasukkan upload ke dalam file database .dbf ke ArcGis 9.3. jarak diukur dengan euclidian distance. Faktor fisik dilakukan pengukuran insitu. Metode Analisis Data Semua data hasil analisis vegetasi dianalisis untuk menentukan gambaran kondisi vegetasi habitat rusa di Pulau Peucang. Analisis data vegetasi dilakukan untuk menentukan kerapatan suatu jenis K, kerapatan relatif KR, frekuensi suatu jenis F, frekuensi relatif FR, dominansi D dan indeks nilai penting INP sesuai rumus dari Soerianegara Indrawan 1998. Rumus untuk mengikuti nilai-nilai tersebut sebagai berikut : 400 m 1m 10 1 Kerapatan suatu jenis ∑ 2 Kerapatan relatif ∑ 3 Frekuensi suatu jenis ∑ ∑ 4 Frekuensi relatif FR 5 Dominansi D 6 Dominansi relatif DR 7 Indeks Nilai Penting INP INP = KR+ FR+DR untuk tingkat tiang dan pohon INP = KR + FR untuk tingkat semai dan pancang Analisis data untuk menentukan bentuk sebaran distribusi rusa timor dilakukan dengan Indeks Penyebaran IP menurut Ludwig dan Reynold 1988, dengan rumus: IP = , S 2 = dimana S 2 = keragaman jenis, X= rata-rata jenis, n= plot unit contoh. Penentuan bentuk sebaran diuji dengan chi square, n = jumlah plot contoh, dengan kriteria uji sebagai berikut: a Jika berarti sama dengan pola sebaran seragam uniform. b Jika berarti pola sebaran random acak, dan c bila berarti pola sebaran mengelompok Analisis data untuk penentuan perbedaan penggunaan habitat dilakukan dengan analisis varians ANOVA satu arah menurut Nagarkoti Thapa 2007, penentuan habitat disukai habitat preferensial dilakukan dengan membandingkan proporsi luas daerah pengamatan dengan proporsi habitat yang digunakan rusa timor dan diuji dengan uji Chi square – Х 2 Neu et al. 1974 ; Sokal Rahlf 1998. Perbandingan luas daerah pengamatan dengan areal yang digunakan oleh rusa ditentukan berdasarkan standar selang kepercayaan 95 Neu et al. 1974; Bayers et al. 1984. Faktor penentu kehadiran rusa di suatu 11 tempat dianalisis dengan regresi metode Stepwise dengan sofware PASW Statistics 18. HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk Sebaran Spasial Rusa Timor Hasil pendataan sebaran spasial populasi rusa timor di Pulau Peucang yang dilakukan di lima wilayah pengamatan menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah populasi rusa di masing-masing wilayah pengamatan seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1dan Gambar 2.2. Dilihat dari sebaran populasi menurut waktunya, hasil pengamatan menunjukkan bahwa ada perbedaan pola sebaran jumlah populasi rusa di setiap lokasi pengamatan. Di wilayah PSG dan KRC pada sore hingga malam hari 14.00-21.00 WIB ternyata rusa timor memiliki pola sebaran populasi yang relatif sama Gambar 2.3. Tabel 2.1 Hasil uji X 2 pola sebaran spasial populasi rusa timor di Pulau Peucang berdasarkan tempat dan waktu 14.00 – 21.00 WIB PSG KIA CLC KRC GNC Chi square 11.33 18.00 46.67 16.09 34.24 df 18 8 10 19 6 Asymp sig 0,880 0,021 0,000 0,651 0,000 PSG=Pasanggrahan, KIA=Kiara, CLC=Calingcing, KRC=Karang Copong, GNC= Gunung Calling Daerah PSG yang merupakan daerah paling banyak ditemukan rusa berkumpul pada waktu sore hingga malam hari menjadi pembanding dengan daerah lain. Menggunakan uji Chi square, diketahui bahwa wilayah PSG dan KRC menunjukkan pola sebaran rusa yang sama p 0.05 dengan jumlah populasi rusa relatif stabil. Gambar 2.2 Peta sebaran rusa dan pembagian wilayah lapangan 1. Pasanggrahan PSG, 2. Kiara KIA, 3. Cihanda rusa CHR, 4. Calingcing CLC, 5. Karang copong KRC, 6.Gunung Calling GNC,7. Legon Madura LGM, 8. Legon kobak LGK, 9. Ciapus CIA, 10. Kapuk KPK, 11. Cangcuit CCU. Garis pantai warna merah curam, hijau landai berpasir putih, kuning pasir dan karang, hitam berkarang. Pulau Peucang 12 Hal ini memberi indikasi bahwa rusa timor di Pulau Peucang pada sore hingga malam hari lebih terkonsentrasi memanfaatkan areal padang rumput PSG dan hutan pantai KCP dibandingkan daerah lain. Apabila dibandingkan dengan wilayah lain yakni KIA, CLC, dan GNC, hasil uji X 2 menunjukkan bahwa pola sebaran rusa timor di dua kelompok wilayah tersebut berbeda nyata P 0.05.Kondisi ini dapat dimaknai bahwa wilayah KIA, CLC dan GNC lebih digunakan rusa timor sebagai tempat untuk mencari makan pada siang hari dan menjadi daerah lintasan rusa pada sore hari untuk menuju daerah PSG dan KCP sebagai tempat istirahat pada malam hari. Selain itu ketiga daerah tersebut juga diperkirakan sebagai daerah overlap dari kelompok populasi rusa PSG dan KCP dalam mencari makan. Dilihat dari pola sebaran rusa timor di Pulau Peucang menurut ruang spatial dan waktu, maka secara keseluruhan hasil pengamatan tersebut gambaran singkat dari pola sebarannya dapat direkap seperti disajikan pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Rekapitulasi pola sebaran populasi rusa timor di Pulau Peucang menurut ruang dan waktu Waktu WIB Sebaran Spasial Lokasi Pagi 05.00-11.00 Di sekitar pantai sebelah barat dan selatan yang memiliki pantai datar dan sebagian menuju ke GNC Siang 11.00-14.00 Menuju ke arah jalur patroli tengah Pulau Peucang Sore 14.00-18.00 Di dataran tinggi GNC dan rusa bagian CLC menuju KRC, sedang rusa CHR, KIA, dan CCU menuju padang rumput PSG Malam-Dini Hari 19.00-04.00 Lebih banyak terkonsentrasi di PSG dan KRC Gambar 2.3 Pertambahanpengurangan jumlah rusa persatuan waktu pada jam 14.00 – 19.00 terbagi ke dalam sebelas termin waktu di lima wilayah pengamatan. Hasil ini menunjukkan bahwa rusa di Pulau Peucang lebih sering ditemukan di habitat dataran rendah yakni KRC dan padang rumput. Sebagai satwa herbivora khususnya sebagai pemakan rumput grasser maka kebiasaan rusa timor berada di padang rumput merupakan salah satu karakter dasar bioekologi rusa sebagaimana dilaporkan oleh Kencana 2000 dan Pattisellano 2009. 3 4 4 11 5 4 5 2 15 4 4 1 18 1 4 5 11 2 6 5 4 5 2 10 3 12 13 4 2 12 2 28 2 3 10 6 19 3 5 7 20 3 16 13 1 22 7 11 18 1 PSG KIA CLC KRC GNC 13 Berdasarkan bentuk sebaran penggunaan ruang spasial, hasil pengamatan menunjukkan bahwa rusa timor di Pulau Peucang lebih cenderung memanfaatkan ruang di sebelah barat pulau GNC dibanding dengan bagian timur. Diduga pilihan penggunaan ruang ini dipengaruhi oleh dua faktor yakni kondisi tutupan vegetasi dan luas areal terbuka space. Wilayah barat Pulau Peucang memiliki vegetasi pohon tinggi dan besar seperti kiara Ficus drupacea yang membentuk kanopi yang lebar sebagai naungan dan membentuk ruang terbuka yang cukup luas di bagian bawahnya. Secara relatif kondisi di bawah tegakan pohon yang besar dan lebat dengan ruang yang cukup luas dan kelembaban udara yang cukup tinggi 60 – 80 , menyebabkan tempat tersebut sangat baik, aman dan nyaman sebagai tempat istirahat pada siang hari bagi rusa untuk melakukan kegiatan memamah biak proses pencernaan pakan, sedang wilayah timur Pulau Peucang yang kurang dipilih diduga karena kondisi vegetasinya relatif rapat yang didominasi oleh pohon berdiameter kecil sehingga relatif sulit bagi rusa untuk bergerak secara leluasa. Selain itu, kondisi lapisan tanah di daerah timur pulau ini sangat tipis dan didominasi batu karang yang relatif tajam dan keras, dengan kondisi seperti ini tidak aman dan nyaman bagi rusa untuk memanfaatkannya. Di daerah timur pulau hanya digunakan oleh rusa jantan sebagai daerah jelajah sementara karena ditemukan beberapa jejak rusa jantan berupa semak yang terpuntir akibat pelepasan lapisan tipis pada ranggah velvet pada masa perubahan dari ranggah muda menjadi ranggah keras di lokasi-lokasi pengamatan. Berdasarkan bentuk sebaran spasialnya, hasil analisis data dengan uji Chi scuare X 2 menunjukkan bahwa secara umum bentuk sebaran spasial rusa timor Pulau Peucang di lima lokasi pengamatan adalah mengelompok Tabel 2.3. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santosa 2008 di Taman Nasional Alas Purwo TNAP. Tabel 2.3 Bentuk sebaran spasial rusa timor di Pulau Peucang di lima wilayah pengamatan Ekosistem Populasi χ² hitung χ² tabel Bentuk Sebaran Frek ẍ S² IP χ² λ²=IPn-1 λ² 0.025 λ² 0.975 PSG 33 12.12 131.98 10.89 11.33 348.44 31.53 8.23 Mengelompok KIA 33 4.12 6.86 1.66 18.00 53.26 17.53 2.18 Mengelompok CLC 33 4.39 41.81 9.52 46.68 304.48 20.48 3.25 Mengelompok KRC 33 11.97 40.84 3.41 16.09 109.19 32.85 8.91 Mengelompok GNC 33 1.88 5.67 3.02 34.24 96.61 14.45 1.24 Mengelompok PSG=Pasanggrahan, KIA=kiara, CLC=Calingcing, KRC=Karang copong, GNC= Gunung calling Strategi sebaran mengelompok pada rusa timor ini di Pulau Peucang diduga kuat berkaitan dengan strategi ekologi ecological strategy dari rusa untuk mencegah atau menghindari diri dari serangan predator sekaligus memaksimumkan pemanfaatan energi pada saat mencari makan. Indikasi dari hasil pengamatan lapang menunjukkan bahwa ketika rusa berada di padang rumput dan bertemu dengan pengunjung atau petugas yang memberikan pakan, maka sikap waspada dari kelompok rusa jelas terlihat, meskipun sebagian besar rusa yang diduga sudah adaptif setelah menunjukkan sikap waspada mengikutinya dengan memberikan respon mendekat ke petugas. Sebaliknya ketika pemberian pakan dilakukan di hutan maka tak satupun rusa mendekat. Meskipun secara umum diketahui bahwa di Pulau Peucang tidak terdapat predator yang bersifat 14 aktif seperti macan kumbang, namun fakta menunjukkan bahwa rusa timor di dalam hutan selalu menunjukkan sikap agresif terhadap kemungkinan adanya serangan predator. Ada beberapa predator pasif yang ditemukan di Pulau Peucang seperti ular sanca dan biawak. Selain strategi dalam pola sebaran berkelompok seperti diuraikan di atas, strategi persebaran berkelompok ini terutama pada malam hari di areal padang rumput yang terbuka juga diduga terkait dengan strategi memperkuat ikatan sosial antar kelompok-kelompok populasi rusa yang ada. Berdasarkan jumlah anggota kelompok rusa menurut pola sebarannya di setiap lokasi pada malam hari, maka dari hasil pengamatan diketahui bahwa anggota kelompok rusa di setiap daerah sebarannya bersifat tidak permanen tetap, artinya anggota kelompoknya dapat berganti-ganti meskipun tidak setiap hari. Hasil pengamatan di areal sebarannya, terutama untuk daerah Karang Copong KRC dan Pasanggrahan PSG sebagai habitat untuk tidur pada malam hari jumlah anggota kelompok rusa berganti, karena kadang bertambah dan kadang berkurang. Suatu saat anggota kelompok rusa di Pasanggrahan dapat berada di Karang Copong atau sebaliknya tergantung pada jarak terakhir keberadaan anggota kelompok rusa tersebut pada siang hari. Jika keberadaan rusa lebih dekat ke Karang Copong KRC maka menjelang malam anggota kelompok rusa tersebut cenderung bergerak menuju ke KRC, sebaliknya apabila keberadaannya lebih dekat ke Pasanggrahan PSG, maka rusa akan bergerak ke arah PSG untuk dijadikannya sebagai areal istirahat tidur. Fenomena ini dapat dimaknai sebagai bagian dari strategi ekologi rusa didalam mengefisiensikan penggunaan energinya. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dilihat dari jarak habitat mencari makan feeding ground ke habitat untuk istirahat tidur yakni Karang Copong KRC di utara dan Pasanggrahan PSG di selatan sebenarnya hanya sekitar 3 km dengan luas areal 200 – 250 ha, sehingga sesungguhnya dalam pergerakan hariannya, rusa timor mampu mencapai daerah-daerah tersebut, namun untuk efisiensi energi rusa cenderung memilih habitat terdekat untuk berkumpul dan beristirahat tidur. Implikasinya fakta lapang menunjukkan bahwa anggota kelompok rusa pada malam hari di kedua habitat istirahatnya KRC dan PSG bisa berubah-ubah bergantian atau bersifat tidak permanen. Sebagaimana diketahui, luas wilayah jelajah home range rusa timor Rusa timorensis russa masing-masing untuk jantan dewasa 1531 ± 1143 ha, jantan remaja 513 ± 40 ha, betina dewasa 225 ± 178 ha dan remaja betina 117 ± 15 ha Spaggiari Garine- Wichatitsky 2006. Kondisi Vegetasi Habitat Rusa Timor Analisis vegetasi untuk mengidentifikasi kondisi vegetasi habitat rusa timor di Pulau Peucang dilakukan di dua lokasi yang diketahui sebagai habitat utama yang paling sering ditemukan rusa berkumpul pada malam hari, yakni Pasanggrahan PSG dan Karang Copong KRC. Hasil analisis vegetasi bawah padang rumput yang diketahui sebagai pakan rusa timor di wilayah Pasanggrahan disajikan dalam Tabel 2.4. Gambaran kondisi padang rumput PSG dan pantai Pulau Peucang dapat dilihat pada Gambar 2.4. Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa terdapat sembilan jenis vegetasi bawah dimana empat jenis diantaranya memiliki kerapatan relatif paling tinggi, berturut-turut dari yang 15 terbesar adalah jampang pait Cynodon dactylon K=25.14, mata kancil 23.46, bulu mata munding 15.08 dan meniran 12.85. Tabel 2.4 Kerapatan vegetasi ekosistem padang rumput Pasanggrahan No Nama daerah Nama ilmiah Famili KI Indivha KR 1 Jampang kawat Cynodon dactylon Graminae 28.125 25,14 2 Mata kancil Desmodium trifolium Poaceae 6.250 23,46 3 Bulu mata munding Fimbristylia miliaceae Cyperaceae 16.875 15,08 4 Meniran Phylanthus urinaria Euphorbiaceae 4.375 12,85 5 Kirapet Parameria laevigata Apicinaceae 3.750 12,29 6 Gewor Commelina benghalensis Commelinaceae 5.625 5,03 7 Dom-doman Chrysopogon aciculata Graminae 1.875 1,68 8 Babadotan Phychostria robusta Rubiaceae 625 0,56 9 Jampang pait Axonopus compressus Graminae 625 0,56 KI = kerapatan Individu, KR=kerapatan relatif Hasil analisis vegetasi habitat rusa untuk ekosistem pantai Pasanggrahan diketahui setidaknya ada 10 jenis vegetasi yang membentuk ekosistem pantai, masing-masing dengan tingkat kerapatan berbeda-beda Tabel 2.5. Jenis vegetasi yang memiliki kerapatan paling tinggi adalah dari jenis pohon yakni nyamplung Calophylum inophylum yakni 68.421, dan dari jenis tanaman merambat adalah katang-katang Ipomoea pescaprase 9.474. Jenis vegetasi pantai yang diketahui menjadi sumber pakan rusa timor adalah daun pandan muda dan daun waru Gambar 2.4 . Ekosistem padang rumput Pasanggrahan kiri dan Pantai Pulau Peucang kanan Tabel 2.5 Kerapatan vegetasi tingkat semai di ekosistem pantai Pasanggrahan Pulau Peucang Nama daerah Nama ilmiah Famili KIindivha KR 1. Nyamplung Calophylum inophylum Cluciaceae 6.500 68,421 2. Katang-katang Ipomoea pescaprae Convolvulceae 900 9,474 3. Tarum Idigofera suffruticosa Fabaceae 800 8,421 4. Kiapuk Ceiba petandra Bombacaceae 500 5,263 5. Pandan Pandanus sp Pandanaceae 200 2,105 6. Lampeni Ardisia humilis Myrsinaceae 200 2,105 7. Waru laut Hibiscus tiliaceus Malvaceae 100 1,053 8. Malapari Porgamia pinnata Fabaceae 100 1,053 9. Bakung Lilium sp Liliaceae 100 1,053 10. Bintaro Cerbera manghas Apocinaceae 100 1,053 Hasil analisis vegetasi untuk tingkat pancang, tiang dan pohon di ekosistem pantai Pasanggrahan, masing-masing disajikan pada Tabel 2.6, Tabel 2.7 dan Tabel 2.8. Hasil identifikasi jenis vegetasi diketahui masing-masing untuk tingkat 16 pancang, tiang dan pohon berturut-turut ditemukan sebanyak 9 jenis, 7 jenis dan 7 jenis dengan tingkat kerapatannya yang berbeda-beda. Hasil identifikasi juga menunjukkan bahwa dari jenis-jenis vegetasi tersebut diantaranya diketahui sebagai jenis pakan rusa timor. Untuk tingkat pancang jenis vegetasi yang diketahui sebagai pakan rusa timor adalah pandan dan areay kacepot, sedangkan untuk tingkat tiang adalah jenis jambu kopo dan untuk tingkat pohon adalah waru Tabel 2.6 Kerapatan vegetasi tingkat pancang ekosistem pantai Pasanggrahan Nama daerah Nama ilmiah Famili KI indivha KR 1. Laban laut Vitex regundo Verbenaceae 1.200 40,00 2. Lampeni Ardisia humilis Myrsinaceae 700 23,33 3. Pandan Pandanus sp Pandanaceae 200 6,67 4. Areuy asahan Tetracera scandens Dellinaceae 200 6,67 5. Kiapuk Ceiba petandra Bombacaceae 100 3,33 6. Areuy kacepot Salacia macropylla Celastraceae 100 3,33 7. Tarum Idigofera suffruticosa Fabaceae 100 3,33 8. Nyamplung Calophylum inophylum Cluciaceae 100 3,33 9. Kitanjung Buchanaria arborescens Anacardiaceae 100 3,33 Tabel 2.7 Kerapatan vegetasi tingkat tiang ekosistem pantai Pasanggrahan No Nama daerah Nama ilmiah Famili KIindivha KR

1. Jambu kopo

Eugenia subglauca Myrtaceae 500 20,00

2. Kiciap

Ficus callosa Moraceae 500 20,00

3. Kilangir

Chisocheton microcarpus Meliaceae 333 13,33

4. Heas

Acmena acuminatissima Myrtaceae 333 13,33

5. Ipis kulit

Decaspermum fruticosum Myrtaceae 333 13,33

6. Lame

Alstonia scholaris Apocinaceae 167 6,67

7. Segel

Dillenia excelsa Dilleniaceae 167 6,67 Tabel 2.8 Kerapatan vegetasi tingkat Pohon ekosistem pantai Pasanggrahan No Nama daerah Nama ilmiah Famili KI indivha KR 1 Nyamplung Calophylum inophylum Cluciaceae 3.667 70,97 2 Waru Hibiscus tiliaceus Malvaceae 333 6,45 3 Kampis Hernandia peltata Hernandiaceae 250 4,84 4 Kitanjung Buchanaria arborescens Anacardiaceae 250 4,84 5 Kiciap Ficus callosa Moraceae 83 1,61 6 Kiapuk Ceiba petandra Bombacaceae 83 1,61 7 Kenal Cordia subcordata Borraginaceae 83 1,61 Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Nilai Penting INP vegetasi masing- masing untuk tingkat semai, pancang tiang dan pohon diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 2.9, Tabel 2.10, Tabel 2.11, dan Tabel 2.12. Khusus untuk tingkat semai atau tumbuhan bawah di areal padang rumput Tabel 2.9 diketahui jenis vegetasi yang memiliki INP tertinggi adalah jampang kawat, mata kancil, bulu mata munding, kirapet, dan meniran. Jenis bulu mata munding adalah jenis yang disukai oleh rusa timor sebagaimana hasil penelitian Glend 2009 di Pangandaran. Tabel 2.9. Indeks Nilai Penting INP vegetasi di padang penggembalaan grazing area Pasanggrahan Nama daerah Nama ilmiah Famili DR FR DR INP 1. Jampang kawat Cynodon dactylon Graminae 25,14 48,39 90,38 163,91 2. Mata kancil Desmodium trifolium Poaceae 23,46 6,45 1,41 31,33 3. Bulu mata munding Fimbristylia miliaceae Cyperaceae 15,08 12,90 1,43 29,42 4. Kirapet Parameria laevigata Apicinaceae 12,29 6,45 1,63 20,38 5. Meniran Phylanthus urinaria Euphorbiaceae 12,85 6,45 0,47 19,77 6. Gewor Commelina benghalensis Commelinaceae 5,03 3,23 1,40 9,65 7. Dom-doman Chrysopogon aciculata Graminae 1,68 3,23 1,40 6,30 8. Jampang pait Axonopus compressus Graminae 0,56 3,23 1,40 5,19 9. Badotan Phychostria robusta Rubiaceae 0,56 3,23 0,23 4,02 Jumlah 100 100 100 300 17 Tabel 2.10 Indeks Nilai Penting vegetasi pantai di Pasanggrahan Nama daerah Nama ilmiah Famili DR FR INP 1. Laban laut Vitex regundo verbenaceae 40,00 21,43 61,43 2. Lampeni Ardisia humilis Myrsinaceae 23,33 14,29 37,62 3. Pandan Pandanus sp Pandanaceae 6,67 14,29 20,95 4. Liana asahan Tetracera scandens Dellinaceae 6,67 7,14 13,81 5. Kiapuk Ceiba petandra Bombacaceae 3,33 7,14 10,48 6. Areuy kecepot Salacia macropylla Celastraceae 3,33 7,14 10,48 7. Tarum Idigofera suffruticosa Fabaceae 3,33 7,14 10,48 8. Nyamplung Calophylum inophylum Cluciaceae 3,33 7,14 10,48 9. Kitanjung Buchanaria arborescens Anacardiaceae 3,33 7,14 10,48 Jumlah 100 100 200 Tabel 2.11 Indeks Nilai Penting vegetasi pantai Nama daerah Nama ilmiah Famili DR FR DoR INP 1. Nyamplung Calophylum inophylum Cluciaceae 23,08 27,27 32,46 82,81 2. Pakis haji Cycas rumphii 15,38 9,09 18,02 42,50 3. Laban laut Vitex regundo Verbenaceae 15,38 9,09 15,06 39,53 4. Kecepot Salacia macropylla Celastraceae 7,69 9,09 8,40 25,18 5. Pandan Pandanus sp Pandanaceae 7,69 9,09 6,97 23,75 6. Kiciap Ficus callosa Moraceae 7,69 9,09 6,43 23,22 7. Jambu kopo Eugenia subglauca