FAKTOR-FAKTOR PENENTU PRODUK RANGGAH MUDA RUSA TIMOR
37 dengan banyak faktor baik internal rusa maupun eksternal rusa atau faktor
lingkungan seperti kualitas pakan rusa. Gibbs 2006 melaporkan bahwa kualitas produk ranggah muda dipengaruhi beberapa faktor seperti umur rusa, genetik,
kematangan, ukuran badan, waktu pemotongan, strain atau seleksi, dan derajat hibridisasi. Bartos et al 2007 menyatakan bahwa secara genetik, karakter
kelamin sekunder yang kuat juga akan menjamin kualitas ranggah secara turun temurun herediter, sedang Jeon et al. 2011 menyatakan kualitas ranggah muda
sangat kuat dipengaruhi tahap perkembangan ranggah. Menurut Estevez et al. 2008 komposisi ranggah menggambarkan jenis pakan yang dikonsumsinya.
Diketahui kandungan protein, Na, Mg, dan K pada ranggah muda dapat berbeda dengan pakan yang berbeda, meskipun untuk total Ca, Fe dan Zn diketahui tidak
berbeda.
Menurut Scmidt et al. 2001 dan Jeon et al. 2006 pada rusa merah Cervus elaphus, panjang ranggah tahunan dapat digunakan sebagai penduga
ketersediaan dan kualitas nutrisi, serta kondisi populasi. Diketahui pula bahwa ukuran ranggah berkaitan dengan umur, kesehatan dan genetik rusa jantan.
Kecukupan nutrisi dan managemen populasi yang baik akan menjamin kesehatan rusa jantan yang berimplikasi terhadap hasil produk ranggah muda. Stewart
2001 bahkan menyatakan bahwa rasio berat ranggah terhadap berat badan berkorelasi positif terhadap umur rusa.
Mengacu pada uraian di atas, timbul pertanyaan apakah fenomena yang ditemukan pada rusa-rusa luar negeri tersebut juga berlaku pada rusa timor
sebagai rusa tropis. Atau timbul pertanyaan penelitian : Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas produk ranggah muda rusa timor di penangkaran ?
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : a mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat konsumsi tiga paket
ransum pada umur dan ukuran bobot badan rusa yang berbeda, b hubungan antara tingkat asupan nutrien, mineral pakan dan umur rusa terhadap kandungan
mineral dan asam amino ranggah muda, dan c mengetahui ada tidaknya hubungan umur rusa dengan berat dan panjang ranggah muda panenan.
BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dua kali yakni bulan Januari 2011 sampai April 2011 dan bulan Januari 2012 sampai April 2012. Penelitian dilakukan di Penangkaran
Rusa Timor Pusat Konservasi dan Rehabilitasi Puskonser Pusat Penelitian Kehutanan Dramaga Bogor.
Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tiga paket ransum percobaan yang disusun berdasarkan hasil analisis preferensi
tumbuhan pakan yang diberikan pada rusa. Ada 20 jenis tumbuhan pakan yang dicoba pada penelitian pendahuluan untuk menentukan tingkat kesukaannya.
38 Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaan pakan, selanjutnya dijadikan dasar
untuk menyusun kombinasi antara jenis-jenis pakan yang disukai menjadi tiga paket ransum Ransum A, B dan C yang selanjutnya dijadikan sebagai ransum
percobaan untuk menguji tingkat konsumsi dan pengaruhhubungannya dengan kualitas produk ranggah muda. Penilaian kesukaan rusa terhadap jenis pakan
dilakukan dengan sistem skor, dengan patokan sebagai berikut: Jenis pakan yang dipilih pertama diberi skor 1, pemilihan kedua skor 2, pemilihan ketiga skor 3 dan
pemilihan keempat diberi skor 4. Waktu penilaian dilakukan selama 60 menit, dibagi ke dalam 6 termin. Hasil akhir penilaian adalah rerata skor. Skor yang
paling kecil merupakan skor terbaik yakni dipilih lebih awal, sedang skor paling besar dipilih paling akhir.
Berdasarkan sistem penilaian tersebut diperoleh hasil skoring seperti disajikan pada Tabel 4.1, dan secara keseluruhan ada 12 jenis pakan yang dipilih
berdasarkan urutan skoring tertinggi untuk selanjutnya digunakan didalam menyusun kombinasi paket ransum percobaan. Ada tiga paket ransum percobaan
masing-masing terdiri dari empat jenis terpilih, dengan komposisi, sebagai berikut:
1. Ransum A terdiri dari : terdiri atas Sorgum Sorguhum candatum, Sulanjana Hierochloe horsfieldii, Gewor Commelina benghalensis,
dan rumput gajah Pennisetum purpureum. 2. Ransum B terdiri atas Hopea Schrophia sp, Kipait Axonopus
compresus, Kaliandra Caliandra calothyrsus, dan Papadian Leersia hexandra.
3. Ransum C terdiri atas rumput Kawatan Cynodon dactylon, Aawiyan Panicum montanum, Sauheun Setaria palmifolia dan Hanjeli Coix
lacryma.
Tabel 4.1. Hasil skoring pemilihan jenis pakan oleh rusa timor di penangkaran
Nama lokal Nama ilmiah
Skor Nama lokal
Nama ilmiah Skor
1. Hopea
Scrophia sp 1.62
11. Cacabean Asystasia spp
2.64 2.
Sulanjana Hierochloe hors fieldii
2.00 12. Alang-alang
Imperata cylindrica 2.65
3. Sauheun
Setaria palmifolia 2.02
13. Bayondah Isachne globosa
2.65 4.
Sorgum Sorghum candatum
2.27 14. Gewor
Commelina benghalensis 2.74
5. Papadian
Leersia hexandra 2.28
15. Kaliandra Caliandra calothyrsus
2.82 6.
Setaria Setaria sphacelata
2.30 16. Hanjeli
Coix lacryma 2.88
7. Kipait
Axonopus compresus 2.33
17. Kaw.merah Cynodon spp
2.90 8.
Rpt. gajah Pennisetum purpureum
2.33 18. Kawatan
Cynodon spp 3.00
9. Aawiyan
Panicum montanum 2.52
19. Kawatan besar Cynodon spp
3.35 10. Kacangan
Centrosema pubescens 2.54
20. Mekania Mikania micrantha
3.80
Penelitian Utama
Percobaan menggunakan lima ekor rusa timor jantan dewasa fase ranggah muda terdiri atas tiga kelompok umur, masing-masing: 1 rusa umur 3 tahun
sebanyak 3 ekor masing-masing dengan bobot badan 62.65 kg, 48.73 kg, dan 55. 52 kg; 2 rusa umur 6 tahun satu ekor dengan bobot badan 62.40 kg; dan 3
rusa umur 9 tahun satu ekor dengan bobot badan 60.60 kg. Semua rusa percobaan dipelihara dalam kandang individu berukuran luas lantai 1.5 x 2.0 m.
Penelitian utama dilakukan dalam dua tahap, sebagai berikut:
Tahap Pertama, percobaan pemberian tiga paket ransum Ransum A, B
dan C. Masing-masing ransum disusun dari empat jenis pakan tersebut di atas.
39 Teknik pemberian pakan dilakukan dengan sistem kafetaria Babayemi et al.,
2006; Farid et al., 2006; Rodriguez et al. 2007, menggunakan 4 kotak plastik satu ransum untuk masing-masing rusa. Setiap hari diberikan pakan dua kali
yakni pagi hari jam 07.00 WIB sebanyak 4 kg masing-masing jenis pakan sebanyak 2 kg dan sore hari jam 16.00 sebanyak 5 kg masing-masing pakan
sebanyak 2.25 kg. Untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan dilakukan penimbangan sisa pakan yang diberikan pada pagi dan sore hari. Percobaan
pemberian pakan dilakukan selama 36 hari.
Tahap Kedua, dilakukan penimbangan dan pengukuran rusa serta
pemotongan ranggah. Penimbangan rusa menggunakan timbangan digital yang dilakukan pada hari ke 24, 36, 48, 60 percobaan sebelum panen ranggah.
Penimbangan terakhir dilakukan sebelum dilakukan pemotongan ranggah. Pengukuran morfometri tubuh dan pengambilan ranggah muda dilakukan
menggunakan kandang jepit. Rusa terlebih dahulu dianestasi lokal di bagian ranggah kanan dan kiri dengan Lignocain HCl 2 Wals Wilson 2002
dengan dosis masing-masing ranggah kanan dan kiri 4 ml. Bahan anestasi disuntikan pada bagian pedikel di tiga titik, ditunggu hingga terbius kemudian
dilakukan pengukuran. Pemotongan ranggah menggunakan gergaji steril yang dilakukan setelah efek bius lokal bekerja dengan baik. Pasca pemotongan
dilakukan pengobatan luka bekas potongan menggunakan antibiotik Limoxin 25 spray.
Pengambilan data morfometri rusa meliputi: a ranggah mencakup berat ranggah, panjang ranggah, dan diameter ranggah bagian ujung, tengah dan bagian
basal dari ranggah utama, dan waktu panen ranggah; b umur rusa, c ukuran tubuh rusa mencakup berat badan, panjang badan, lingkar dada, dan tinggi badan.
Untuk menentukan kandungan nutrisi pakan dilakukan analisis proksimat, sedangkan untuk ranggah dilakukan analisi kandungan mineral dan asam amino.
Analisis proksimat pakan dan asam amino ranggah dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan INTP Fakultas Peternakan IPB, sedangkan
analisis mineral ranggah dilakukan di Balai Penelitian Tanah Bogor.
Semua data yang dikumpulkan dari penelitian dianalisis untuk menentukan rataan tingkat konsumsi pakan dan nutrisi oleh rusa pada umur dan bobot badan
berbeda serta kandungan asam amino dan mineral pada ranggah rusa yang dihasilkan. Selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan pengaruh pemberian pakan terhadap tingkat konsumsi. Untuk menentukan faktor penentu morfometri yang berhubungan dengan kualitas produk
ranggah muda rusa timor dilakukan analisis korelasi menggunakan software PASW Statistic 18.
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Rusa Timor
Konsumsi Pakan
Total bahan kering dan asupan setiap rumput pada Rusa timor di sajikan dalam Tabel 4.2. Rusa timor berumur 3
– 9 tahun memiliki berat badan 59.18 ± 7.07 kg mengkonsumsi bahan kering 834
– 1549 ghari. Jenis rumput dan umur rusa berpengaruh terhadap asupan bahan kering. Rusa terindikasi adanya
40 perbedaan pemilihan jenis pakan. Pada penelitian ini bahan kering ransum A
dikonsumsi oleh rusa berumur 3 tahun lebih banyak 0.33 dibanding rusa berumur 6 tahun dan lebih banyak 0.26 dibanding rusa berumur 9 tahun,
namun konsumsi ransum B dan C pada rusa umur 3 tahun paling sedikit dibandingkan dengan rusa berumur 6 dan 9 tahun. Tabel 4.3. Ransum A terdiri
atas Rumput gajah,Gewor, Sulanjana, dan Sorgum.
Pemilihan rusa terhadap jenis rumput dipengaruhi oleh karakteristik dan kandungan nutrisinya. Rusa memilih mineral sesuai dengan kebutuhan nutrisinya
Ceacero et al. 2010. Asupan campuran rumput memberikan pengaruh nutrisi pada rusa, namun pakan yang memiliki tingkat palatabilitas rendah mengurangi
asupan total bahan kering.
Tabel 4.2 Konsumsi Bahan Kering grekorhari pada tiga kelas umur dan berat badan berbeda pada rusa timor di penangkaran Puskonser
Litbang Kehutanan.
Umur tahun 3
6 9
Bobot badan kg 55.63
62.40 60.60
A 1549 ± 42
a
1526 ± 56
a
1549 ± 45
a
B 834 ± 122
b
976 ± 185
a
979 ± 144
a
C 992 ± 211
b
1248 ± 98
a
1208 ± 149
a
Huruf superskrip pada kolom yang sama berbeda pada p 0.05
Tabel 4.3 Proporsi konsumsi bahan kering KBK terhadap bobot badan pada rusa berumur 3, 6 dan 9 tahun di
penangkaran.
Ransum Umur rusa th
3 6
9 A 2.78
2.45 2.56
B 1.50 1.56
1.62 C 1.78
0.20 1.99
Rusa timor berdasarkan bobot badan pada umur 3, 6, dan 9 tahun mengkonsumsi bahan kering ransum A secara berturut adalah 2.78, 2.45,
dan 2.56 dari berat badan. Pada yang lebih muda mengkonsumsi bahan kering lebih banyak hal ini sesuai dengan kebutuhan kondisi pertumbuhan yang
dibutuhkan.
Konsumsi bahan kering pada ransum A meningkatkan berat badan 1.0975 kg selama 12 hari, namun pada ransum B dan C menurunkan berat badan 1.41 kg
dan 0.75 kg pada periode 12 hari perlakuan. Peningkatan berat badan diduga karena mengkonsumsi pakan yang mengandung protein dan energi tinggi.
Afzalany 2008 melaporkan bahwa konsumsi energi tinggi dan protein meningkatkan berat badan. Kombinasi rumput berbeda dengan palatabilitas tinggi
dalam ransum memungkinkan peningkatan berat badan rusa.
Hasil ini menunjukkan bahwa rusa timor lebih memilih jenis rumput dalam ransum A dengan konsumsi bahan kering lebih banyak untuk meningkatkan berat
41 badan, dengan kata lain rumput pada ransum B dan C dengan palatabilitas rendah
tidak meningkatkan bobot badan rusa hal ini tercermin dari konsumsi bahan kering.
Berat badan memiliki korelasi yang rendah terhadap berat ranggah Dradjat 2000, namun rasio bobot badan dengan umur memiliki korelasi tinggi terhadap
produk ranggah Stewart et al. 2000. Karena itu bobot badan sangat peting dalam menyokong produk ranggah muda.
Konsumsi Nutrisi
Konsumsi nutrisi harian pada tiga kelas usia berbeda pada rusa timor rusa di daerah penangkaran ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tidak ada perbedaan asupan
gizi dari ransum A, B dan C di antara rusa dalam tiga kelas yang berbeda. Ransum B dan C diberikan protein yang lebih rendah untuk rusa. Namun, rusa di kelas
yang sama menunjukkan berbeda asupan nutrisi. Pola nutrisi asupan ransum A, B dan C adalah serupa dengan asupan bahan kering. Setiap rumput sebagai
komponen dari diet berkontribusi terhadap total nutrisi, tetapi palabilitas bahan rumput yang rendah bahan kering dan asupan nutrisi berkontribusi terhadap total
bahan kering dicerna dan nutrisi dari ransum. Tingginya konsumsi bahan kering tercermin pada kandungan gizi yang tinggi. Rusa menunjukkan perbedaan
preferensi untuk rumput ditawarkan dalam tiga jatah yang berbeda, dan karena itu menghasilkan variasi konsumsi nutrisi. Pennisetum purpureum menunjukkan
palatabilitas tertinggi dan konsumsi bahan kering dalam ransum A, di sisi lain Sorgum candatum memiliki palability terendah dan asupan bahan kering.
Penurunan berat badan selama makan ransum B dan C ini cenderung sebagai akibat dari konsumsusi bahan kering yang rendah dan asupan protein.
meskipun peningkatan berat badan selama makan ransum A sebagian berkaitan dengan pertumbuhan berat badan, tapi asupan protein pada 32 ghari adalah
kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan protein yang memungkinkan untuk meningkatkan berat badan. Kecukupan protein menunjukkan efek yang signifikan
pada pertumbuhan ranggah muda, meskipun asupan protein tidak berpengaruh pada komposisi gizi ranggah muda dari Cervus nippon Jeon et al. 2006.
Pertumbuhan ranggah muda berkurang dengan asupan protein yang rendah Shin et al. 2000. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas rusa perlu
menggunakan ransum protein tinggi Sookhareea Dryden 2004.
Pada ransum A mengindikasikan bahan kering yang tinggi namun diikuti oleh pula oleh serat kasar yang tinggi pula. Sebagian besar hewan mengkonsumsi
bahan kering tinggi dengan serat kasar yang rendah. Pada Rusa sambar Rusa unicolor menunjukkan preferensi tinggi pada pakan dengan serat kasar yang
rendah. Konsumsi serat kasar yang tinggi menyebabkan jumlah konsumsi menurun Afzalani 2008. Pakan dengan kandungan serat yang tinggi
menimbulkan regangan lebih besar dan memberikan sensasi kenyang lebih cepat pada saat dikonsumsi ternak, sehingga kandungan serat tersebut membatasi
konsumsi pada ternak Toharmat et al. 2006. Konsumsi ransum berkaitan erat dengan daya cerna dan laju aliran digesta rumen yang sebagian besar ditentukan
oleh kandungan serat kasar dan tingginya kadar serat bahan pakan yang dikonsumsi menyebabkan tekanan pada dinding rumen meningkat, dan secara
fisiologis berpengaruh pada penurunan selera makan Tafaj et al. 2005. Asupan
42 serat yang tinggi pada rusa timor mengindikasikan bahwa rusa mampu beradaptasi
dan toleran terhadap pakan dengan serat kasar tinggi.
Tabel 4.4 Konsumsi nutrisi pakan oleh rusa timor pada umur berbeda di
penangkaran
BETN: Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
Konsumsi Mineral
Asupan mineral makro pada rusa dengan umur yang berbeda disajikan pada Tabel 4.5. Asupan Phospor P dan Sulfur S pada rusa lebih tinggi pada ransum
A dari pada B dan C. Di sisi lain asupan, Ca dan Mg serupa pada semua ransum. Artinya asupan mineral tidak dipengaruhi oleh usia rusa.
Kecukupan konsumsi P, Ca, Mg, dan S, memungkinkan pertumbuhan normal ranggah muda dan jaringannya. Dilihat dari kandungan kandungan
mineral dari beberapa jenis rumput yang diberikan yang masih rendah, maka diduga akan berpengaruh terhadap produk ranggah muda yang dihasilkan. Oleh
karena itu untuk memenuhi kebutuhan mineral makro esensial, diperlukan suplementasi P dan Ca sehingga tidak hanya mengandalkan dari rumput sebagai
pakan yang menjadi satu-satunya sumber.
Konsumsi mineral makro pada umur berbeda dalam setiap ransum pakan tidak menunjukkan perbedaan p0.05. namun antar ransum pakan
menunjukkan perbedaan yakni pada ransum A lebih tinggi dari C, sedang C lebih tinggi dari B A C B. Konsumsi mineral Ca, P, Mg, dan S pakan pada ransum
A berturut-turut adalah 14.6 gkg berat badan, 5.7 gkg berat badan dan 5.02 gkg berat badan, dan 7.56 gkg berat badan. Kebutuhan akan mineral Ca, Mg
dan S untuk konsumsi pada rusa telah sesuai dengan yang dibutuhkan. sedang P masih kurang.
Umur rusa tahun 3
6 9
Rataan Signif
Bobot badan kg 55.63
62.40 60.60
n 3
1 1
Ransum A gindivhari
Bahan Kering 1549 ± 212
1526 ± 147 1549 ± 192
1544 ± 188 0.861
Abu 167 ± 30
165 ± 35 167 ± 32
167 ± 32 0.924
Protein Kasar PK 207 ± 30
204 ± 20 207 ± 28
207 ± 27 0.864
Serat Kasar SK 710 ± 121
699 ± 97 710 ± 120
707 ± 111 0.886
Lemak Kasar LK 23 ± 17
23 ± 19 23 ± 19
23 ± 17 0.983
BETN 443 ± 77
435 ± 61 442 ± 71
441 ± 69 0.887
Ransum B gindivhari
Bahan Kering 834 ± 194
976 ± 164 979 ± 136
891 ± 185 0.238
Abu 88 ± 34
103 ± 44 102 ± 39
94 ± 38 0.590
Protein Kasar PK 152 ± 30
180 ± 38 182 ± 47
163 ± 36 0.204
Serat Kasar SK 309 ± 95
359 ± 86 360 ± 82
329 ± 90 0.410
Lemak Kasar LK 6 ± 2
7 ± 2 7 ± 2
7 ± 2 0.516
BETN 280 ± 71
329 ± 74 329 ± 62
299 ± 71 0.299
Ransum C gindivhari
Bahan Kering 992 ± 295
1248± 401 1208 ± 344
1086 ± 329 0.247
Abu 131 ± 40
166 ± 57 161 ± 50
144 ± 46 0.261
Protein Kasar PK 169 ± 70
218 ± 107 211 ± 96
187 ± 81 0.386
Serat Kasar SK 370 ± 100
458 ± 101 444 ± 89
402 ± 101 0.194
Lemak Kasar LK 28 ± 14
35 ± 21 34 ± 18
30 ± 16 0.487
BETN 294 ± 104
372 ± 149 360 ± 117 323 ± 117
0.331
43 Tabel 4.5 Konsumsi mineral makro ghari dari ransum yang diberikan pada
kelas umur dengan bobot badan yang berbeda
Kelas umur tahun 3
6 9
Rerata Signif
Bobot badan kg 55.63
62.40 60.60
Ransum A Ca ghr
14.6 ± 0.3 14.6 ± 0.5
14.6 ± 0.7 14.6 ± 0.4
0.965
P ghr 5.7 ± 0.1
5.7 ± 0.2 5.7 ± 0.1
5.7 ± 0.1 0.514
Mg ghr 5.06 ± 0.11
4.95 ± 0.21 5.05 ± 0.16
5.02 ± 0.15 0.462
S ghr 7.53 ± 0.06
7.57 ± 0.10 7.58 ± 0.10
7.56 ± 0.08 0.533
Ransum B Ca ghr
8.1 ± 1.0 9.5 ± 1.7
9.6 ± 1.3 9.04 ± 1.4
0.244
P ghr 2.1 ± 0.3
2.5 ± 0.5 2.5 ± 0.4
2.3 ± 0.4 0.279
Mg ghr 2.99 ± 0.33
3.41 ± 0.58 3.50 ± 0.44
3.32 ±0.47 0.236
S ghr 2.23 ± 0.24
2.61 ± 0.61 2.68 ± 0.43
2.51 ±0.44 0.285
Ransum C Ca ghr
9.7 ± 2.7 12.6 ± 1.0
12.2 ± 1.4 11.5 ± 2.1
0.107
P ghr 3.9 ± 1.0
5.1 ± 0.4 4.9 ± 0.6
4.6 ± 0.8 0.108
Mg ghr 4.04 ± 1.11
5.64 ± 0.45 5.10 ± 0.64
4.81 ±0.89 0.108
S ghr 3.17 ± 0.87
4.16 ± 0.39 3.98 ± 0.53
3.77 ±0.71 0.113
Menurut McDonald et al 2011 nutrisi esensial dan jumlahnya dalam tubuh hewan Ca= 15 gkg, P=10 gkg, Mg=0.4 gkg dan S=1.5 gkg berat badan. Pada
hewan dewasa kekurangan Ca menyebabkan osteomalacia yang menyebabkan tulang lemah, dan rapuh, sedang kekurangan P menyebabkan abnormalitas selera
makan seperti menggigit kayu, tulang, kain dan benda-benda asing lainnya McDonald et al., 2011. Nowicka et al. 2006 menyatakan dinamika
mineralisasi pada ranggah dan tulang kepala sangat di pengaruhi oleh umur satwa dan tempat hidupnya. Kandungan Ca di ranggah rusa merah Cervus elaphus
rata-rata 133.96 mgg lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan Ca pada tulang kepala 123.79 mgg, sebaliknya kandungan P lebih tinggi di tulang kepala
84.62 mgg dibandingkan P di ranggah 83.58 mgg. secara bertahap rasio Ca: P berbeda pada setiap fase perkembangan ranggah. Pada kadar Mg tidak berbeda
antara tulang kepala dengan ranggah rusa merah yakni 5.23 mgg sampai 5.46 mgg. Kadar mineral Mg berkaitan erat dengan kadar Ca dan P . 70 total Mg
terdapat di dalam rangka yang terdistribusi dalam jaringan lunak dan cairan yang krusial bagi hewan McDonald et. al. 2011.
Berdasarkan kriteria kebutuhan Mg, pada penelitian ini konsumsi Mg telah terpenuhi yakni sebesar 5.06 ± 0.11. Mg lebih dari yang dibutuhkan, ini
dimungkinkan untuk mengimbangi kekurangan kadar Ca dan P. Kadar tertinggi Mg terdapat pada hanjeli Coix lacryma dan hopea Scrophia sp yakni sebesar
0.56 karena itu rusa mengkonsumsi cukup tinggi juga terhadap hanjeli yakni 291 ± 141 ghari Tabel 1.Guna memenuhi kebutuhan mineral Ca dan P untuk
kebutuhan ranggah perlu dilakukan suplementasi mineral tersebut sehingga tidak terjadi resorbsi dari tulang yang berlebihan.
Konsumsi Fe, Mn, Cu dan Zn pada kelas umur berbeda disajikan dalam Tabel 4. tidak ada beda konsusmi mineral mikro pada pakan pada kelas umur
berbeda p0.05. namun antar ransum pada umur yang sama menunjukkan perbedaan p 0.05 ransum A unsur mikro dikonsumsi paling banyak. Kebutuhan
mineral mikro Besi Fe , Mn, Cu dan Zn dalam jaringan adalah 20 – 80 mgkg,
0.2 – 0.6 mgkg, 1-5 mgkg, dan 10 – 50 mgkg McDonald et al.2011. hasil di
44 atas menunjukkan semua mineral mikro pakan telah mencukupi kebutuhan bagi
rusa.
Tabel 4.6 Konsumsi harian mineral mikro pada Rusa timor dengan kelas umur berbeda di penangkaran
Kelas umur tahun rerata
Signif. 3
6 9
Ransum A Fe, gd
0.92 ± 0.02 0.90 ± 0.02
0.91 ± 0.03 0.91 ± 0.03
0.507
Mn, gd 0.34 ± 0.01
0.34 ± 0.01 0.34 ± 0.02
0.34 ± 0.01 0.712
Cu, gd x10
-2
0.99 ± 0.02 0.98 ± 0.02
0.99 ± 0.03 0.99 ± 0.02
0.786 Zn, gd x10
-2
7.4 ± 0.1 7.2 ± 0.2
7.3 ± 0.2 7.3 ± 0.2
0.417
Ransum B Fe, gd
0.51 ± 005 0.59 ± 0.09
0.58 ± 0.08 0.56 ± 0.08
0.307
Mn, gd 0.18 ± 0.02
0.21 ± 0.02 0.21 ± 0.02
0.20 ± 0.03 0.139
Cu, gd x10
-2
0.69 ± 0.10 0.82 ± 0.10
0.84 ± 0.13 0.78 ± 0.14
0.259 Zn, gd x10
-2
2.5 ± 0.3 3.0 ± 0.5
3.0 ± 0.5 2.8 ± 0.5
0.293
RansumC Fe, gd
0.45 ± 0.08 0.53 ± 0.07
0.52 ± 0.07 0.50 ± 0.07
0.173
Mn, gd 0.29 ± 0.05
0.35 ± 0.05 0.35 ± 0.03
0.33 ± 0.04 0.128
Cu, gd x10
-2
1.22 ± 0.40 1.67 ± 0.36
1.60 ± 0.21 1.50 ± 0.32
0.099 Zn, gd x10
-2
4.7 ± 1.2 5.9 ± 0.9
5.8 ± 0.6 5.5 ± 0.8
0.109
Hasil menunjukkan kesamaan dengan konsumsi mineral makro yakni pada umur berbeda pada ransum pakan yang sama tidak menunjukkan perbedaan
p0.05. Meskipun mineral mikro hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil namun kebutuhannya sangat diperlukan karena besi merupakan komponen penting bagi
sel darah merah, Mn esensial bagi pertumbuhan tulang, Zn dibutuhkan untuk membantu laju absorbsi nutrien dan Cu dibutuhkan untuk darah. Menurut
McDonald et al.2011 kebutuhan nutrisi mineral mikro esensial dalam tubuh hewan adalah Fe= 20 - 80 mgkg,Mn= 0.2
– 0.6 mgkg, Cu= 1-5 mgkg, dan Zn= 10
– 50 mgkg. Berdasarkan kebutuhan mineral mikro, sehingga dari hasil di atas Tabel 2.4 menunjukkan bahwamineral mikro pakan mencukupi kebutuhan bagi
rusa.
Produk Ranggah Muda Rusa Timor
Ukuran Ranggah Muda Rusa Timor Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat ranggah muda panen rusa timor
tertinggi adalah 0.7 kg, panjang ranggah 32 cm, lingkar ranggah 10.7 cm. Jika dibandingkan dengan standar grade kualitas ranggah muda dari luar negeri
DINZ 2008 khususnya rusa merah Tabel 4.7, Gambar 4.1 dengan grade Super A, maka rataan ukuran ranggah muda rusa timor yang dihasilkan ini masih
belum memenuhi standar grade tersebut. Akan tetapi jika dibandingkan dengan standar grade rusa merah untuk pasaran Taiwan Gambar 4.1, maka rataan
ukuran ranggah muda rusa timor hasil penangkaran ini memenuhi kriteria TW 4 yang memiliki lingkar ranggah 11 cm dan panjang 12
– 25 cm.
45 Tabel 4.7. Grading ranggah muda rusa merah Cervus elaphus Super A SA,
SAT Tradisional dan SALT Long Traditional di New Zealand.
Klasifikasi Berat minimum
Cabang Lingkar ranggah
Panjang ujung maksimum
1 2
3 4
5 SA Premium
2.3 kg 2
18 cm = kolom 4
SATTradisional 1.8 kg
2 18 cm
= kolom 4 SA
1.8 kg 1 atau 2
18 cm = kolom 4
SALT 1.8 kg
1 atau 2 18 cm
Lebih besar kolom 4
Gambar 4.1 Grading ranggah muda rusa merah di New Zealand dan Taiwan Rerata diameter ranggah muda utama rusa timor adalah 28.18 ± 4.36 mm.
Dibandingkan dengan rataan ukuran diameter ranggah muda rusa timor yang dilaporkan Handarini 2006 yakni 39,03 ± 6.86 mm maka ukuran diameter
ranggah muda rusa timor yang dihasilkan dari percobaan ini masih berbeda jauh di bawahnya. Diduga perbedaan ukuran diameter ranggah muda ini kemungkinan
terkait dengan perbedaan waktu umur panen ranggah dan kualitas konsumsi pakan.
Rataan berat ranggah muda pada umur 3 tahun, 6 tahun dan 9 tahun masing-masing sebesar 0.5 kg, 0.6 kg dan 0.7 kg ranggah muda. Dradjat 2000
melaporkan bahwa persilangan rusa timor dengan rusa sambar menghasilkan berat ranggah muda sebesar 1.34 ± 0.23 kg. Rataan ukuran berat ranggah muda rusa
timor tersebut di atas relatif sama dengan ukuran produk ranggah muda rusa sambar di penangkaran yakni 0,69 kgpasang dengan ukuran panjang 20.49
–21.37 cm Jamal 2005. Secara umum diketahui bahwa rusa sambar memiliki ukuran
badan lebih besar, namun ukuran ranggah muda yang dihasilkan tersebut relatif sama dengan rusa timor penangkaran. Hasil penelitian ini juga memberikan
petunjuk bahwa ukuran ranggah muda dari setiap jenis rusa ternyata berbeda meskipun dihasilkan dari rusa yang berumur sama. Perbedaan ini antara
ditunjukkan oleh perbedaan ukuran panjang maupun lingkaran ranggah mudanya. Oleh karena itu untuk menetapkan standar kualitas ranggah muda pada
rusa Indonesia juga harus mengacu pada jenis rusanya.
46 Tabel 4.8 Rataan ukuran produk ranggah muda rusa timor pada kelas umur
berbeda di penangkaran
Umur th
Berat Ranggah
muda kg
Panjang Ranggah
utama cm
Panjang cabang
cm Diameter
Ranggah muda
cm Umur
Ranggah muda
hr Berat
badan kg
Panjang badan
cm Lingkar
dada cm
Tinggi badan
cm 3
0.5 26
13 2.6
60 55
78 66
76 6
0.6 31
14 3.0
60 62
88 83
83 9
0.7 32
15 3.4
65 61
84 86
84 Rerata dari bagi atas, tengah dan bawah dari ranggah utama
Berat dan panjang ranggah muda panen 60 hari memiliki korelasi tinggi dengan usia dan lingkar dada. Persamaan regresiantara berat ranggah dan umur
rusa dinyatakan sebagai berikut: Y = 0,4 + 0,03 X, r
2
= 99, p 0,05, Y = berat ranggah muda dan X = umur. Persamaan regresi antara panjang ranggah muda
denganlingkar dada dinyatakan sebagai berikut: Y = 5,7 + 0.31X, r
2
= 99, p 0,05, Y = panjang ranggah muda dan X = lingkar dada. Berat ranggah juga
dipengaruhi oleh panjang ranggah, hal serupa juga dikemukakan oleh Bartos et al. 2007 pada penelitian rusa merah Cervus elaphus.Handarini 2006 menyatakan
semakin bertambah umur rusa semakin panjang ranggah sampai pada umur tertentu mengikuti kurva sigmoid.
Kandungan Mineral dan Asam Amino Ranggah Muda
Rataan kandungan mineral makro dan mikro dari ranggah muda rusa timor yang dipanen pada umur ranggah 60 hari pada kelas umur rusa yang berbeda
disajikan pada Tabel 4.9. Hasil analisis menunjukkan bahwa rataan kandungan mineral makro dan mikro dari ranggah muda tersebut lebih tinggi pada rusa tua
umur 6 tahun dan 9 tahun dibanding rusa muda umur 3 tahun. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata P0.05 rataan kandungan
mineral pada kelas umur rusa yang berbeda. Semakin tinggi umum maka semakin tinggi pula kandungan mineralnya.
Selain mineral, kualitas ranggah muda rusa juga didasarkan pada kandungan protein yang ditunjukkan oleh kandungan dan komposisi asam aminonya. Hasil
analisis dari percobaan ini disajikan pada Tabel 4.10. Apabila dilihat dari perbandingan kandungan antara mineral dan protein
maka menurut Jeon et al. 2006b dan Lee et al. 2007 kadar protein ranggah muda berbanding terbalik dengan dengan kadar Ca. Peningkatan kadar Ca, sejalan
dengan pertumbuhan ranggah muda, dan meningkatnya kadar Ca menyebabkan kadar protein turun akibatnya jumlah asam amino, asam uronic, dan sialic turun.
Di sisi lain Jeon et al. 2009 menyatakan bahwa peningkatan Ca berkaitan dengan peningkatan kandungan abu dan kolagen, sehingga kualitas ranggah akan
turun. Mengacu pada pernyataan tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kualitas ranggah muda terbaik adalah pada rusa umur 9 tahun.
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa ada perbedaan kandungan asam amino ranggah muda pada kelas umur yang berbeda. Meskipun demikian hasil
analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan P0.05 kandungan asam amino esensial ranggah muda pada kelas umur berbeda
47 Tabel 4.9 Kandungan mineral makro ranggah muda rusa timor pada umur panen
60 hari pada kelas umur rusa yang berbeda
Kelas umur tahun
Mineral makro g
Ca P
Mg S
3 49.96 ± 1.60
c
25.76 ± 0.83
c
1.03 ± 0.03
c
1.08 ± 0.03
c
6 57.63 ± 0.64
b
29.72 ± 0.32
b
1.19 ± 0.01
b
1.24 ± 0.01
b
9 67.62 ± 0.92
a
34.87 ± 0.47
a
1.40 ± 0.02
a
1.46 ± 0.02
a
Kelas umur tahun
Mineral mikro ppm
Fe Mn
Cu Zn
3 260.35 ± 8.34
c
2.25± 0.07
c
58.35 ± 1.87
c
130.17 ± 4.17
c
6 300.33 ± 3.29
b
2.59 ± 0.03
b
67.31 ± 0.73
b
150.16 ± 1.64
b
9 352.37 ± 4.78
a
3.04 ± 0.05
a
78.98 ± 1.07
a
176.19 ± 2.38
a
Fakta tersebut menunjukkan bahwa dari penelitian ini kandungan asam amino esensial pada ranggah muda rusa timor kemungkinan besar tidak
terpengaruh oleh asupan protein atau nutrisi lainnya. Artinya kualitas pakan percobaan yang diberikan rusa tidak atau belum memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kandungan asam amino esensial pada ranggah muda rusa timor. Meskipun demikian, ternyata asupan gizi dari pakan yang diberikan dapat
meningkatkan berat total ranggah muda yang dihasilkan pada umur panen 60 hari. Tabel 4.10 Perbandingan kandungan asam amino ranggah muda rusa timor pada
umur panen 60 hari pada kelas umur rusa yang berbeda
Asam amino g Kelas umur tahun
Rerata
3 6
9
Asp 11.25 ± 3.01
c
19.23 ± 1.73
b
25.55 ± 2.47
a
15.70 ± 6.60
Glu 15.97 ± 3.46
c
35.63 ± 1.46
b
43.39 ± 3.39
a
25.38 ± 12.75
Ser 8.03 ± 3.36
5.67 ± 0.55 7.91 ± 0.40
7.53 ± 2.70
Gly 8.85 ± 4.89
6.66 ± 0.68 10.31 ± 2.21
8.70 ± 3.93 His
8.73 ± 2.92 5.24 ± 0.78
7.64 ± 0.64 7.81 ± 2.62
Arg 7.81 ± 2.92
5.81 ± 1.04 10.56 ± 0.18
7.96 ± 2.72 Thr
7.25 ± 4.32 5.79 ± 0.59
8.56 ± 0.03 7.22 ± 3.36
Ala 7.31 ± 4.84
4.70 ± 0.11 6.36 ± 0.62
6.60 ± 3.77
Pro 6.40 ± 1.22
c
9.68 ± 0.45
b
13.46 ± 0.86
a
8.47 ± 3.10
Tyr 7.36 ± 4.71
5.16 ± 0.17 7.00 ± 0.35
6.85 ± 3.63 Val
7.68 ± 3.44 4.32 ± 0.30
6.20 ± 0.10 6.71 ± 2.92
Met 8.39 ± 4.02
4.89 ± 0.25 5.97 ± 0.47
7.21 ± 3.38
Sis 5.90 ± 2.32
3.87 ± 0.17 4.75 ± 0.18
5.26 ± 1.94 ile
7.10 ± 4.71 9.47 ± 0.32
11.86 ± 1.26 8.52 ± 4.06
Leu 9.85 ± 4.09
10.50 ± 0.34 12.99 ± 1.44
10.61 ± 3.34 Phe
7.65 ± 3.24 5.81 ± 0.45
6.78 ± 0.51 7.10 ± 2.55
Lys 9.08 ± 3.72
6.78 ± 0.51 7.39 ± 0.74
8.28 ± 2.98 asam amino esensial
Data penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata kandungan asam aspartat, asam glutamat dan prolin lebih tinggi pada umur rusa yang lebih tua.
Hal ini dapat juga dimaknai bahwa semakin tinggi umur rusa maka kandungan asam aspartat, asam glutamat dan prolin dari ranggah muda yang dihasilkannya
juga semakin tinggi. Kondisi ini diduga bahwa semakin tua umur rusa aktivitas metabolismenya pun lebih tinggi dalam sintesis asam amino non-esensial dan
berdampak pada meningkatnya deposito asam amino di ranggah muda.
48
SIMPULAN 1.
Rusa timorensis berumur 3, 6, dan 9 tahun mengkonsumsi bahan kering
ransum A lebih banyak dibanding ransum B dan C, sedang proporsi konsumsi bahan kering ransum A terhadap bobot badan pada rusa berumur 3 tahun lebih
tinggi dibanding rusa berumur 6 dan 9 tahun yakni 2.78, 2.45, dan 2.56,