Ciri-ciri BMT Tentang BMT

Mengenai pembebasan utang haruslah dilakukan semacam deklarasi dari kreditur kepada debitur yang prinsipnya membebaskan debitur dari kewajiban-kewajiban membayar utangnya. Sementara untuk sistem deklarasi yang dimaksud diatur dalam pasal 1439-1441 KUHPerdata. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa pernyataan kreditur itu dilakukan diluar ketentuan pasal-pasal tersebut, dengan cara lisan misalnya bisa saja dilakukan. Untuk itulah beban pembuktian pembebasan utang tersebut menjadi tanggungjawab pihak yang memprasangkakan kebebasan utang itu.Pernyataan kebebasan yang dimaksud adalah dengan cara, pengembalian sepucuk tanda piutang, pembebasan hutang pada salah seorang kawan berhutang, pengambalian gadai, pembebasan yang berhutang utama, serta pembayaran dari penanggung. Atau dengan cara lain sesuai dengan Hukum Acara Perdata dan Undang-undang yang berlaku.

D. Ciri-ciri BMT

Baitul Maal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Visi dan misinya sosial. b. Mempunyai fungsi sebagai mediator. c. Tidak boleh mengambil profit apapun. d. Pembiayaan operasi diambil 12,5 persen dari total zakat yang diterima, yang merupakan bagian amil zakat. e. Penyalurannya dialokasikan pada mereka yang berhak menerima atau disebut Mustahik. Sedangkan Baitut Tamwil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Visi dan misinya ekonomi dan profit motif. b. Dijalankan dengan prinsip ekonomi Islam. c. Berfungsi sebagai mediator atau financial intermediary antar pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. d. Merupakan wajib zakat. M. Syafi‟i Antonio, 1999 Berdasarkan pada surat At Taubah ayat 58-60 tentang orang yangberhak menerima zakat, yaitu : ... Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi fakir miskin, para amil, para muallaf yang dibujuk hatinya, mereka yang diperhamba, orang-orang yang berutang, yang berjuang di jalan Allah, dan orang kehabisan bekal di perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Jadi berdasarkan firman Allah Swt tersebut, terdapat 8 golongan yang berhak menerima zakat : 1. Fakir Fakir yaitu orang dalam kebutuhan, tapi dapat menjaga diri tidak meminta- minta. 2. Miskin Miskin adalah orang yang dalam kebutuhan dan suka meminta-minta. 3. Amil zakat Amil zakat merupakan orang yang melaksanakan segala urusan zakat berupa pengumpulan dan penjagaannya, serta menghitung keluar masuknya zakat 4. Golongan muallafMuallaf dalam berbagai referensi terbagi dalam beberapa macam golongan, diantaranya : Golongan yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompok serta keluarganya Golongan orang yang dikuatirkan kelakuan jahatnya Golongan orang yang baru masuk Islam Pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam yang mempunyai sahabat-sahabat kafir.Pemimpin dan tokoh kaum Muslimin yang berpengaruh di kalangan kaumnya, akan tetapi imannya masih lemah.Kaum Muslimin yang tinggal di benteng-benteng dan daerah perbatasan musuh.Kaum Muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak mau mengeluarkan, kecuali dengan paksaan.Sebagian besar orang biasanya mengartikan muallaf sebagai orangyang baru masuk islam 5. Memerdekakan budak belian ada beberapa cara untuk memerdekakan budak, diantaranya yaitu: a. menolong hamba mukatab, yaitu budak yang memiliki perjanjian dengan tuannya, misalnya : ia sanggup menghasilkan harta dengan nilaidan ukuran tertentu, maka dia dibebaskan b. Seseorang dengan harta zakatnya membeli seorang budak kemudian membebaskannya. 6. Gharimun Gharimun adalah orang yang berhutang. Dan kita boleh menyerahkan zakat atas dasar fakirnya bukan karena hutangnya Menurut Ibnu Humam dalam al Fath Sebagaimana diketahui bahawa di antara delapan golongan asnaf yang berhak menerima zakat ialah Al-Gharimin itu orang yang berhutang. Tetapi perlulah diketahui bahawa tidak semua orang yang berhutang itu berhak menerima bantuan zakat bagi menyelesaikan hutang- hutang yang ditanggung. Menurut Imam Al-Ghazali dalam Kitab Muhzatal Mumin Min Ihya Ulumuddin, Al-Gharimin itu ialah orang yang dibebani hutang dan dia berhutang karena bertujuan ketaatan atau kerana sebab yang mubah harus seperti perbelanjaan ke atas anak isteri sedangkan orang yang berhutang itu dalam keadaan fakir dan miskin, dia tidak lagi sanggup atau berdaya untuk membayar hutangnya itu. Ketika itu bolehlah dia mengadu nasib kepada penguasa sehingga hutang itu dapat dibayar dengan zakat. Kiranya ia berhutang dengan tujuan maksiat, maka tiadalah dia diberikan dari bahagian zakat itu, melainkan jika dia telah bertaubat dengan sebenar-benar taubat. Kiranya orang yang berhutang itu seorang yang kaya atau mempunyai harta benda tiadalah boleh ditunaikan hutangnya itu dari bahagian zakat kecuali jika dia berhutang karena faedah dan maslahat orang ramai ataupun karena tujuan memadamkan fitnah atau huru-hara. Dari itu dapatlah dipahami bahwa orang yang berhutang disebabkan perbelanjaan yang tidak perlu maka tiadalah dia berhak menerima zakat. Selain itu juga telah dijelaskan dalam sebuah hadis berkenaan orang-orang yang berhak meminta wang zakat sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Muslim yang menceritakan bahwa Qabisah bin Mukariq Al-Hilali pernah menanggung hutang untuk mendamaikan dua kabilah yang saling bersengketa. Lalu dia datang kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam meminta bantuan kepada Baginda untuk membayar hutangnya itu, Baginda bersetuju dan menyuruhnya menunggu sehingga ada orang datang menghantar zakat dan akan menyerahkan zakat itu kepadanya nanti. Kemudian Baginda bersabda bahawa sesungguhnya meminta-minta itu tidak boleh tidak halal kecuali tiga golongan : Pertama : Orang yang menanggung suatu tanggungan atau beban. Maka orang itu boleh meminta sehingga dia dapat membayar tanggungannya atau bebanannya itu tanggungan karena dia berhutang untuk mendamaikan dua qabilah yang sedang bertikai itu. Maka apabila hutang itu telah selesai, maka tidak boleh lagi dia meminta-minta. Kedua : Orang ditimpa bencana sehingga harta bendanya musnah. Orang itu boleh meminta-minta sehingga dia memperoleh sumber kehidupan yang layak bagi dirinya. Ketiga : Orang yang ditimpa kemiskinan disaksikan atau diketahui oleh orang yang dipercayai bahawa dia memang miskin Orang itu boleh meminta-minta hingga memperolehi sumber kehidupan yang layak. Selain tiga golongan tersebut, haram baginya meminta-minta dan haram pula baginya memakan hasil perbuatan meminta-minta itu. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wataala telah menetapkan rezeki yang berbeda-beda di antara hamba-hamba-Nya, ada yang hidup dalam kesenangan dan ada pula yang hidup dalam serba kekurangan. Oleh itu dengan adanya pemberian zakat dapatlah membantu golongan yang memerlukan bantuan seperti fakir miskin dan Al-Gharimin yaitu orang yang berhutang. Maka sebagai orang yang menerima bagihan zakat hendaklah mensyukuri nikmat tersebut dan hendaklah mengetahui bahwa Allah Subhanahu Wataala mewajibkan pemberian zakat itu hanyalah untuk mencukupi keperluannya terutama dalam mengerjakan ketaatan. Uang zakat yang diterima hendaklah dimanfaatkan dan dibelanjakan dengan bijaksana dan berhemah seperti perbelanjaan harian dan perbelanjaan sekolah. Jika uang zakat itu digunakannya untuk maksiat, seolah-olah dia telah mengkufuri nikmat Allah yang diberikan kepadanya, dengan itu jauhlah dia dari rahmat Allah dan mendapat pula kutukkan dari Allah Subhanahu Wataala. Selain itu mereka hendaklah bersyukur kepada orang yang memberikan zakat serta mendoakan baginya kebaikan. Mereka juga hendaklah memelihara diri dari menerima zakat melainkan dalam kadar yang harus diterimanya yaitu sekadar keperluannya saja. Begitu juga, janganlah dia menerima melainkan sesudah dia yakin bahwa dia mempunyai salah satu sifat dari sifat-sifat asnaf yang berhak menerima zakat yang telah ditetapkan oleh agama Islam. 7. Mujahidin Mujahidin merupakan orang yang berjihad di jalan Allah. Didalam Al- Quran digambarkan sasaran zakat yang ketujuh ini dengan firmanNya: Di jalan Allah. Sabil berarti jalan. Jadi sabilillah artinya jalan yang menyampaikan pada ridha Allah, baik akidah maupun perbuatan. Sabilillah adalah kalimat yang bersifat umum, mencakup segala amal perbuatan ikhlas, yang digunakan untuk bertakkarub kepada Allah, dengan melaksanakan segala perbuatan wajib, sunat dan bermacam kebajikan lainnya. 8. Ibnu sabilIbnu sabil atau musafir Orang yang melakukan perjalanan dari suatu daerah ke daerah lain. Menurut pendapat beberapa ulama, ibnu sabil mempunyai hak zakat, walaupun dia kaya, jika ia terputus bekalnya kehabisan bekal. Menurut Muhammad, 2005 dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi sebagai: a. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota. b. Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih profesional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global. c. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota. d. Menjadi perantara keuangan financial intermediary antara pemilik dana dengan dhuafa terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, hibah dan lain-lain. e. Menjadi perantara keuangan antara pemilik dana, baik sebagai pemodal maupun sebagai penyimpan dengan pengguna dana untuk usaha pengembangan produktif. Sedangkan menurut Andri Soemitra, 2009, fungsi dari BMT yaitu sebagai : a. Mengidenidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok usaha anggota muamalat Pokusma dan kerjanya. b. Mempertinggi kualitas SDM anggota dan Pokusma menjadi lebih professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapi tantangan global. c. Menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.

E. Tujuan dan Analisis Pembiayaan BMT