Hakikat Belajar dan Pembelajaran

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak pernah lepas dari seorang pelajar dalam mengikuti suatu jenjang pendidikan pelajar diharuskan menguasai materi yang telah disajikan oleh guru. Slameto 2010:2 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungannya. Hamalik 2010:27 belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Dimyati 2009:7 berpendapat bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda- benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia yang disebabkan oleh pengalaman dalam berinteraksi sosial dengan menggunakan seluruh panca indera yang dimilikinya untuk memperoleh pengetahuan baru. Tujuan belajar menurut Sardiman 2011:26 sebagai berikut: 1 untuk mendapatkan pengetahuan, pengetahuan ini lebih mengarah kepada kemampuan berpikir kognitif. Kemampuan berpikir tidak akan berkembang tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan; 2 penanaman konsep dan keterampilan, tujuan yang kedua ini lebih condong ke arah psikomotorik. Keterampilan harus sering dilatih dengan banyak melatih kemampuan. Jika keterampilan yang dimiliki terasah secara maksimal maka hasil yang diharapkan juga maksimal; 3 pembentukan sikap afektif belajar bertujuan untu membentuk sikap mental, perilaku, dan pribadi siswa. Hal ini tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai yang berlaku. Faktor yang mempengaruhi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal siswa Rifa’i dan Anni 2009:97. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, dan kondisi sosial. Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan. Kondisi eksternal mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat. Oleh karena itu, kondisi internal dan eksternal siswa akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Hamalik 2010:57 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Winataputra 2008:1.14 pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku individu. Hardini dan Puspitasari 2012:10 bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Suprijono 2009:13 pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Guru mengajar dalam perspektif pembe-lajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswanya untuk mempela-jarinya. Sehingga diartikan bahwa kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dan bersifat organik dan konstruktif. Dari uraian tersebut dapat disimpukan bahwa dalam suatu sistem pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling ber- kaitan dalam menciptakan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Menurut Rifa’i dan Anni 2009:194 pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen sebagai berikut: 1 tujuan secara eksplisit pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran adalah instructional effect, selain memperoleh hasil belajar seperti yang dirumuskan dalam Tujuan Pembelajaran Khusus TPK, mereka juga akan memperoleh apa yang disebut dampak pengiring nurturant effect; 2 subjek belajar merupakan komponen yang utama karena berperan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek karena siswa adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar; 3 materi pelajaran yang komprehensif dan terorganisasi secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga tehadap intensitas proses pembelajaran; 4 strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran; 5 media pembelajaran merupakan alat atau wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran; 6 komponen penunjang dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam suatu sistem pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling berhubungan dalam menciptakan keberhasilan suatu proses pembelajaran.

2.1.2 Kualitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI MODEL COMPLETE AND CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV B SDN WONOSARI 02 SEMARANG

9 111 189

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH SISWA KELAS VB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 8 248

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH KELAS VB SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 32 340

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 SEMARANG

0 9 279

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PENDEKATAN SAVI DENGAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS IVA SDN PETOMPON 02 SEMARANG

0 5 258

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01 SEMARANG

0 20 237

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT BERAKSARA JAWA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS VA SDN BENDAN NGISOR SEMARANG

2 58 310

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MODELPEMBELAJARAN MODELING THE WAY BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS III SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 9 247

Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa dengan Metode Mind Map (Peta Pikiran) Siswa Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

1 18 170

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA DENGAN METODE FIELD TRIP KELAS IV SDN 01 TANJANG KECAMATAN Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa Dengan Metode Field Trip Kelas Iv Sdn 01 Tanjang Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 13