Kerangka Teori. 1. Pengertian Kinerja.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh kinerja Badan Keswdayaan Masyarakat dalam melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Di Desa Dalu X A Kecamatan Tg. Morawa. Manfaat Penelitian. Disamping tujaun yang hendak dicapai maka suatu penelitian harus menpunyai manfaat yang jelas. Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Secara subyektif, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dalam menganalisa permasalahan dilapangan. b. Secara metodologis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian ilmu social sebelumnya, khususnya dalam bidang Ilmu Administrasi Negara. c. Secara Teoritis. Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan ataupun informasi tentang seberapa besar pengaruh kinerja aparatur desa dalam melaksanakan Program Pemberantasan Kemiskinan Perkotaan. d. Secara akademis, penelitian ini diharapkan akan menyumbangkan khasanah ilmiah dan kepustakaan baru dalam penelitian-penelitian ilmu social. 5. Kerangka Teori. 5. 1. Pengertian Kinerja. Kinerja merupakan suatu hal yang penting untuk mengatur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap organisasi penting untuk selalu melakukan penialain terhadap kinerjanya karena hal tersebut dapat dijadikan sebagai input bagi Universitas Sumatera Utara perbaikan dan peningkatan kinerjanya dikemudian hari. Kinerja atau performance dipahami sebagai tingkat keberhasilan atau merupakan the degree of accomplishment atau dengan kata lain kinerja merupakan suatu tingkat pencapaian tujuan organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai criteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Criteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya Mahsun.2006:25. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut model Partner-Lawyer oleh Donnelly, Gibson, dan Ivancevich dalam Rivai 2004:16, kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh factor-faktor: harapan mengenai imbalan. Dorongan. Kemampuan, kebutuhan, dan sifat. Persepsi terhadap tugas. Imbalan internal dan eksternal. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh 3 hal, yaitu: a. kemampuan. b. Keinginan c. Lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga factor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan demikian, kinerja indovidu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian anttara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perassaannya ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jaiuh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Kepuasan tersebut berhubungan dengan factor-faktor individu, yakni: a. kepribadian seperti aktualisasi diri. b. Kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan. c. Status dan senioritas, makin tinggi hierarki didalam perusahaan lebih mudah individu tersebut untuk puas. d. Kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu semakin tinggi kepuasan kerjanya. e. Kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang mempunyai kepuasan yang tingi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi. Universitas Sumatera Utara Dari berbagai penjelasan diatas dapat didefinisikan bahwa pada hakikatnya kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standart dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Dengan demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda dimana salah satu entrynya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan, pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh sesorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hokum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. Oleh karena itu, kinerja organsasi paling tidak mengandung 3 aspek penting yaitu pemenuhan fungsi, kesesuaian dengan peraturan, dan pencapaian tujuan. Berkenaan dengan penilaian kinerja instansi pemerintah, Steers Hendri,2007:7 mengusulkan 3 indikator yaitu Responsiveness, Responsibility dan Accountability. Responsivitas adalah kemampuan organsiasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan sesuai degnan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Dengan demikian responsivitas menunjukkan kepada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dan kebutuhan-kebutuhan aspirasi masyarakat. Responsivitas menggambarkan kemampuan instansi pemerintah dengan menjalankan misi dan tujuannya. Organsasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang rendah pula. Data untuk menilai responsivitas bias bersumber pada organisasi dan masyarakat. Data Universitas Sumatera Utara organsasi digunakan utnuk mengindentifikasi jenis-jenis kegiatan dan program organisasi, sedangkan data masyarakat pengguna jasa diperlukan untuk mengindentifikasi demand dan kebutuhan masyarakat. Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan instansi pemerintah itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisai yang baik. Oleh karena itu responsibilitas bias saja berbenturan dengan responsivitas. Keinginan seorang pejabat organisasi public untuk meningkatkan responsivitas bias saja mengorbankan responsibilitas, manakala kebijakan dan proses administrasi yang ada dalam organisainya ternyata tidak lagi memadai untuk menjadi dinamika masyarakat selalu lebih cepat daripada perubahan organisasi. Responsibilitas dapat dinilai dari analisi terhadap dokumen dan laporan kegiatan organisasi. Penilaian dilakukan dengan mengecek apakah pelaksanaan kegiatan dan program organsasi cocok atau sesuai dengan prosedur adminsitrasi dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam organisasi. Akuntabilitas publik menunjukkan pada seberapa besar dan kegiatan instansi pemerintah tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oelh rakyar sendirinya akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat. Konsep, akunrabilitas public dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijaksanaan dan kegiatan instansi pemerintah itu konsisten dengan kehendak masyarkat banyak. Karena itu, dilihat dari ukuran internal yang dikembangkaan oleh instansi pemerintah sepertu pencapaian target. Kinerjanya sebaliknya harus dinilai dari ukuran-ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma-norma Universitas Sumatera Utara yang berlaku dalam masyarkat. Data akuntabilitas bias dari ebrbagai sumber, seperti penilaian wakil rakyat pejabat politis atau tokoh-tokoh masyarakat. Sementara itu Dwiyanto 1995:5 memasukkan dimensi produktivitas dan kualitas pelayanan dalam pengukuran kinerja instansi pemerintah, sehingga kinerja instansi pemerintah dapat dinilai melalui prodktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, responsibilitas, dan akunrabilitas. Produktivitas juga, merupakan salah satu kinerja instansi pemerintah yang penting. Hasibuan 1994:41 mengemukakan bahwa, “Produktivitas adalah perbandingan antara output hasil dengan input masukkan. Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi waktu, bahan, tenaga dan system kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerja”. Pada umumnya produktivitas memang diartikan sebagai rasio antara input dan output. Penilaian produktivitas organisasi biasanya dilakukan pada tingkat organisasi dengan menggunakan dokumen-dokumen yang tersedia dalam organisasi, seperti catatan dan laporan-laporan organsasi, penelitian atas produktivitas juga bias dilakukan dengan menbandingkan catatan mengenai sumebr daya yang diperlukan dan hasil yang dicapai organisasi. Erat kaitannya dengan pengukuran produktivitas adalah kualitas pelayanan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sejauh mana kualitas memperoleh hasil seprti yang dilakukan. Isu mengenai kualitas pelayanan cenderung semakin penting dalam menjelaskan kinerja membentuk image negative yang terbentuk mengenai instansi pemerintah muncul karena keridakpuasan terhadap kualitas pelayanan yang diterima oleh instansi pemerintah. Secara umum pelayanan yang berkualitas dapat diartikan sebagai pelayanan yang dapat diartikan sebagai pelayanan yang dapat memuaskan setiap Universitas Sumatera Utara pemakai jasa pelayanan, sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan prosedur yang telah ditetapkan Sebagai sumber data utama mengenai kualitas pelayanan adalah penilaian pengguna jasa atau masyarakat. Namun uji silang juga dapat dilakukan dengan mencek laporan dan dokumen organisasi mengenai pelayanan yang diberikan. Untuk penilaian dari pengguna jasa, unit analisi yang digunakan adalah individu yang mneggunakan jasa dari pemerintah tersebut.

5.2. Badan Keswadayaan Masyarakat BKM. .

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Manajemen Kredit Terhadap Pengembalian Pinjaman Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan Pada Badan Keswadayaan Masyarakat Di Labuhanbatu (Studi Kasus Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamata

2 33 133

Pengaruh Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area, Kota Medan).

1 47 70

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Respon Masyarakat Terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Di Kelurahan Pekan Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

1 39 127

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

Studi Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2kp) Di Desa Purbayan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo

0 3 127