Farmakologi Famotidin .1 Sifat fisikokimia famotidin

2.1.2 Farmakologi

Fungsi utama lambung adalah mencerna makanan yang masuk dari mulut. Pelaksanaan proses pencernaan yang baik memerlukan berbagai macam faktor penunjang seperti enzim pencernaan, pH tertentu bagi cairan lambung, kegiatan otot-otot lambung dan lain sebagainya. Berkurangnya faktor-faktor penunjang di atas akan mengganggu fungsi lambung tersebut. Ulcus pepticum adalah salah satu gangguan lambung yang merupakan suatu tukak pada lapisam mukosa yang digenangi asam lambung dan pepsin, dapat terjadi pada esophagus, lambung, duodenum dan jejenum. Obat yang efektif untuk terapi ulcus pepticum adalah obat yang yang mengurangi asam lambung antasida, obat yang kerjanya meningkatkan mekanisme proteksi mukosa lambung- doudenum dan obat yang mengurangi produksi asam lambung. Obat yang digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung salah satunya adalah penghambat reseptor H 2 , selain transquilizer dan antimuskarinika Anwar, 2000. Seperti halnya simetidin dan ranitidin, famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H 2 sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal dan akibat distimulasi oleh pentagastrin. Famotidin lebih efektif dalam hal mengurangi produksi asam lambung, tiga kali lebih poten dari pada ranitidin dan dua puluh kali lebih poten dari pada simetidin Dewoto, 2009. Famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H 2 yang yang kuat dan sangat selektif di permukaan sel-sel parietal, sehingga efektif dalam mnegurangi sekresi asam lambung. Famotidin digunakan untuk pengobatan Universitas Sumatera Utara tukak lambung atau usus dan keadaan hipersekresi yang patologis, misalnya sindrom Zollinger –Ellison, meskipun dalam keadaan ini Imperazol merupakan obat yang dipilih. Famotidin juga mengurangi kekambuhan tukak duodenum. Efektivitas famotidin untuk profilaksis tukak lambung, refluks esofagitis dan pencegahan tukak setres hampir sama dengan antagonis histamin reseptor H 2 lainnya Hardjono, 2000.

2.1.3 Farmakokinetika