tukak lambung atau usus dan keadaan hipersekresi yang patologis, misalnya sindrom Zollinger
–Ellison, meskipun dalam keadaan ini Imperazol merupakan obat yang dipilih. Famotidin juga mengurangi kekambuhan tukak duodenum.
Efektivitas famotidin untuk profilaksis tukak lambung, refluks esofagitis dan pencegahan tukak setres hampir sama dengan antagonis histamin reseptor
H
2
lainnya Hardjono, 2000.
2.1.3 Farmakokinetika
Kadar plasma tertinggi dicapai kira –kira 2 jam setelah penggunaan
secara oral. Masa paruh eliminasi 3 –8 jam dan bioavailabilitas 40–50.
Setelah dosis oral tunggal, sekitar 25 dari dosis ditemukan dalam bentuk asal di urin. Pada pasien gagal ginjal berat waktu paruh eliminasi dapat melebihi 20
jam Dewoto, 2009.
2.1.4 Indikasi
Untuk pengobatan tukak duodenal aktif atau duodenum, dosis penghambat H
2
yang diberikan pada waktu malam menjelang tidur adalah efektif. Hal yang sama dilakukan pada penderita tukak lambung. Pada tukak
duodenum atau tukak lambung dosis yang diberikan 40 mg sehari, atau pun yang paling umum adalah 20 mg diberikan dua kali sehari, umumnya 90
tukak sembuh setelah 8 minggu pengobatan Dewoto, 2009; Anwar, 2000.
2.1.5 Efek Samping
Efek samping famotidin biasanya ringan dan jarang terjadi, misalnya sakit kepala, pusing, konstipasi dan diare. Seperti halnya dengan ranitidin,
Universitas Sumatera Utara
famotidin nampaknya lebih baik dari pada simetidin karena tidak menimbulkan efek antiandrogenik Dewoto, 2009.
2.1.6 Interaksi Obat
Famotidin tidak mengganggu oksidasi diazepam, warfarin, atau fenitoin di hati. Ketokonazol membutuhkan pH asam untuk bekerja sehingga kurang
efektif bila diberikan bersama antagonis reseptor H
2
Dewoto, 2009.
2.1.7 Dosis
Dosis oral pada tukak duodenum atau tukak lambung aktif 40 mg satu kali sehari pada saat akan tidur. Umumnya 90 tukak sembuh setelah 8
minggu pengobatan. Dosis pemeliharaan untuk pasien tukak duodenum 20 mg. Untuk pasien sindrom Zollinger-Ellison dan keadaan hipersekresi asam
lambung lainnya, dosis harus ditetapkan secara individual. Dosis awal per oral yang dianjurkan 20 mg tiap jam. Sedangkan dosis intravena pada pasien
hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien yang tidak dapat diberikan sediaan oral, famotidin diberikan iv 20 mg tiap 12 jam Dewoto,
2009.
2.2 Tablet Kunyah