35
Formatio pembinaan diharapkan membuahkan hasil yang mendalam kepada para novis sehingga sikap dan tindakannya semakin menyerupai Tuhan
Yesus dalam penyerahan diri seutuhnya. Dalam artikel yang sama Paus Yohanes Paulus II juga menekankan bahwa dalam proses pembinaan hendaknya
melibatkan seluruh aspek kepribadian dan aspek hidup kristianinya, agar tujuan formatio yang ingin dicapai lebih mengarah pada proses pembaharuan yang tepat
dalam lembaga-lembaga religius, sebagaimana murid-murid Kristus yang juga dibantu untuk menerima kurnia Ilahi yang diterimanya dari Tuhan dan dengan
bantuan rahmatnya. Selain itu formatio juga bertujuan memperkenalkan mereka tentang hidup religius dan membuat mereka menyadari ciri khasnya di dalam
Gereja, terutama untuk membantu mereka semakin menyadari kesatuan hidup mereka dalam Kristus melalui Roh, dan memadukan secara harmoni antara
unsur-unsur rohani, apostolik, doktrinal dan praktis PPDLR, art. 1.
3. Manfaat Formatio
Pembinaan calon religius pertama-tama dimaksudkan untuk membina diri sendiri dengan mengembangkan daya cipta, rajin mengolah bacaan-bacaan yang
berfaedah dan bermutu melalui upaya-upaya lain seperti: kemampuan mengatur waktu, mencerminkan suatu sikap yang penting untuk berkarya, hidup sederhana,
bertanggung jawab, kesediaan berkorban, keberanian untuk mengambil resiko bila perlu dilakukan, sebaliknya bukan untuk menuntut para novis agar mampu
memikul semua kewajiban hidup religius, melainkan membantu para novis agar mampu secara langsung mengambil keputusan untuk hidup religius. Untuk itu
proses pembinaan tergantung dari keadaan suatu tarekat, karena isi dari suatu
36
pembinaan disesuaikan dengan cita-cita semula didirikan serikat religius tersebut. Sebagaimana telah menjadi harapan dan cita-cita sejak semula didirikannya serikat
religius disadari bahwa, manfaaat dari formatio dalam sebuah tarekat adalah membantu para calon religius mencapai suatu perkembangan yang seimbang baik
dari segi jasmani maupun dari segi rohani, sehingga pembinaan dapat menguatkan para novis serta mendorongnya untuk mengambil dan melaksanakan salah satu
cara yang terbaik guna mencapai tujuan dan sasaran hidup dan kerjanya Mangunhardjana, 1986: 14.
4. Tahap-tahap Formatio pada Umumnya
Pembinaan religius dalam setiap kongregasi pada umumnya dilaksanakan melalui tahap-tahap formatio berdasarkan konstitusi dari masing-masing tarekat.
Berdasarkan situasi dan perkembangan zaman, kebanyakan kesulitan yang dihadapi dalam pembinaan para novis dewasa ini biasanya disebabkan oleh
kenyataan bahwa ketika mereka diterima mereka tidak memiliki kematangan yang diperlukan. Memang tidak dituntut bahwa seorang calon harus mampu
secara langsung memikul semua kewajiban hidup religius namun dia harus dipandang mampu melakukannya tahap demi tahap. Inilah tujuan tahap-tahap
persiapan untuk novisiat, apapun nama yang diberikan kepadanya, nama postulat atau pra-novisiat, adalah sepenuhnya menjadi hak lembaga yang bersangkutan
untuk menentukan cara yang dilaksanakannya PPDLR, art. 42 . Mardi Prasetyo 1992: 42-62 menjelaskan pentingnya proses pembinaan
mengingat demi pertumbuhan dan perkembangan hidup para calon religius. Menurutnya setiap calon perlu mengenali pertumbuhan pribadinya melalui proses