26
2.1.13 Komik dari Sudut Pandang Islam
Jika dilihat dari sudut pandang Islam, penggambaran sebuah makhluk bernyawa sangat diharamkan dan hal ini juga disinggung dalam beberapa Hadits
seperti pada Hadits: “Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah
mereka yang menyerupai penciptaan Allah.” HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525.
Mengutip pernyataan Yusuf Qardawi, termasuk gambarlukisan yang diharamkan, yaitu gambarlukisan yang dikuduskan disucikan oleh pemiliknya secara
keagamaan atau diagung-agungkan secara keduniaan. http:media.isnet.org IslamQardhawiHalal2038.html diakses tanggal 16 Desember 2012.
Untuk yang pertama: Seperti gambar-gambar Malaikat dan para Nabi, misalnya Nabi Ibrahim, Ishak, Musa dan sebagainya. Gambar-gambar ini biasa
dikuduskan oleh orang-orang Nasrani, dan kemudian sementara orang-orang Islam ada yang menirunya, yaitu dengan melukiskan Ali, Fatimah dan lain-lain.
Sedang untuk yang kedua: Seperti gambar raja-raja, pemimpin-pemimpin dan seniman-seniman. Ini dosanya tidak seberapa kalau dibandingkan dengan
yang pertama tadi. Tetapi akan meningkat dosanya, apabila yang dilukis itu orang-orang kafir, orang-orang yang zalim atau orang-orang yang fasik. Misalnya
para hakim yang menghukum dengan selain hukum Allah, para pemimpin yang mengajak umat untuk berpegang kepada selain agama Allah atau seniman-
seniman yang mengagung-agungkan kebatilan dan menyiarnyiarkan kecabulan di kalangan umat.
Selain gambar-gambar di atas, yaitu misalnya menggambarmelukis makhluk-makhluk yang tidak bernyawa seperti tumbuh-tumbuhan, pohon-
pohonan, laut, gunung, matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Maka hal ini sedikitpun tidak berdosa dan tidak ada pertentangan samasekali di kalangan para
ulama.
27
Tetapi gambar-gambar yang bernyawa kalau tidak ada unsur-unsur larangan seperti tersebut di atas, yaitu bukan untuk disucikan dan diagung-
agungkan dan bukan pula untuk maksud menyaingi ciptaan Allah, maka tidak haram. Dasar daripada pendapat ini adalah Hadits sahih, antara lain:Dari Bisir
bin Said dari Zaid bin Khalid dari Abu Talhah sahabat Nabi, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya Malaikat tidak akan masuk rumah yang di
dalamnya ada gambar. Riwayat MuslimBisir berkata: Sesudah itu Zaid mengadukan. Kemudian kami jenguk dia, tiba-tiba di pintu rumah Zaid ada
gambarnya. Lantas aku bertanya kepada Ubaidillah al-Khaulani anak tiri Maimunah isteri Nabi: Apakah Zaid belum pernah memberitahumu tentang
gambar pada hari pertama? Kemudian Ubaidillah berkata: Apakah kamu tidak pernah mendengar dia ketika ia berkata: Kecuali gambar di pakaian..
Namun adapula pengecualian pada penggunaan patung atau lukisan untuk pendidikan, dalam hal ini Ulama memiliki beberapa pendapat, seperti:
Menurut Syeikh Yusuf Qardawi patung atau lukisan yang dibuat bagi tujuan permainan kanak-kanak, ianya adalah harus hukumnya kerana ada riwayat
daripada Rasulullah SAW yang memberi rukhshah kelonggaran mengenainya. Kelonggaran dan pengeculian ini adalah berdasarkan Hadits yang diriwayatkan
daripada Aisyah r.a. berkata yang maksudnya,“Aku biasa bermain-main dengan patung anak-anak perempuan di sisi Nabi SAW dan aku ada beberapa orang
kawan bermain-main bersama-samaku. Apabila Baginda masuk, mereka menyembunyikan patung-patung tersebut daripada Baginda, Baginda
membiarkan mereka untuk bermain-main bersamaku.” Hadits riwayat Bukhari Syeikh Gadul Haq, Bekas Syeikh al-Azhar, mempunyai pendapat yang
sama dengan al-Qaradawi. Beliau membenarkan patung untuk pendidikan seperti patung mainan anak-anak dan berpendapat harus hukumnya bagi patung separuh
tubuh dan mudah rosak yang diperbuatkan daripada tepung atau bahan-bahan lembut seperti plastesin dll.
Syeikh Atia Saqr dalam fatwanya, membolehkan patung mainan anak- anak, patung cepat rusak dan patung separuh badan. Selain itu patung yang tiada
28
salah satu anggota badan yang penting seperti kepala juga boleh dimiliki orang Islam, tetapi hukumnya adalah makruh. Kepala merupakan anggota penting bagi
tubuh. Manakala kaki tidak penting, kerana manusia masih mampu hidup tanpanya.Secara dasarnya, ulama bersepakat bahawa patung dianggap harus jika
ada faedah seperti untuk mainan anak-anak dan dan dianggap haram jika digunakan untuk penyembahan.
Jadi seusai dengan uraian tentang hukum menggambar dalam Islam, dapat diambil sebuah kesimpulan, yakni menggambar dalam Islam tidaklah haram jika
ditujukan untuk pendidikan bagi anak-anak, adapula yang beranggapan jika gambar tersebut diberi sebuah kecacatan seperti halnya hukum pada patung,
maka lukisan tersebut tidak haram. Lukisan yang haram disini adalah lukisan yang ditujukan pelukisnya untuk menyamai ciptaan Allah SWT.Dan lukisan yang
ditujukan untuk di sembah seperti pada lukisan orang Nasrani. http: haltebikumiku.comnewsview3ketika-saya-ditanya-hukum-menggambar-dalam-
Islam diakses tanggal 16 Desember 2012
2.1.14 Analisa Target Audience • Segmentasi