Consumer Insight Metode Perancangan Kerangka Berpikir

41 Gambar 3.1 Dokumentasi C onsumer Journey Sumber: Dokumentasi pribadi

3.6 Consumer Insight

Setelah melakukan Consumer Journey, dapat dilihat bahwa target audiens seperti remaja pada umumnya melakukan aktifitas seperti sekolah dan bermain. Namun target audiens lebih menyukai bermain computer dan juga menyukai membaca komik. Dia membaca komik sebagai hiburan sebelum tidur, target audiens memiliki koleksi komik yang cukup banyak, mulai dari manga jepang seperti detective conan, naruto, dsb sampai komik Indonesia seperti komik si juki.

3.7 Metode Perancangan

Proses Perancangan ini menggunakan beberapa metode-metode penelitian, antara lain: 1. Penentuan problematika Setelah melihat fenomena yang telah didapat langkah berikutnya adalah melakukan penentuan problematika dengan cara melakukan observasi dan pencarian informasi dari beberapa sumber media, kemudian dilakukan analisa untuk ditarik menjadi sebuah identifikasi masalah. 2. Konsep Desain Untuk menentukan konsep desain ini dilakukan dengan cara mengkaji sebuah eksisiting dan melakukan kuisioner untuk menemukan karakteristik 42 komsumentarget audiens. Kemudian dari sesuatu yang didapat sebelumnya antara fenomena, permasalahan dan karakteristik audiens digabungkan untuk menemukan keyword dari sebuah konsep. 3. Penentuan Kriteria Dari ditemukannya keyword dan konsep, dapat diturunkan untuk kemudian menemukan kriteria desain dan menentukan aspek visual dengan cara mengkaitkan dasar-dasar tinjauan teori yang telah dilakukan. 4. Alternatif Desain Alternatif desain dapat dilakukan setelah menemukan kriteria dan telah melalui proser pembuatan sketsa.Thumbnail, rough design yang kemudian dipilih beberapa untuk menjadi alternatif desain. 5. Implementasi Desain Implementasi desain didapat setelah final desain dipilih dari beberapa alternative desain yang telah dikuisionerkan. 43

3.8 Kerangka Berpikir

Gambar 3.2 Bagan kerangka berpikir Rumusan Masalah Hipotesa dan Solusi dalam Sudut pandang DKV Studi Literatur -Tentang komik dan strukturnya -Pembuatan komik yang efektif -Penerapan hadits dalam komik Studi Komparator Studi Kompetitor Riset Lapangan Kuisioner Untuk mengetahui gaya gambar yang sesuai dengan target Wawancara -Untuk mengetahui cara dakwah dalam era modern -Mengetahui seberapa efektif komik sebagai sarana dakwah Konsep Desain Komik Tentang Hadits Pokok Evaluasi Final Desain Fenomena 44

BAB IV KONSEP DESAIN

4.1 Analisis Data Riset

4.1.1. Analisis Data Wawancara Data riset yang dilakukan melalui proses wawancara ini dilakukan dengan narasumber yang memiliki kompetensi tentang perancangan komik Hadits Nabi untuk anak-anak. Kedua narasumber tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam merancang sebuah komik Islami dan narasumber yang lain adalah salah satu target audiens. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan terhadap kedua narasumber tersebut : a. Wawancara kepada narasumber yang berkompeten dalam pembuatan komik Islami. ,wawancara ini mengulas tentang bagaimana cara berdakwah untuk anak muda di era kontemporer seperti ini. Menurut beliau, dakwah diera sekarang ini diperlukan kreatifitas yang tinggi dalam penyampaiannya, hal ini digunakan agar semua orang dapat menikmati isi dari dakwah tersebut. Jika dakwah hanya dilakukan dalam sebuah majelis, yang ada adalah tidak semua orang yang mengikutinya, sehingga sasaran target dari dakwah sangat kurang luas karena hanya orang itu-itu saja yang mengikuti majelis. Dan jarang sekali dalam sebuah majelis ditemui anak- anak muda. Dan penggunaan komik sebagai media dirasa cukup untuk mengenai target pasar dan dengan cakupan target yang luas sehingga cocok untuk semua umur. Wawancara ini juga dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang tahapan proses pembuatan komik Islami dan juga tentang perancangan komik yang bertemakan Islami dikalangan masyarakat. Dalam wawancara narasumber menerangkan tentang pentingnya adanya kreatifitas dalam menyampaikan Hadits-hadits Nabi. Karena tanpa adanya kreatifitas pengajaran tentang Hadits-hadits Nabi tidak akan berkembang. Dan jika pengajaran hanya dilakukan di majlis, di taman pendidikan qur’an, maupun disekolah, maka pengajaran tersebut hanya akan stuck disitu aja. Sedangkan di era teknologi yang semakin