7
BAB II LITERATUR DAN STUDI EKSISTING
2.1 Data dan Literatur
2.1.1 Definisi Komik
Komik menurut McCloud 2001:9 adalah sebuah gambar maupun simbol yang disusun bersebelahan dalam suatu urutan yang bertujuan untuk
menyampaikan suatu informasi. Gambar maupun simbol yang bagus tidak menentukan apakah sebuah
komik itu bagus atau tidak, namun komik yang bagus adalah komik yang mampu menyampaikan isi dan pesan sebenernya oleh si penulis kepada para pembacanya.
Penekanan pada alur dan gaya bercerita dalam sebuah komik merupakan hal terpenting agar komik tersebut menjadi baik.
Pada jaman sekarang, komik tidak hanya merupakan media yang hanya digunakan untuk hiburan saja.Komik bisa menjadi suatu media yang efektif untuk
menyampaikan sebuah pesan.Karena dalam komik pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih mudah untuk diterima dan dimengerti, karena bahasa gambar lebih
mudah dipahami dibandingkan bahasa tulis maupun lisan Kusrianto, 2007:164. Komik sendiri tidak hanya terdiri dari gambar dan simbol saja, didalam
komik text juga merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh komik. Text bersifat untuk memberikan suatu informasi akan keadaan di komik.
Walaupun begitu, menurut Will Eisner 1985:16 komik tetap mampu dibuat walaupun dalam komik itu sendiri tidak menggunakan text balon.
Penerbitan dari komik pada awalnya hanya bermula menjadi sisipan dalam bentuk komik strip pada sebuah Koran sebagai selingan hiburan bagi Koran yang
bersifat serius. Namun dalam perkembangannya komik menjadi sesuatu yang sangat serius dalam hal atau pesan yang disampaikan didalaamnya. Di zaman
sekarang ini komik diterbitkan beraneka ragam, mulai dari pembuatan komik strip
8
di majalah-majalah maupun koran. Sampai pembuatan kumpulan beberapa seri pada buku-buku shonen dijepang maupun komik yang diterbitkan dalam buku
sendiri.
2.1.2 Sejarah Komik Indonesia
Komik Indonesia pertama kali muncul pada tahun 30-an pada masa jaman penjajahan belanda. Komik tersebut dibuat pertama kali oleh Kho Wang Gie pada
sebuah media massa berbahasa Melayu Cina pada surat kabar bernama Sinpo dan masih berbentuk komik strip. Komik milik Kho Wang Gie ini mampu bertahan
dari tahun 1930-1950. Komik karya Kho Wang Gie ini berjudul ‘Put On’, komik ini merupakan komik pertama dan menjadi pelopor komik humor di Indonesia.
Komik ini menceritakan tentang kehidupan seorang pria gendut yang tinggal bersama ibu dan adiknya dengan kondisi ekonomi menengah.Komik ‘Put On’
merupakan komik yang sangat popular di Indonesia pada saat itu. Komik Indonesia pernah mencapai masa keemasan pada awal tahun 50-an,
yaitu ketika R.A. Kosasih dengan komik Sri Asih karyanya menjadi sangat popular dikalangan para pecinta komik dan juga kesuksesannya dalam mengankat
cerita pewayangan Mahabarata kedalam sebuah komik menjadikan R.A. Kosasih sebagai Bapak Komik Indonesia.Cerita Sri Asih sendiri mengadopsi cerita dari
komik Amerika yaitu komik Wonder Woman. Selain itu komikus lain juga banyak yang mengadopsi cerita superhero dari Amerika seperti komik kapten
comet, dan Garuda putih Sintyawati, 2010:14. Kesuksesan komik-komik superhero Indonesia mencapai akhir pada tahun
1955 ketika terdapat banyak tentangan dari para pengkritik budaya karena banyaknya aksi kekerasan dan terlalu meniru budaya barat pada komiknya.
Bahkan adanya razia-razia pada taman bacaan dan terjadi aksi pembakaran. Komik-komik pada saat itu lebih menitik beratkan pada pesan tentang propaganda
politik di era masa orde baru. Komik lokal mulai menunjukkan kesuksesannya kembali pada tahun 1965
ketika munculnya komik novel Hujan, dan komik Potret hitam yang mengadaptasi cerita komik mandarin. Selain itu ada juga komik dari Jan Mintagara yang banyak
9
mengadopsi cerita dari komik india yang lebih memiliki bobot yang lebih berat. Namun pada tahun 1967, polisi kembali merazia komik-komik yang mengangkat
cerita tentang percintaan remaja Kusrianto, 2007:176.
Gambar 2.1 Cover komik Si Buta Dari Gua Hantu
Sumber:http:komikdancersilantik.blogspot.com diakses tanggal Agustus 2013
Komik lokal mulai kembali bangkit saat banyaknya kisah persilatan yang diangkat dalam komik, seperti kemunculan komik karya Ganes TH yaitu Si Buta
dari Gua Hantu yang menjadi ikon dari komik nasional Indonesia. Selain komik Si buta dari gua hantu, komikus lain berusaha membuat karakter tandingan seperti
komik Pendekar Bambu kuning. Setelah itu diawal tahun 90-an, komik-komik impor dari jepang mulai
menghiasi lagi toko-toko buku dan tempat persewaan di Indonesia. Komik-komik tersebut dating dengan berbagai macam genre yang ditawarkan, mulai dari genre
action seperti saint seiya, chinmi dan kenji. Genre remaja seperti candy-candy. Dan komik jenaka seperti komik Kobo Chan Kusrianto,2007:179.
Komik Indonesia mulai menunjukkan gairahnya lagi pada era 2000-an ketika banyaknya website yang memuat karya-karya dari komikus lokal. Sehingga
para komikus lokal dapat menunjukkan karyanya tanpa harus mengeluarkan uang, dan juga dapat mempromosikan karyanya untuk dilirik oleh publisher besar untuk
dijadikan dalam bentuk buku komik sendiri.
10
2.1.3 Jenis Komik